Sand And Sea

prolog

Gundukan tanah merah menjadi saksi dari sakit yang kian menyesakkan.

"Ayah Bunda jangan dulu pergi, Sea masih butuh kalian. "

Tapi tidak mendapat jawaban.

Pemakaman masih memberikan kesan sepi karena saat itu pengunjungnya bahkan hanya dua orang.

Bukankah sudah biasa tangis kesakitan karena luka ditinggalkan mengalun di pemakaman?

Tapi hari ini alam seolah ikut berduka, langit yang gelap sejak pagi memberi peringatan bahwa hujan lebat bisa turun kapan saja.

Tak jauh dari seorang perempuan yang sedang meratap tadi, seorang pria yang sudah selesai merapalkan do'a memilih bangkit untuk pulang, tetes hujan juga mulai turun.

Mencoba tidak peduli, pria itu berjalan menjauh dari pemakaman menuju tempat mobilnya diparkir.

Belum sampai meraih pintu mobil, pikirannya berkecamuk. Mana bisa dia pulang dengan tenang, hujan kian melebat sedang perempuan tadi sendirian.

Tidak ada manusia yang baik-baik saja ketika ditinggalkan sendirian di bumi oleh orang terkasihnya. Terlebih, laki-laki itu tau sesakit apa luka karena pernah merasakan.

Dia memilih berbalik, menghampiri seseorang yang tidak dikenal.

"Hujannya makin deres, ayo neduh. Lo bisa sakit kalau lama-lama di sini. "

Tak ada jawaban, bahkan keduanya berakhir dengan saling tatap. Si perempuan masih bersimpuh karena rasanya tidak punya tenaga untuk bangkit. Si laki-laki menunduk dengan tatapan kosong.

Dua orang yang bertemu dengan nasib sama, ditinggalkan.

Akankah mereka saling menguatkan?

Ini bukan cerita Romeo dan Juliet yang dibawa sampai mati.

Ini cerita mereka yang dipertemukan lewat kematian oleh masing-masing orang tersayang.

Chapter one comingsoon!!

Treasure Yoshinori as Romeo Artalingga

Itzy Lia as Seamika Gegam Julia