Part 2

0 0 0
                                    

"Yaudah, kalau itu mau Marsya. Yuk ke kosan kaka. Tuh diseberang jalan" Ka rangga mengajakku ke kosannya.
"Yuk, kak" Kataku langsung berdiri dan berjalan ke kosan ka rangga.
Sampai di depan kosan ka rangga, ka rangga membuka pintu dan mempersilahkan aku masuk.
"Sini sya, masuk." Katanya.
"Tapi aku basah kak? " Kataku, aku gak enak dengan ka rangga. Iya sudah bik sekali kepadaku dan sekarang dia mempersilahkan aku masuk ke kosannya.
"Gak papa, nanti bisa ganti baju. Kkaa ada baju cewek bekas ade kaka. Seminggu yang lalu adek kaka kesini. Dia seumuran ama kamu" Katanya.
Yah, mau bagaimana lagi rezeki gak boleh di tolak. Iya gak?
"Yaudah, kak aku masuk ya" Kataku. Aku masuk ke kosan ka rangga. Kosannya lumayan luas.
Di kosan ka rangga, aku dibuatkan pop mie sama ka rangga. Ketika aku selesai ganti baju, pop mie yang udah mateng ada di ruangan yang berisi TV dan karpet lantai.
"Sya, udah selesai ganti bajunya? Nih kalau udah selesai. Makan dulu pop mie nya udah kaka buatin. Kalau mau ditambah nasi ada. Marsya ambil sendiri ya di dapur" Katanya sambil berjalan menuju kamar mandi. Sepertinya ka rangga mau mandi.
Aku makin merasa gak enak, ka rangga udah baik banget. Padahal aku gak minta dibikin eh malah dibikinin. Hmm, tapi yaudahlah.
"Ya ampun, kak gak usah dibuatin juga kak. Marsya bisa kok bikin sendiri" Kataku berbicara agak keras, karena ka rangga sedang ada di kamar mandi. Takutnya gak kedengeran. Wkwk
"Gak papa sya, udah cepetan makan. Katanya kamu lapar" Jawab ka rangga.
"Syiap kak" Kataku. Aku langsung memakan pop mie nya. Hemmm dingin dingin gini enak banget makan pop mie. Apalagi dibikininnya sama ka rangga. Cowok tampan dan bertubuh sispek.
Tak lama kemudian, pop mie ku habis. Ka rangga pun selesai mandinya. Ia sekarang menuju kamarnya. Wow ka rangga, perutnya kaya roti sobek.batinku.
Terlihat dengan jelas kulit putih manis ka rangga, serta roti sobek yang ada di perut ka rangga. Yang membuat semua cewek naksir kepadanya. Tapi kenapa aku tidak ada perasaan ke ka rangga. Entah aku bodoh atau memang aku merasa ka rangga sudah anggap kakaku sendiri.
Balutan handuk putih, yang menempel di tubuh sispek ka rangga. Menambah ke tampanan ka rangga. Damage nya  bukan maen.
Tak lama kemudian, ka rangga sudah selesai ganti baju. Ia keluar memakai celana boxer dan kaos hitam yang pas di tubuh sispexnya.
"Gak nambah sya? " Kata ka rangga.
"Enggak kak, udah kenyang" Kataku. Padahal aku masih sedikit laper sih.
"Hmm, yaudah kalau gitu. Kamu istirahat aja dulu. Itu kamar ada satu lagi kosong" Akta ka rangga sambil menunjukkan ke sebuah ruangan.
"Iya kak, aku mau di sini, dulu" Kataku. Aku masih mau mengingat ingat apa yang terjadi sebelum aku pingsan di jalan.

Next part 3

GERIMIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang