"Kamu adalah salah satunya, Beni"

41 8 1
                                    

Malam itu aku bergumam dengan hatiku. Rasa bimbang yang awalnya tidak pernah sedikitpun terpikir olehku tiba-tiba saja muncul.

Pikirku ini hanya sejenak saja, hanya sebatas pikiranku yang sedang lewat. Namun pikiran itu terus menerus membayangiku, seakan-akan otak berkata "ayo pikirkan tentang aku, bagaimana tentang aku, jangan lupakan tentang ini"

Hffffttttttt, menyebalkan!!!

Sedikit kesal dan jengkel, ternyata musuh terbesar ku adalah diriku sendiri.
Tanpa tersadar aku terus memikirkan tentang itu.

Tentang apa???

Tentang Ia. Seorang yang kukenal kurang lebih 7 tahun lalu. Tiba-tiba saja aku memikirkannya.

Terkadang aku heran pada diriku sendiri, 7 tahun bukanlah waktu yang singkat. Dimana saat itu aku sempat lama tak menemukan bayangnya. Dan saat ini kita bertemu lagi, sudah 4 tahun. Dan dalam masa itu 'KITA' tidak pernah berbicara sedikitpun.

Apakah ada yang istimewa?

Atau memang rasa ini tak bisa kubohongi?
Tapi aku tidak mencintainya, aku hanya mengaguminya.

Malam itu aku tak bisa tidur dengan nyenyak, bayangnya seakan menghantuiku.
Malam yang sungguh indah dengan kesunyian yang tidak ada bandingnya, tapi hatiku tetap tak dapat berhenti bergumam.
Bergumam dengan siapa? Dengan diriku sendiri.

Beni,,, Orang yang sering kutemui.

Akhir-akhir ini ia berbeda.
Sedikit memberi kode padaku. Yuhuyyyyy kode apakah itu? Ahahahah silahkan ber-ambigu kawan:))))

Iyapppp kode itu. Selalu sering melihatku, curi-curi pandang. Kali ini bukan aku yang curi-curi pandang, tapi Beni.

"Kamu diliatin a' Beni loh dari tadi"
.
"Iya kayanya a' Beni dari tadi ngeliatin kamu".
Ucap kedua temanku yang sedari tadi memperhatikan a' Beni yang menatapku.

A' Beni, sebutan untuknya. Entah darimana asal usulnya, yang ku tau tetiba saja orang-orang sekeliling memanggilnya A' Beni. Dan spontan aku mengikutinya.

Aku tak menghiraukan ucapan kedua temanku tadi, karena kupikir tidak mungkin sekali seorang Beni melihatku kecuali memang ada hal yang salah dari diriku. Sampai ada satu moment kita tak sengaja saling menatap, hanya sekejap kami saling menatap. Dan sesegera mungkin aku memalingkan pandanganku padanya.

Astaghfirullah,,, ada apa ini...

Pertama kalinya kami saling menatap, tidak kuduga apa yang di ucapkan kedua temanku itu benar A' Beni melihatku.

Sejak saat itu... aku merasa ada yang aneh, berpikir sangat keras.

Kenapa sikapnya berubah?

Adakah yang salah denganku?

Atau apa yang akan ia perbuat?

Apakah ini!!! Tak ingin kupikirkan namun tetap saja ada pada otakku...

Beni,,,, Kamu adalah alasan pertamaku untuk berubah. Kamu pernah menjadi orang yang istimewa bagiku, 'AKU SANGAT MENGAGUMIMU' (dikala itu, dan entah hingga kapan)

Bagaimana dengan Galih?

~next part

Cara Tuhan Padaku  [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang