Jari jemari Kit lincah memetik gitar sambil menyenandungkan sebuah lagu. Singto duduk disisi kanan Kit, menyangga belakang kepalanya sambil memandang ke arah Kit. Seulas senyum terukir di bibir Singto. Mereka berdua duduk di atas sebuah batu karang di tepi pantai. Langit sore ini biru cerah dengan semilir angin pantai yang berhembus sejuk. Hati kecil Singto tidak rela momen ini berakhir."Phi Siing..!" Jari telunjuk Kit menusuk perlahan pipi Singto. Singto masih tetap tersenyum tapi tak berkedip. Kit semakin jahil menusuk-nusuk pipi Singto dengan telunjuknya. Singto terkesiap kaget.
"Ya, Kit?""Huh.. Phi Sing mendengarkan Kit atau melamun sih? " Kit mengernyitkan keningnya dan sedikit memonyongkan bibir.
Aduh dia ngambek. Singto panik.
"Dengar kok.. justru karena terlalu indah, aku jadi terhanyut " Singto mengulurkan tangan untuk membelai kepala Kit. Tapi urung dilakukan."Kit.. terima kasih ya, beberapa hari ini kamu sudah menemaniku. Berjalan-jalan di pulau, menikmati berbagai objek wisata, dan segalanya. Ini sungguh pengalaman berharga bagiku. Aku sangat bahagia. Aku tak akan melupakan liburan ini, pulau ini, dan satu hal pasti, aku tidak akan melupakanmu."
Kit hanya memandangi Singto tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Aku senang bisa mengenalmu Kit. Aku..su.."
"Aku suka Phi Sing..! Apa Phi Sing mau jadi kekasihku? " ucap Kit tiba-tiba. Sepasang mata Kit yang bulat menatap mata Singto dalam-dalam.
Singto membelalakkan matanya karena terkejut.
"A..bbab...bbab..bbabl.." lidah Singto terbelit tidak bisa berucap dengan jelas karena panik."Ssshh..." Kit menempelkan jari telunjuknya ke bibir Singto. Memintanya untuk jangan berbicara.
"Semenjak hari pertama kita bertemu, aku merasa Phi Sing adalah pria yang paling tampan yang pernah kulihat. Aku senang bisa berkenalan dengan Phi Sing. Dan sewaktu esoknya Phi Sing datang lagi, tahukah bahwa aku hampir menjatuhkan kelapa yang sedang aku pegang? Karena aku memang berharap Phi Sing datang lagi."
Singto mendengarkan perkataan Kit dengan jantung yang berdebar semakin keras.
"Bisa menjadi pemandu wisata bagi Phi Sing juga adalah kebahagiaan bagiku. Karena hanya dengan itulah aku bisa menghabiskan waktu panjang bersama Phi Sing. Aku tahu aku hanya penjual kelapa di pulau kecil, dan mungkin tidak pantas berharap lebih ke pemuda kota seperti Phi Sing. Tapi kalau aku tidak mengutarakan isi hatiku, aku akan menyesal selamanya."
Kit mengatur nafasnya."Jadi, aku katakan sekali lagi. Aku suka Phi Sing. Apakah Phi suka padaku? Maukah menjadi... kekasihku?"
Singto mengulurkan tangan kanannya dan membelai lembut kepala Kit sambil tersenyum. Ia menarik kepala Kit untuk mendekat, dan mendaratkan kecupan hangat di kening Kit.
"Itu jawabanku Kit.. Phi chob Kit naa.."
Kit tersenyum sambil menyandarkan kepalanya di bahu Singto. Dan Singto pun balas merangkulnya. Ini adalah hadiah ulang tahun terindah dalam hidupku. Kit sekarang milikku. Milikku yang sangat berharga. Tak akan kubiarkan ada yang menyakitinya. Tak akan kulepas sampai kapanpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Legendary Couple (Tamat. H.E)
FanfictionSesosok bayangan pemuda kerap hadir dalam mimpi Singto. Singto tidak dapat mengingat wajahnya, hanya suara. Hingga saat berlibur ke pulau, Singto berkenalan dengan Kit, seorang pedagang kelapa yang memiliki suara sama persis dengan pemuda dalam mimp...