Happy reading all
.
.
.Kini, Elgar dkk sedang berada di markas mereka, akan membicarakan uang itu akan buat apa saja.
"Gar, uang ini mau kita gunain buat apa?" tanya Abi.
"Sebagian buat kita tabung, seandainya ada kepepet atau apalah, dan sebagian bagiin aja ke duafa, yatim, atau lainnya," tutur Gala.
"Tumben pinter," ledek Regan.
"Ya terserah kalian setuju apa nggak, karna berbagi itu indah, apalagi berbagi nya ke gue semua," ucap Gala.
"Setuju," singkat Elgar.
"Two in," sambung Abi.
"Okedah, tri in," lanjut Regan.
"duluan, ada macam ngamuk," pamit Elgar begitu saja. Pasalnya ia mendapat spam chat dari sang mama.
Ketiga temannya pun ikut pergi meninggalkan markas mereka itu.
Sekarang menunjukkan pukul satu dini hari, hawa yang begitu dingin menyentuh kulit, untung saja Elgar menggunakan jaket yang lumayan tebal dan tentunya kece.
Tak sengaja sorot lampu motor Elgar mengarah kepada gadis yang sedang duduk di trotoar kepala yang menunduk dengan tangan terlipat diatas kakinya.
Jarak Elgar semakin mendekat dengan gadis itu, akhirnya Elgar turun karena merasa kasihan kepada gadis perempuan itu.
Elgar menepuk pundak gadis itu agar mendongak.
Puk ... Puk
Akhirnya gadis itu mendongakkan kepalanya mengarah kepada Elgar, seketika Elgar tercengang melihat kondisi gadis di depannya ini.
Mata sembab, hidung yang memerah, dan lebih parahnya banyak bekas pukulan yang melebam di sekujur tubuhnya.
"k-kak ... El-ga..."
Bruk!
Dengan sigap Elgar memeluk gadis itu agar tidak terbentur di tanah kepalanya. Gadis itu adalah Gersya.
Bingung bagaimana ia akan membawa Gersya, terpaksa Elgar menelpon Abi untuk membawa mobil di tempat Elgar sekarang ini. Karna rumah Abi yang paling dekat dari jarak mereka selain itu orang tua Abi sedang pergi keluar negeri.
Dengan tekad yang kuat Elgar memberanikan diri untuk membawa Gersya ke rumahnya untuk mengobati luka yang membiru di tubuh mungilnya itu.
Untung saja Elgar ada kunci cadangan jadi memudahkan ia untuk memasuki rumahnya. Dengan cepat Elgar membawa Gersya kedalam rumahnya.
Elgar meletakkan Gersya di sofa ruang tengah, karna tidak mungkin ia membawa ke dalam kamarnya. Setelah itu Elgar mengambil es batu dan handuk di dapur.
"ngapain?" tanya seseorang paruh baya yang bisa di bilang sangat cantik.
"Allahuakbar, ish mama mah ngagetin aja ih, ma klo mau marahin Elgar nanti aja, cancel dulu, sekarang mama bantuin Elgar," tutur Elgar.
Elgar menarik tangan sang mama menuju ruang tamu, tempat dimana Gersya berada sekarang dengan keadaan yang sedang pingsan.
"Astaghfirullah, anak gadis siapa yang kamu bawa malem-malem begini Elgar, wah ga bener nih, atau jangan-jangan..." ucap mama Elgar menggantung.
"Ish Elgar kan udah bilang klo mau nyerocos di cancel dulu,"
"Kamu ambil kotak P3K, ini ada beberapa lebam di bagian lengannya," suruh Ela -mama Elgar- dengan cepat.
Elgar mengambil kotak itu lalu kembali menghampiri mama nya itu. Mama
KAMU SEDANG MEMBACA
SEE YOU ( REVISI )
Teen FictionHAPPY READYNG📖 ketika perjuangan sudah sampai di titik temu untuk berakhir, dimana semua kisah selesai di hari, jam, menit, detik itu juga. lelah? itu pasti. segala cara yang telah dengan hasil yang sama yaitu NIHIL. NO PLAGIAT ‼️ start : juni 2021...