Bagian |5|

122 19 1
                                    

Happy Reading
*
*
*

Yena kini berada di dalam kelasnya. Suasana kelas tiba-tiba hening setelah kedatangan murid baru. Jaemin itu adalah nama yang baru Yena dengar dari murid itu. Tentu saja Yena mengingat sekilas wajah orang itu. Jaemin, orang yang menabrak Hyewon tadi.

Setelah memperkenalkan diri, Jaemin melangkahkan kakinya menuju tempat duduk yang kosong, dipojok dekat dengan jendela. Lelaki tampan itu tersenyum kearah jendela kelas yang tepat sekali sinar matahari menerpa wajahnya.

Guru Hwang, guru yang tadi membawa Jaemin telah beranjak pergi meninggalkan kelas, karna jam pelajaran telah ia akhiri.

Setelah Guru itu hilang, murid-murid di dalam kelas seketika mendekati Jaemin, terpikat dengan pesona tampannya. Sebentar, hanya kaum hawa saja ya.

Yena segera menutupi telinganya dengan earphone, tidak kuat mendengar kebisingan yang dibuat oleh teman sekelasnya itu.

Jaemin terlihat kebingungan menanggapi gadis-gadis sekelasnya.

Tak lama Yena memilih bangkit dari tempat duduknya lalu pergi meninggalkan kelas.

Kini Yena telah duduk di kursi panjang, dibawah pohon dekat dengan lapangan sepak bola. Dan saat ini Hyewon bersamanya.

"Beneran, dia sekelas sama lo?" Tanya Hyewon lalu diangguki Yena.

"Wah gilak" teriak Hyewon.

"Hm? Kenapa?" Tanya Yena seraya memasukkan sepotong roti kedalam mulutnya.

"Pantesnya gue pindah aja ke kelas lo dari kelas 10, hikss" Ungkap Hyewon sedih.

"Yang sabar Hyewon" ucap Yena menenangkan Hyewon, seraya menepuk pundaknya.

"Iya, ehh Na, lo diapain sama Jaehyun tadi pagi?" Kali ini Hyewon bertanya seraya memakan sepotong roti.

"Hm?" Hening sekejap. Yena terlihat berpikir.

"Jadi, sebenernya Papa aku jodohin kita" Ucap Yena, seketika Hyewon terkejut dan tak sengaja tersedak roti.

Uhuk uhuk uhuk!

Yena segera mengambilkan minuman di dekatnya lalu diberikan kepada Hyewon.

Setelah tenang, Hyewon bertanya lagi.

"Terus terus? Uhuk!" Yena menatap Hyewon yang menunggu kelanjutan darinya.

"Tapi Jaehyun nolak, dia ga setuju" terang Yena.

Hyewon membuang napasnya panjang.

"Dia beneran suka gasi sama lo?" Tanya Hyewon, sebenernya sudah dari awal Hyewon tidak menyukai Jaehyun karna tak terlihat se0erti tulus kepada sahabatnya ini.

"Hm.. kalo itu kamu tanya sama Jaehyunnya aja" kata Yena, lalu tersenyum kecut.

"Na, kalo lo ga nyaman sama dia, udah tinggalin aja" suruh Hyewon.

"Tapi--"

"Permisi gue boleh gabung?" Tiba-tiba saja seseorang datang lslu duduk tepat di samping Hyewon.

Hendery.

"Ngapain lo disini?!" Hyewon langsung bangkit dari duduknya.

"Duduk dulu Hyewon, sayang" polos Hendery.

Yena menatap mereka berdua yang terlihat sudah saling mengenal. Tapi tentu saja, Yena masih mengingat siapa orang ini.

"Udah na, mending kita pergi" Hyewon menarik tangan Yena untuk segera bangkit lalu pergi dari Hendery.

Tapi Hendery malah memegang tangan Hyewon yang tengah memegang tangan Yena.

Yena sangat canggung.

"Ehh Hyewon, kamu kenal sama dia?" Pertanyaan Yena membuat Hyewon seketika melebarkan matanya.

"Ya enggak lah Yena!" Hyewon segera menghempaskan tangannya dari Hendery. Lalu menarik tangan Yena lalu pergi dari tempat itu.

Dan mereka kini sampai di halaman sekolah.

Hyewon melepaskan genggaman tanganya. Lalu menghadap membelakangi Yena.

"Gue kesel banget sama tu orang" ujarnya seraya menghentakan sebelah kakinya.

Yena tertawa kecil.

"Lo tau ga na, dia tuh kemarin ngikutin gue tapi dia bilang engga, kan najis banget" Hyewon membalikan tubuhnya menghadap Yena, tapi Yena hanya meresponnya dengan menganggukan kepala.

"Mana pede banget lagi"

"Oh iya, dia tau nama kamu darimana?" Tanya Yena.

"Entahlah, udah yuk mending sekarang kita ke kelas lo" Hyewon mendorong Yena untuk berjalan di depannya. Dan Yena hanya mengalah saja mengikuti perintah Hyewon.

*

Hendery masih duduk di tempat tadi seraya tertawa melihat kepergian Hyewon tadi. Lalu tiba-tiba seseorang menelponnya, seketika dia mengangkat ponselnya.

"Udah di tempat?" Ucap Hendery.

"Oke, tunggu gue" ucapnya lagi sebelum memutuskan panggilannya.

Sekarang dia sudah sampai di lapangan basket yang sudah tidak terpakai. Bersama dengan sekelompok temannya.

Hendery, sebagai ketua dari kelompok itu maju selangkah menghadap lawan di depannya.

"Mau lo apa sih? Hah?!" Tanya Hendery.

"Gue peringatin sekali lagi sama lo, kalo lo ga juga jauhin dia, lo gabakal selamet" ujar orang itu, membuat tawa Hendery pecah.

"Mainnya ancam-ancaman nih" Hendery kembali tertawa lalu diikuti oleh temannya.

Bugh!!

Hendery langsung tersungkur ke tanah setelah mendapatkan satu pukulan yang dilayangkan oleh Jaehyun.

Teman-teman Hendery tak tinggal diam melihat ketuanya di pukul di depan mata.
Mereka langsung menyerang Jaehyun yang sama sekali tidak membawa seseorang pun untuk membantunya.

Untung Jaehyun pernah belajar bela diri jadi dia beruntung bisa menang melawan sekitar lima orang. Hendery yang masih merasa kesakitan lalu dengsn terpaksa bangkit lalu segera meninggalkan Jaehyun. Begitupun dengan teman-temanya, karna kalah.

Jaehyun memanggil Hendery lalu berkata sekali lagi "Gue udah peringatin lo! Jadi lo jangan macem-macem!"

Setelah mendengar itu, Hendery langsung pergi meninggalkan Jaehyun.

*
*
*

Lanjut besok!
Terimakasih udah baca sampe sini❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REGRET [Jung Jaehyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang