New Class!

20 3 0
                                    

Di pagi hari yang dihiasi sinar mentari, burung-burung Pipit bertengger di jendela, dan berkicau pelan. Gadis itu masih tertidur walau hari ini adalah hari pertama nya sekolah. Setelah mengurungkan niatnya untuk kembali tertidur, akhirnya ia terbangun dan menatap layar ponselnya.

"Uhh... SMA" gerutunya.
Ia masih sedikit sulit percaya bahwa gadis sepertinya sudah SMA. Saat ia terbangun, penghuni rumah belum beraktivitas seperti biasa, jadi ia hanya bersiap sekolah sendiri dan membuat sarapannya sendiri.

Setelah sarapan, ia masuk kamar ibunya untuk pamit.

"Ma, Nisa berangkat dulu " Ujarnya dengan senyuman kikuk akibat gugup dengan hari baru nya.
"Iya nak, tidak perlu gugup. Semuanya baik-baik saja" ia hanya tersenyum dan melangkahkan kakinya keluar dari kamar ibunya.

"Kanisaa semangat!" Teriak ibunya dari dalam rumah, Kanisa hanya tersenyum tipis. Ia mengeluarkan ponsel dari sakunya lalu menelfon temannya untuk meminta jemput.

"Tiar, udah dimana? Kalo masih di rumah jemput aku dong"

"Iyaa oke, aku tunggu"

Setelah beberapa menit menunggu, Tiar datang dengan senyuman malu nya "Kamu keliling kota yah?" Kanisa memprotes Tiar karena terlalu lama "Ya maaf, tadi disuruh ke pasar dulu" Tiar mengatakan alasannya, namun itu tidak akan menghilangkan kekesalan Kanisa di hari pertama nya sekolah. "Gas"

Sesampainya di sekolah, banyak anak-anak yang masih memakai baju dari sekolah SMP nya, Kanisa cukup Tremor akibat bertemu orang baru. Tangannya berkeringat dan sedikit terlihat tidak nyaman

"Gila we, banyak banget orang..." Seru Kanisa saat memasuki wilayah sekolah. "Bego, namanya juga sekolah" Sinis Tiar, Kanisa hanya memutar bola matanya dan jalan duluan pura-pura ngambek.

"Bagi peserta didik baru, di persilahkan untuk baris di lapangan dan mendengarkan pidato dari Kepala Sekolah." Guru wanita berbadan besar dan bermuka sangar bersuara lewat pengeras suara. Mereka yang masih terduduk di pinggir sekolah pun berlari ke arah lapangan.

Banyak anak-anak hits disana yang mungkin datang ke sekolah hanya untuk mencari perhatian atau hanya mencari pacar. Ada yang hanya berjalan sendiri tanpa memiliki gerombolan dan berjalan sambil tertunduk "Seenggaknya gue masih lebih baik" Ucap Kanisa dalam hati.

Kepala Sekolah pun mulai berceramah, Banyak anak-anak yang keliatan lelah dan malas untuk mendengarkan ceramah dari beliau. Namun tidak satu pun berani untuk jongkok karna beliau terkenal dengan kegarangannya.

"Gila, cape banget... Mana kita belum punya kelas" Ujar Kanisa pada Tiar yang sudah bercucuran keringat. "Iyanih ya Allah, panas banget"

Setelah hampir 1 jam berdiri di lapangan, akhirnya kepala sekolah menutup ceramah nya "Baik sampai disini saja, dan Untuk pembagian kelas, kalian bisa lihat Mading di samping kanan saya" semua peserta didik melihat ke arah Mading itu dan mulai sedikit ricuh. Setelah kepala sekolah meninggalkan tempatnya dan mereka juga sudah di persilahkan pergi, mereka pun berbondong-bondong untuk melihat siapa teman sekelasnya.

"Kanisa! Kita sekelas dong!" Seru Tiar yang sudah melihat kertas itu deluan karena dia tinggi. "Serius? Di kelas apaa?" Tanya ku tak kalah antusias.

"X MIPA 2"

"Anjir... Sekelas sama Farah dong" Kata Kanisa dengan sedikit sebal, Tiar memandang nya kebingungan. "Farah siapa?" Kanisa menghela nafasnya dengan malas. "Anak paling pintar se sekolah ini..." Keduanya terdiam.

Setelah itu, Kanisa dan Tiar pun baris di depan kelasnya. Melihat banyak orang baru, Kanisa sedikit tertunduk dan diam. Kanisa adalah orang yang cenderung jadi alim ketika baru bertemu orang. Namun jika sudah kenal, dia tidak se-canggung itu.

Failed LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang