1 -see you- MEET HIM

26 11 10
                                    

Happy reading all
.
.
.

suasana riuh yang terjadi di rumah Gersya, tiada hari tanpa keributan yang terjadi.

Suara keributan itu terjadi di kamar Gersya, yaitu di lantai dua.

"HEH! KAMU ITU CUMA BEBAN KELUARGA, PANTESNYA ITU KAMU MATI!" pekik perempuan paruh Bayah tersebut yang tak lain adalah Santi, bunda Gersya.

Santi mencengkeram kuat pipi Gersya hingga menimbulkan bekas merah.

"TUNGGU SINI JANGAN KEMANA-MANA!" bentak Santi.

Gersya menatap kepergian bunda-nya yang menuju keluar kamar Gersya, baru saja ingin bernafas lega bunda-nya sudah kembali membawa sesuatu dengan ember.

Santi mendekati Gersya dengan senyum yang sulit diartikan, tiba-tiba air itu...

Byur!

air panas yang di siramkan di sekujur tubuh Gersya, rasa panas dan perih yang sekarang sedang Gersya rasakan.

Menangis sesenggukan tidak membuat bunda nya merasa kasian.

Gersya hanya diam tidak bisa melawan, menunduk dengan air mata yang membanjiri pipi mulusnya itu.

Santi menjambak rambut Gersya menggunakan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya untuk memegang pisau yang akan di tancap pada perut Gersya.

"SIAP-SIAP MENJEMPUT AJAL MU MANIS!" sarkas Santi tersenyum smirk.

"Ja ... jangan lakukan itu bun ... da," isak Gersya terbata-bata.

"Apa kamu bilang manis? jangan? eum seperti saya akan ..." ucap Santi menggantung kalimatnya sambil mengelilingi Gersya yang duduk di lantai.

"BU.NUH.KA.MU.SE.KA.RANG!" lanjut Santi menekan setiap kalimat perkataannya.

"BUN AKU ITU ANAK KANDUNG BUNDA, TANPA RASA IBA BUNDA SELALU NYIKSA GERSYA, TAPI GERSYA SELALU DIEM DAN NERIMA APAPUN PERLAKUAN BUNDA, KENAPA DULU NGGAK GUGURIN AJA KANDUNGAN BUNDA DARIPADA AKU DI SIKSA GINI TERUS, aku cape bunda," lirih Gersya di akhir ucapan.

Plak!

Tamparan keras pada pipi Gersya, matanya yang sembab, hidung memerah dan pipi juga memerah karena bekas tamparan dan cengkraman jari bunda-nya.

"DIAM KAMU ANAK HARAM, GAUSAH BANYAK BACOD!"

"terus apa alasan bunda siksa aku gini bun hiks?"

"GAUSAH KEPO, LEBIH BAIK KAMU MATI SECEPATNYA!"

Suasana yang begitu mencengkeram, aura yang ada pada Santi sudah bukan seperti manusia melainkan iblis jahanam.

Pisau tajam yang sedang Santi mainkan untuk menujah anak kandungnya itu.

Gersya hanya bisa pasrah dengan keadaan, ia harus siap apapun yang terjadi kedepannya.

dan ya...

JLEB!

AAAAA!

SEE YOU ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang