7. Bully

7.9K 742 97
                                    

7. Bully

Kini, Nata tengah duduk di salah satu bangku kantin bersama dengan Reina. Nata tampak menikmati makan siangnya dengan lahap, berbeda dengan Reina yang masih sibuk men-stalk selebgram berparas menawan di sosmednya.

Terkadang Nata bingung, apa untungnya mencari tahu seseorang yang bahkan orang itu tau kita hidup saja tidak. Mengidolakan memang wajar, tapi bila sampai over seperti Reina hingga mencari tempat tinggalnya, sudah sangat tidak wajar.

"Oh may gosh! Galen!"

Saat Nata meminum es jeruknya, pekikan Reina membuatnya terbatuk hingga matanya berlinang. Melihat itu, reflek Reina menyodorkan sebotol air mineral kepada Nata lalu mengusap punggung gadis itu.

"Pelan-pelan makanya kalau minum," kata Reina dengan santai. Seperti tidak sadar bahwa Nata tersedak juga karena pekikan histeris dari gadis itu.

"Nata kaget, tiba-tiba Reina teriak gitu," balas Nata setelah merasa tidak ada lagi yang mengganjal di kerongkongannya. "Emang kenapa sih, Rein?"

Melihat Nata seperti penasaran, Reina menggeser duduknya mendekati Nata, memperlihatkan layar ponselnya yang terdapat foto seorang cowok tampan dengan hoodie hitam tengah terduduk sambil terfoukus pada ponselnya.

"Ini siapa?" tanya Nata bingung. "Pacar Reina?" lanjutnya sambil mengalihkan atensi dari ponsel menjadi menatap Reina.

"Maunya sih gitu, tapi sayang udah ada pawang!"

Nata hanya meringis melihat ekspresi Reina yang menurutnya berlebihan. "Yang bikin Reina teriak tadi apa?" tanya Nata lagi. Gadis itu belum juga paham sepertinya.

"Ya ... ini," jawab Reina. kini Reina juga dibuat bingung ingin menjelaskan kepada Nata seperti apa. Sudah to the point saja, Nata belum juga paham. Apalagi mendengar penjelasan Reina yang selalu berbelit dan tidak mudah dipahami.

"Jadi gini," kata Reina mulai menjelaskan. "Dia itu selebgram, ganteng, dingin, dan dia itu sekolah di sini. Dibilang selebgram juga sedikit aneh karena dia itu gak terlalu menonjolkan dirinya di publik. Dari pantauan gue juga kelihatannya dia jarang main sosmed. Terus--"

"Bentar Rein, Nata gak ngerti. Bisa langsung ke intinya aja gak, apa yang buat Reina teriak tadi?" sela Nata memotong ucapan Reina. Sudah Reina duga sebelumnya bahwa Nata tidak akan mengerti perkataannya.

"Nih lihat." Reina kembali menyodorkan ponselnya pada Nata. "Ganteng banget, kan? Tapi sayang bukan jodoh gue," kata Reina sambil terkekeh.

Nata juga ikut tersenyum menanggapi perkataan teman barunya ini. Hingga, Nata merasa mejanya sedikit bergerak membuat gelas es teh nyaris terjatuh jika saja Nata tak menahannya.

Yang lebih mengejutkan lagi adalah, saat Nata merasakan cairan dingin mengguyur kepalanya hingga membasahi rambut juga seragamnya.

Nata terkejut. Begitu pula Reina, bahkan gadis itu sudah berdiri dan menatap nyalang tiga perempuan yang tertawa puas melihat hasil kerjanya. Sontak saja, Reina balik mengguyurkan sisa es jeruknya, tepat mengenai wajah gadis yang merupakan teman dari orang yang mengguyur Nata.

"Woy! Anjing!" umpat Tissa, gadis yang baru saja diguyur Reina.

"Apa-apaan lo guyur temen gue!?" sentak Klara, gadis yang tadi mengguyur Nata.

"Lo juga apa-apaan guyur temen gue!" balas Reina tak kalah ketus.

"Oh ... temannya? Pantes aja! Sama-sama bitch!" ucap Dona--salah satu teman Klara--seraya menatap rendah Reina dan Nata.

Klara tampak berjalan mendekati Nata. "Oh, jadi cewek cupu ini temen lo?" tanyanya seraya mengusap surai basah milik Nata.

Nata mencoba biasa saja dan memberanikan diri menatap gadis dengan pakaian ketat juga make-up menor di sampingnya.

Fragile ll TERBIT llTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang