3

7 3 0
                                    


"Disini merupakan sekolah khusus untuk para anak mengasah kemampuannya." ucap Ceisya

"Kenapa sekolah ini bisa berbeda dari yang lain?" tanya Allura.

"Karena sekolah ini khusus sang terpilih." jawab Ceisya

Allura manggut-manggut mengerti, pantas saja gedungnya mewah dan bagus. Ternyata tempat ini untuk para terpilih mengasah kemampuannya. Sekarang ia mengerti, kenapa ayahnya memasukkan dirinya disini. Sudah pasti ia berarti sang terpilih? Ahh pasti tidak mungkin. Kalau sang terpilih kekuatannya bisa diatas dari para dewa dan dewi. Memikirkan itu saja sudah membuat kepalaku sakit!

"Di sekolah ini memang muridnya sedikit tapi kemampuan mereka diatas rata-rata dari murid di sekolah lain. Biasanya di gedung ini memiliki fasilitas yang terbilang cukup memadai dan semua sudah ada disini." jelas Ceisya sembari menoleh ke kanan dan ke kiri

"Kalau sejarah dibangun sekolah ini oleh siapa?" tanya Allura pensaran.

"Kau penasaran dengan itu?" tanya balik Ceisya, yang diangguki Allura.

"Dahulu kala, enam kerajaan bersatu saling bekerja sama. Mereka membuat keputusan untuk membangun sekolah bagi para anak di negeri ini," ucap Ceisya menyentuh dinding koridor asrama perempuan

"Mereka hidup makmur dan bahagia. Ada satu kerajaan yang iri terhadap enak kerajaan tersebut, karena merasa kerajaan dirinyalah diasingkan. Ia akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan iblis dan berniat menghancurkan dunia yang indah ini. Akhirnya, berita itu sudah didengar oleh para raja. Mereka berunding dan akhirnya setuju untuk membangun sebuah sekolah bagi sang terpilih." jelasnya panjang lebar

"Sang terpilih?" tanya Allura.

"Sang terpilihlah yang akan mengadakan petualangan menghabisi para kegelapan. Dan ramalan yang aku dengar, ada keenam remaja yang berpetualang untuk menghadapi kegelapan. Dan ternyata mereka itu sang terpilih." jawab Ceisya menoleh pada Allura

"Sang terpilih yang memiliki kekuatan melebihi dewa dan dewi?" tanya Allura yang penasaran.

"Ya, atau lebih tepatnya bisa jadi mereka adalah reinkarnasi dari dewa dan dewi." ucap Ceisya dengan pelan lalu memandang keatas

"Oh begitu.."

"Kau paham?" tanya Ceisya.

"Tentu, terima kasih untuk informasinya." ucap Allura

"Padahal aku berbicara tentang ini pada Zalfa, dia masih tetap tidak mengerti." ucap Ceisya

"Siapa Zalfa?" tanya Allura.

"Teman sekamar kita, oh ayo! Kita sudah hampir mau makan malam." ajak Ceisya

Mereka berdua bergegas ke kamar, untuk bersiap-siap karena sebentar lagi waktunya untuk makan malam. Siswa tidak boleh ada yang melewati makan malam ini.

:
:
:

Setelah berlari tadi, akhirnya mereka sampai didepan pintu kamar. Dengan nafas yang berburu karena kelelahan.

"Hah.. hah.. hah.." deru nafas yang terdengar dari mulut mereka

"Capek juga ya, padahal tadi udah di asrama. Gak taunya didalam luasnya besar yah." ujar Allura

"Namanya juga sekolah khusus sang terpilih, ya pasti besar dong." sahut Ceisya

Ceisya berjalan menuju pintu dan membukanya dengan sidik jari miliknya. Seketika pintu terbuka, mereka berdua masuk dan menampilkan kamar yang bisa dibilang seperti rumah. Luas untuk satu orang dan sepertinya setiap kamar diisi oleh tiga orang.

"Kok sepi yah, dimana Zalfa? Katanya dia sekamar dengan kita?" tanya Allura.

Allura heran, mengapa kamar bisa seluas ini apalagi suasananya sepi sekali. Ceisya menatap Allura dengan tersenyum lalu menunjuk ke arah belakang tubuh Allura. Sekarang itu juga, dirinya berbalik dan tidak menemukan siapapun di belakangnya. Hanya ada pintu yang terbuka saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Adventure Of The ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang