Hari Pertama

21 4 1
                                    

"Selamat pagi Hollis!", berkata nenek sambil aku membuka mata. Jendelaku terbuka, burung bernyanyi, dan angin yang sejuk di pagi hari. Ini hari pertama sekolah sekolah bagiku, SMPN 31 dan aku tidak terlalu tertarik. Dulunya, aku bersekolah di Global Prestasi School (GPS), tetapi nenekku tidak mempunyai uang yang cukup untuk membiayaiku melanjutkan sekolah di situ, maka aku pindah ke sekolah ini. Dalam pikiranku, aku mulai berpikir

"kecemasan, silahkan pergi!"

Saat aku keluar dari tempat tidur, adikku sudah turun ke meja makan, dan nenekku membuat sarapan spesial untukku yang membuat hatiku girang.

Kecemasan atau kegelisahan itu selalu melekat kepadaku, dari SD kelas 1 sampai sekarang, kecemasan ini sudah tumbuh di dalam tubuhku. Pada saat SD tidak terlalu parah, tetapi semakin aku menjadi lebih tua, kecemasan ini menjadi lebih kuat. Aku mulai memulai memakan sarapan specialku (pancake) dan memulai hariku seperti biasa. Aku menyiapkan buku-buku untuk sekolah, memakai seragam, pakai sepatuku dan naik mobil nenekku ke sekolah. Mobil nenekku sudah mendekati depan gerbang sekolah, dan aku memulai panik sendiri saat melihat semua orang yang berjalan,

"gimana kalau aku salah ngomong." Aku berkata kepada diriku sendiri.

"Semoga harimu menyenangkan di sekolah!", kata nenekku sambil aku turun dari mobil.

Aku bersenyum dan melambai kepada nenek, tetapi jauh di lubuk hatiku, aku takut bertemu orang baru.

Aku berjalan melewati pintu depan sekolah, dan mulai berjalan ke kelasku. Aku mulai berkeringat saat saya berjalan menyusuri lorong. Melihat semua orang di lorong itu membuatku lebih takut lagi,

"tolonggg jangan ada yang ngomong ke aku", aku berkata kepada diri sendiri.

Aku perlahan mendekati pintu kelasku untuk tahun ini. Aku meraih pegangannya dan memulai membuka pintu. Aku mendesah dengan lega , tidak ada yang berbicara denganku. Hampir semua orang di kelas sudah duduk di kursi masing2 dan aku mencari tempat duduk yang kosong, meletakkan tas ranselku, dan duduk. Satu kelas ribut berbicara dengan sesama, sementara aku diam sendiri. Saat aku berpikir aku sendirian, ada perempuan yang mendekatiku,

"Hai, selamat datang ke SMPN 31, aku Rachel, namamu siapa?"

Aku langsung membeku

Sebelum aku bisa menjawabnya, guru kita mulai memasuki kelas dan semuanya mulai tenang. Rachel balik ke tempat duduknya dan semuanya tidak berbicara. Guru memulai kelasnya,

"Selamat pagi semuanya",

"Selamat pagi bu guru" dijawab kelas.

Kata nenekku, guru itu bernama ibu Santi.

"Sebelum kita memulai kelas untuk hari ini, ada anak baru di kelas kita. Namanya Hollis"

jantungku berdetak kencang

tanganku mulai berkeringat

aku mulai berpikir semua cara aku bisa salah berbicara, berjalan, semua itu.

Sebelum aku bisa berpikir panjang, aku dipanggil ke depan

"Ayo Hollis, ayo ke depan kelas dan perkenalkan dirimu."," Ok m- ms" Aku mulai berjalan ke depan. Satu kelas melihatku, sambil aku berjalan. Saat aku ke depan kelas, aku terkejut bahwa aku mulai bercakap dengan lancar, "Halo semuanya, namaku Hollis, aku 14 tahun, dan aku suka menulis cerpen." Tunggu, gitu saja? How did I just do that Aku seneng sendiri saat itu, hehehehe. Ibu Santi menyuruhku untuk balik ke tempat dudukku. Phew, lumayan bagus. TETAPI, saat aku balik ke tempat duduk, aku tersandung ujung meja teman kelasku, DUK. Aku jatuh muka duluan. Berberapa detik tidak ada suara. Terus satu kelas menertawaiku. Semakin lama aku di lantai, semakin keras tertawa itu. Walaupun aku di tengah kelas, aku merasa ingin menangis di situ. Aku berdiri dan lari secepat mungkin ke kamar mandi. Aku masuk salah satu tempat BAB, dan mengunci pintunya. Aku ingin menenangkan diri tapi air mataku sudah mengalir dari mataku.

Aku menyelesaikan hari ini dengan sedih karena kejadian itu. Saat dalam perjalanan pulang, nenekku menanyaiku,

"Kamu kenapa keliatannya sedih?" kata nenekku.

"aku gak mau berbicara tentang itu", aku balas dengan malu.

Aku hanya ingin untuk hari ini berakhir. Setelah hari itu, aku menjadi terkenal di sekolah karena kejadian itu. Aku menjadi lebih malu dengan sekolah karena ini.

Aku merasa ingin terbang ke kota lain, dan tinggal di sana. Tetapi pada hari itu, kejadian aku terjatuh muka dulu itu bukan kejadian paling, "seram". Saat aku tidur, aku tiba-tiba merasa dingin di kakiku. Ini bukan AC, ini sesuatu yang beda, saat aku membuka selimut dari kakiku, tidak ada yang terlalu shocking, tetapi saat aku berdiri, aku melihat bahwa bayanganku hilang...

Aku tidak berpikir terlalu keras kepada ini karena aku tidak bisa melakukan apa-apa juga pada saat itu, dan aku balik tertidur. Di sinilah saat hal-hal menjadi aneh. Aku bermimpi bahwa aku menjadi sangat kecil, sekecil sebutir nasi. Aku sedang di dapur, dan di sebelah sepasang sepatu. Aku melihat banyak bayangan-bayangan yang terbang dari ujung tembok kiri sampai kanan, dan beberapa dari bayangan-bayangan itu aku mengenal beberapa. Aku mengenal bayangan adikku, bayangan nenekku, bayangan Rachel, dan bayangan orang tuaku...

Jika kamu belum tau, aku tidak terlalu mengenal orang tuaku dengan jelas karena mereka bercerai saat aku masih kecil. Setelah cerai, Ibuku meninggal saat aku masih berumur 5 tahun. Aku sudah tidak bertemu dengan ayahku karena ia dipenjara, mengapa? Karena ia membunuh ibuku. Aku tau, cukup mengejutkan bukan? Aku masih belum percaya bahwa itu terjadi, tetapi akibat tidak mempunyai sosok ibu dan ayah, aku selalu menutup mulutku jika aku mempunyai sesuatu yang aku mau bicarakan. Apapun itu yang aku pikirkan, aku menyimpannya untuk diriku sendiri.

Maka saat aku melihat bayangannya mereka, aku terkejut. Tetapi ada satu bayangan yang aku bisa mengenal dengan jelas, bayangan aku sendiri. Bayanganku lebih besar dari semua bayangan-bayangan yang lain. Ia melihat aku dan ia langsung ingin menginjak aku. Aku berlari secepat mungkin dari bayanganku sendiri, tetapi aku terlalu kecil untuk lari jauh. Beberapa detik kemudian, ia menangkapku. Kakinya mengancang-ancang untuk menginjakku. Saat kakinya hampir menginjakku, aku bangun dari tidurku. Ini tidak normal, tapi bagaimanapun juga, ini hanyalah mimpi kan? Iya kan..?

MonsterkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang