Chap 2. Fìrst Encounter

561 73 5
                                    

Pulau Koh Phangan

Singto menghirup nafas dalam-dalam merasakan segarnya udara laut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Singto menghirup nafas dalam-dalam merasakan segarnya udara laut. Siang ini cerah sekali. Singto mengenakan kacamata hitam, T-shirt kelabu dan celana selutut berwarna coklat. Di lehernya tergantung sebuah kamera Sony.
Ya, memotret adalah hobi Singto. Hasil fotonya terkenal indah sehingga di kampusnya dia sering didapuk sebagai seksi dokumentasi di berbagai acara.

Dia mengakui, Pho nya benar. Pantai ini memang indah. Sebagai seseorang yang hobi fotografi, Singto mengagumi segala keindahan alam. Gunung, danau, pantai. Tapi dia jarang ke pantai. Ini adalah kali kedua dalam hidupnya pergi ke pantai. Dulu sewaktu kecil, ayahnya sempat mengajak Singto ke pantai. Tapi baru saja beberapa langkah menjejakkan kaki ke pasir pantai, Singto kecil mulai menangis. Ia tidak terlalu ingat mengapa ia menangis saat itu. Ia hanya ingat Pho dan Mae nya sibuk menenangkan dirinya dan mereka kembali ke hotel. Semenjak itu keluarga mereka tidak pernah lagi ke pantai.

Kali ini, Singto membuat pengecualian. Ia penasaran akan mimpi-mimpinya. Mimpi yang menggoda dia untuk ke pantai. Demi.., pemuda dalam mimpinya?

Singto mengangkat kamera ke depan wajahnya dan mulai membidik objek pemandangan pantai dan bebatuan karang di hadapannya.

Singto mengangkat kamera ke depan wajahnya dan mulai membidik objek pemandangan pantai dan bebatuan karang di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pantai ini masih sepi. Sehingga Singto bisa puas memfoto pemandangan pantai yang indah ini. Singto mengarahkan lagi kameranya ke bebatuan karang di arah kanannya.

Eh?
Ada seorang pemuda sedang berdiri di atas bebatuan karang. Singto menurunkan kameranya. Pemuda tadi menghilang.
Hantu?

Penasaran, Singto melihat-lihat kembali hasil jepretannya barusan.
Ada ! Pemuda itu terfoto di kameranya !

Singto menekan tombol zoom beberapa kali di kameranya untuk melihat lebih jelas.
Pemuda itu mengenakan kaus kuning cerah dan celana selutut bermotif bunga. Wajahnya hanya terlihat separuh, karena dia berdiri menyamping. Tampan juga.

Ah sudahlah, yang penting dia manusia. Hantu tidak akan tertangkap kamera. Lagipula mana ada hantu siang-siang, pikir Singto.

Singto berjalan menyusuri pantai sambil sesekali mengambil gambar yang dirasanya indah. Ia berhenti di sebuah kedai kelapa muda karena merasa sedikit haus.
Sepi. Kemana penjualnya?
Singto menoleh ke kanan dan kiri hingga dikejutkan oleh sebuah suara.

"Ah Phii... maaf menunggu lama ya?"
Seorang pemuda berlari dan menghampiri kedai kelapa itu.
"Satu kelapa? Minum disini kan Phi? Kelapa muda disini benar-benar enak dan segar. Baru dipetik. Aku sendiri yang memetik dan memanjat pohonnya. Ha..ha..ha.."
Pemuda itu menyerocos sambil tangannya dengan terampil memapas bagian atas buah kelapa hingga berlubang kecil. Ia mengambil sedotan dan mengangsurkan kelapa muda itu ke hadapan Singto.

 Ia mengambil sedotan dan mengangsurkan kelapa muda itu ke hadapan Singto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Singto terpana. Dalam hatinya mengagumi pemuda itu. Tampan sekali. Kulitnya putih bersih, berkilau tertimpa cahaya matahari. Singto membandingkan dengan kulitnya sendiri yang agak kecoklatan. Wajah pemuda ini agak kekanakan dengan bentuk bibir yang tipis dan manis.

 Wajah pemuda ini agak kekanakan dengan bentuk bibir yang tipis dan manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suaranya terdengar akrab.

Eh.. suaranya..?
Ah ya ! Suaranya !

Singto seakan tak mempercayai pendengarannya. Suara ini adalah suara yag selalu hadir di mimpinya. Wajah dalam mimpi memang tak terlihat. Tapi suara ini tak akan salah.

"Phi..? Phi..? Ini kelapanya"

Astaga, ternyata dari tadi kelapa itu masih belum diterimanya. Singto menerima kelapa itu dengan kikuk dan tersenyum tipis. "Terima kasih nong.."
"Panggil saja aku Kit, Phi"
"Terima kasih Kit"
"Phi..?" Tanya Kit sambil sedikit mengangkat kedua alisnya.
"Singto kub"
"Sawadde kub Phi Singto" ujar Kit sambil waii dengan mengatupkan kedua tangannya.
"Sawadde kub.."

"Phi Singto asalnya dari mana? kesini liburan?" Kit bertanya dengan ramah.
"Iya. Dari Bangkok" Singto duduk di bangku kayu sambil menikmati kelapanya. Kit duduk di sebelahnya. Keduanya duduk menghadap ke arah pantai.
Singto melirik perlahan ke arah Kit. Mengagumi wajah Kit yang manis menggemaskan. Hati Singto berdegup kencang. Pemuda ini, apakah benar dia yang ada di mimpiku? Suaranya mirip. Juga kulit putihnya..
Ah, hanya kebetulan.

Kesampingkan dulu soal mimpi, ada sesuatu yang menarik hati Singto untuk mengenal Kit lebih jauh. Entah apa. Singto kemudian memperhatikan pakaian yang dikenakan Kit. Kausnya kuning cerah. Celana selututnya bermotif bunga. Sepasang kaki putihnya mengenakan sendal jepit sederhana. Lho, baju yang dipakai Kit sekarang, bukankah dia adalah orang yang aku lihat di bebatuan karang tadi. Dan kami sekarang bertemu disini, berarti... takdir..?
Tidak..tidak.. mana bisa semudah itu. Orang setampan ini pasti sudah punya kekasih. Tapi kalau aku tidak berani maju, aku akan sangat menyesal. Singto berkata pada dirinya sendiri. Yap, aku akan mencoba !

"Kit, kamu..." Singto menoleh ke sampingnya dan Kit sudah menghilang ! Lagi !

Beberapa turis terlihat sedang mengantri di depan kedai kelapanya dan Kit rupanya sudah dari tadi bangkit dari duduknya dan kini sedang sibuk melayani para pembeli tersebut.

Singto merasa malu. Dia mengambil selembar uang dari dompet tanpa melihat nominalnya, menaruhnya di hadapan Kit dan kemudian bergegas meninggalkan tempat itu.

Kit terkejut, "Phii..! Phii..! Uangnya kuraaang...!"
Tapi Singto sudah jauh.

Legendary Couple (Tamat. H.E)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang