Good Job

80 14 2
                                    

Halloween dari tahun ke tahun akan sama berisiknya dengan rengekan anak kecil yang mengusik tidurku, padahal permen sudah tersedia di halaman. Akan tetapi tahun ini berbeda, ada sedikit gebrakan dari manusia di sampingku. Ide gila yang kupikir hanya akan mengendap sebagai khayalan, kini telah mewujud nyata. Kau tidak perlu membeli soda, cukup menyayat lengan, kamu bisa minum sepuasnya.

Bukan tanpa alasan, inovasi gila ini berawal dari kemunculan vampir tanpa rasa sopan. Iya, kalian tidak salah baca. Makhluk mitologi ini muncul secara misterius dari dalam hutan (menurut beberapa kesaksian), masuk ke dalam peternakan dan menyerang hewan-hewan, secara liar pun membabi buta. Sekarang, mereka lancang memasuki kawasan manusia, berjalan dengan tampang rupawan, menghipnotis setiap yang bernyawa untuk ikut dan melancarkan aksinya.

Selama seminggu, gambaran distopia pada film dan novel-novel sudah terlukis dalam kota Mahogani. Kaca pecah, listrik mati, jaringan internet nihil, dan kota kami dilockdown oleh pasukan brimob. Jadi bayangkan saja bagaimana kacaunya.

Lagi-lagi secara klise, kisah ini sering kutemui pada film atau novel. Orang yang tergigit akan menjadi vampir, atau istilah lainnya adalah terinfeksi. Vampir-vampir junior haus akan darah, hilang kendali, menyebabkan seluruh aktivitas kota lumpuh dan membuat masyarakat normal mendekam dalam rumah, melapisi kaca dengan besi atau benda kuat lain, menggantung bawang di setiap penjuru rumah (mitos ini terbukti, apakah dulunya si pembuat mitos pembenci vampir? Atau malah vampir itu sendiri?)

Masalah makanan? Ini sudah terselesaikan, bantuan datang dari langit. Helikopter menjatuhkan ransum makanan untuk satu minggu di beberapa titik, dan kami harus mengenakan sterilized coat saat mengambil. Awal mula produk sterilized coat komersil adalah saat semua sudah luluh lantak, para tentara mengetuk rumah ke rumah untuk menyalurkan jaket alien ini. Tentu, mereka juga memakainya.

Saat semua sudah beres, ada pula kegundahan batin yang menyiksa, yakni bosan. Bayangkan saja, selain makan, tidur, buang air, kami harus bengong sembari dikagetkan oleh kerusuhan di luar. Sulur suara halus di pikiranku (kala bengong) menggemakan argumentasi, apakah ini realisasi dari perayaan tahunan halloween? Sungguh, ini lebih buruk dari tahun lalu.

Tiba-tiba pintu terbuka, kulihat Paman---yang kurang kerjaan---membawa vampir yang sudah dilumpuhkan dengan sumpalan di hidung. Dibawanya vampir itu ke ruang bawah tanah lalu dipasung. Pertanyaanku, apakah Paman melanggar HAM?

Aku tahu apa yang Paman lakukan, dia akan mengotak-atik jaringan di tubuh vampir layaknya merakit ulang tamia. Dia membuat tubuh tanpa eritrosit itu berwarna merah kembali dengan soda.

Astaga demi apa ini!

Dia menyuntikkan mikroorganisme di tubuh vampir untuk membantu metabolisme dan berupaya meyakinkan mereka untuk menggigit sesama agar bakteri itu mau mampir sejenak dan mengendap di tubuh tergigit.

Saat itu kondisi mulai membaik. Ya, walaupun aku harus rela digigit dan mengosongkan darah layaknya korban terinfeksi.

Soda saat itu tidak laku dan para ras murni kebingungan mencari stok darah. Dia datang mengetuk tiap rumah dan mendapati diriku bermalas-malasan duduk di kursi goyang mendiang kakek. Tak kusangka, tamu kali ini adalah tetanggaku.

"Tidak punya, darahku soda."

Mungkin dia frustasi, lantas mendekat dan menggigit lengan bekas luka semalam.

"Huh, terima kasih!"

Dia pergi, namun badannya tiba-tiba mengejang kemudian terantuk lantai.

Aku kebingungan, namun melihat hidungnya meneteskan cairan membuatku sedikit lega. Kudekatinya dan kudapati cairan itu pekat, lengket, dan saat kuendus---hm, ini tak lain ialah soda.

Sepertinya ras murni akan musnah. Kerja bagus Paman!

---The End---

.

.

.

Tetangga vampir mengetuk pintu, meminta darahmu. Kau mengiyakan dan berkata, "Silakan. Tapi darah di tubuhku adalah soda." Dan kau tidak berbohong.

HalloweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang