"Eh Fael?"Fael menoleh ke samping kiri saat mendengar suara seorang wanita memanggilnya.
Fael tersenyum, "eh Adel?" Sapanya balik.
Adeline, wanita itu memukul pelan lengan Fael, "sendirian, El?" Tanyanya.
Fael mengangguk, "kamu?"
Adel menunjuk lelaki yang mengantri di salah salah satu stan ayam potong disana, "sama Faro hehe." Katanya sambil tertawa pelan.
Lagi-lagi Fael hanya mengangguk, "kamu kok ndak pernah kelihatan di gereja? Pindah gereja, El?" Tanya Adel.
Fael menggeleng, "dateng kok aku, tapi ndak di depan." Katanya.
"Pantesan tak cariin ndak ada. Tapi keluargamu di depan semua gitu kenapa misah?"
"Aku selalu bangun kesiangan, daripada ndak ibadah ya terpaksa dapet barisan belakang." Kata Fael.
Adeline adalah satu-satunya teman Fael yang ia kenal di sebuah gereja tempatnya beribadah. Mereka dekat, namun tidak berada di satu sekolah yang sama.
"Adel!"
Adel dan Fael kompak menoleh ke arah laki-laki yang sedikit berteriak tadi. Bisa dipastikan itu adalah kekasih Adel yang tadi mengantri di salah satu stan ayam potong.
"Eh aku duluan ya? Pacarku udah manggil. Bye Fael." Katanya lalu pergi setelah mendapat anggukan dari Fael.
Fael kembali melanjutkan jalannya mengelilingi mall Tunjungan Plaza. Saking luasnya mall tersebut, Fael jadi bisa menjelajah kesana kemari membuang rasa bosannya.
"Masih jam tujuh, masa aku pulang?" Gumamnya saat melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
Akhirnya ia menghela nafasnya dan berjalan keluar dari mall tersebut, "daripada cari masalah, tak pulang aja." Gumamnya karena mengingat ia tadi menyuruh supirnya untuk pulang.
— • j o u r n e y • —
"Rafael?"Fael yang sedang berjalan kaki sedikit terkejut lalu berhenti dan menoleh ke samping, "loh? Brian?"
Brian tersenyum sembari mematikan mesin motornya, "mau kemana, El?" Tanyanya.
"Balik ke rumah. Kamu sendiri mau kemana?" Tanyanya balik.
"Aku habis dari rumahnya Ardito."
Fael hanya mengangguk-angguk, sedangkan Brian memandang Fael dari ujung kepala hingga kaki. Fael masih menggunakan seragam sekolahnya.
"Kok masih pake seragam sekolah seh, El?" Tanyanya.
Fael tersenyum canggung, "habis dari Tunjungan aku tadi hehe." Katanya.
Brian mengangguk paham, "tak anterin pulang mau?" Tawarnya.
"Eh ndak usah, rumahku di depan sana kok." Tolak Fael.
Brian ketawa pelan, "searah sama jalanku pulang, El. Wes ayo naik." Paksanya.
Fael yang merasa tidak enak hanya tersenyum canggung dan terpaksa menerima tawaran Brian.
"Udah?" Tanya Brian.
Fael mengangguk meskipun Brian tidak mungkin melihatnya, "udah." Katanya yang kemudian Brian langsung melajukan sepeda motornya.
"Kamu asli Surabaya, El?" Tanya Brian memecah keheningan.
Fael yang samar-samar dengar lantas menjawab, "Sidoarjo sebenernya, tapi Papa pindah ke Surabaya." Katanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/244543863-288-k152429.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey - Brightwin | discontinue
Novela Juvenil_________________________ ❝tentang perjalanan hidup mereka yang membingungkan❞ _________________________ -win metawin bright vachirawit- [AU] _________________________ yaoi - bl - gay - bxb _________________________ start : 16 november 202...