prolog

26 7 0
                                    


Bismillahirrahmanirrahim

***
Saling tolong menolong memang sudah seharusnya, apalagi kita sesama umat muslim~.


✨✨✨✨

Semburat jingga sedikit sudah terlihat di upuk timur. Tak lupa Angin semilir membuat suasana semakin tentram, terlihat angin begitu membelai kepala yang terbalut jilbab besar serta kain yang bertengger di wajahnya.

Tetapi gadis itu tidak terusik sedikit pun. Ia malah semakin senang melihat semburat dari sebrang sana. Dan sesekali melihat semburat nya dari air.

Ia duduk dipinggir danau sudah hampir satu jam. Tetapi ia tak begitu bosan. Malah ia membuka tas nya yang bernama kan RAIHANAH.

Yups gadis itu bernama RAIHANAH MARIAH Al- Qibtiah. Gadis bertubuh ideal, memiliki tinggi 160cm, gadis yang begitu santun, ramah, teguh, mandiri, dan sangat sangat orang yang terjaga.

Rai mengeluarkan mushaf Al-Qur'an nya. Rai pun membaca ayat per ayat dengan begitu menghayati.

Selesai membaca, rai memangku kucing yang ia beri nama 'miqi'. Kucing yang selalu dibawa jika ia berkunjung ke tempat ini.
Kucing itu selalu diam dan tidak pernah mengusik majikannya. Miqi kucing penurut seperti majikannya.

Sedang mengelus elus miqi dan masih merasakan nyaman nya tempat ini. Tiba tiba gaway miliknya bergetar.

Ternyata ummah nya menyuruhnya segera pulang.

Ia menutup telp nya. Dan bergegas berdiri men silangkan tas dan memangku miqi. Lalu ia memakai sepedanya untuk pulang.

Tak lupa sebelum pulang dan memakai sepeda ia berdo'a terlebih dahulu. Lalu ia mulai menjalankan sepeda nya.

Rai menjalankan sepeda nya dengan tidak terlalu cepat. Tapi belum juga Rai sampai rumah.

Di tengah jalan yang biasanya sepi. Kini terlihat ramai, seperti sedang berantem.

Rai merasa was - was tapi Rai mau tak mau harus menghampiri. Karena kini pun hari semakin sore.

Rai melihat laki laki itu berjumlah 13 alias 9 orang bertubuh besar gempal seperti preman. Dan 4 orang bertubuh remaja seusianya.

Rai terpaku saat mereka masih beradu jotos tanpa menyadari kehadiran nya. Tapi saat 4 orang pemuda itu jatuh seperti tak berdaya. 9 orang tadi pergi begitu saja.

Rai dengan tekadnya menghampiri mereka.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu. Permisi" cicit Rai menunduk.

Diantara keempat nya mendongak menatap Rai. Dan semua nya melihat kearah Rai dan menjawab salam nya.

Dengan kaku Rai melewati mereka. Tapi tiba-tiba suara seseorang menghentikan nya.

"Sesama manusia sudah seharusnya tolong menolong jika ada yang kesulitan di sekitarnya. Apalagi jika kita sesama umat muslim, itu sangat di anjurkan." Ujar suara cowok yang terdengar.

Rai terpaku, apa yang harus ia lakukan?. Disini perempuan hanya Rai.

Rai men standar kan sepedanya. Berbalik ke arah 4 lelaki yang sedang terduduk di jalanan, dengan membawakan kotak p3k.

Rai menunduk seraya menyerahkan kotak p3k nya. Menyimpan nya dihadapan ke 4 lelaki itu.

"Maaf" ucap Rai. Ia pun berbalik kembali. Tetapi belum berdiri tangan Rai sudah dicekal oleh seseorang.

Rai menepis nya tapi tidak bisa. Rai menoleh pada cowok itu, cowok itu menatap mata Rai. Tapi Rai langsung menjauh kan tatapannya beristighfar dalam hati.

"Maaf tolong lepas" ujar Rai pelan.

"Duduk!" Jawab lelaki itu.

"Lik udahlah, dia udah baik mau nolong kita. Ngasih ni p3k. Lepasin aja sih." Ucap salah satu temannya yang sedang mengobati luka di wajah nya.

Yang di panggil pun menoleh menghela nafas lalu melepaskan cekalannya.

Rai merasa lega dan bangkit kembali.

" Al Malik " teriaknya, terdengar oleh Rai.

Lalu teman temannya bersahut "Jangan mau sama si Alik ye!"

"Ekh iya gue Labid"

"Gue Aden paling terganteng!!"

"...."

Mereka semua menengok pada temannya yang satu. Dia memang dingin, tidak sama dengan mereka.

Dia bernama "Zahran Laudza'i" lelaki terdingin dan ter cuek. Diantara keempat nya.

Tapi!!!!. Rai tak mendengarkan mereka. Toh muka mereka aja Rai GK tau. Rai menjalankan kembali sepeda nya.

✨✨✨

R A ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang