Urusan kerja, mengharuskan papa untuk sering berpergian dan berpindah-pindah tempat tinggal. Otomatis, aku dan mama juga kena imbasnya. Aku jadi sering keluar masuk sekolah dan itu menyebabkan temanku cukup secuil.
Mama sendiri hanya seorang ibu rumah tangga. Sekalipun sudah ada bibi, hari-harinya tidak jauh dari urusan masak memasak, bersih-bersih juga mengurus keperluanku serta papa.
Aku memang sudah terbiasa dimanja sejak kecil. Baik dalam hal urusan uang maupun kasih sayang. Apalagi, mama dan papa tidak punya anak lagi selain aku, atau istilah lainnya aku adalah anak tunggal. Hal itu membuat mereka benar-benar berusaha memenuhi segala keinginanku.
Kan aku jadi suka.
Tapi, sekarang mereka sudah tiada. Kejadian dimana pesawat yang mereka tunggangi setelah melakukan perjalanan bisnis dengan aku yang kebetulan tidak diikutsertakan, membuat mereka meregang nyawa ditempat. Aku benar-benar terpuruk atas kejadian tersebut. Bagaimana tidak? Dua orang yang kusayang sekaligus pergi meninggalkan aku disaat aku masih sangat kecil. Meninggalkan dalam artian tidak akan berjumpa lagi.
Mereka meninggalkan aku tanpa teman, meninggalkan harta dan juga perusahaan.
Masalah perusahaan, sementara ini masih dikelola oleh om-ku sampai nantinya aku berkeluarga. Untung om-ku tidak seperti om-om dinovel yang akan berbuat curang pada keponakan.
Luka dari kejadian itu sendiri juga sudah mulai mengering seiring waktu berjalan. Sekarang aku sudah 24 tahun. Namun, diusiaku yang sekarang aku nyaris tidak bisa melakukan sesuatu sendiri apalagi tentang pekerjaan rumah. Itu semua karena aku terbiasa dimanja. Aku sudah sangat ketergantungan dengan bantuan orang lain, kayaknya.
Bahkan setiap ditanya cita-citamu nanti mau jadi apa, kujawab asal saja 'cita-citaku ingin jadi pembantu rumah tangga' tapi setelah difikir-fikir hal itu bisa membuatku belajar mengurus rumah aku benar-benar ingin merealisasikannya.
Toh, aku sudah bermimpi. Jika kelak menikah aku akan dirumah saja menjadi ibu rumah tangga seperti mama dulu. Manis sekali kan? Karena jujur, aku tidak mau berurusan dengan tetek bengek masalah perusahaan. Biarlah nantinya semua itu menjadi urusan suamiku.
Mari mulai fokus mengejar cita-cita.
"Oke, aku siap jadi kacung. Jadi ayo mulai berburu majikan untuk mewujudkan cita-cita!"
Aku berseru girang sambil tertawa nista, mengasihani siapa nanti majikan malang yang akan menampungku.
Tidak mau nantinya kaget aku mulai mengamati apa saja yang bibi kerjakan. Diantaranya seperti mengepel, mencuci piring, dan lain sebagainya. Bahkan gilanya lagi, aku sampai mengikuti kemanapun beliau pergi. Dimulai dari depan sampai kebelakang. Bibi dibuat terheran-heran dan keliatan kikuk dengan kehadiranku.
Sudah jangan pedulikan aku bi! Batinku berkata
Ughhh!
Baru tau sesusah itu cari uang, dengan hanya melihat saja sudah membuatku capek. Apalagi jika nanti aku melakukan dan merasakan sendiri. Merasakan jengkelnya ketika menyapu dedaunan kering yang tertiup angin sedikit sudah acak adul, merasakan sedihnya ketika selesai mengepel tapi masih basah sudah diinjak-injak. Nahhh... Itu baru yang kusebutkan, belum yang tidak kusebutkan. Ngeri sendiri jadinya. Tapi itu semua tidak lantas menjadikanku goyah. Aku tetap pada pendirianku. Mengejar cita-cita, tentunya dengan menjadi pembantu rumah tangga.
Terlalu antusias karena sudah mengetahui apa yang kucita-citakan, aku tidak memikirkan bagaimana cara mendapatkan lowongan kerja sebagai pembantu rumah tangga dan bagaimana cara agar kerja tidak diketahui oleh om-ku. Tahu sendirikan aku itu sangat dimanja. Bagaimana histerisnya dia ketika mengetahui aku akan bekerja. Om itu sama seperti papa, sama-sama posssesive orangnya.
Aku jadi manyun, karena sudah beberapa hari ini mencari tapi tak kunjung dapat. Cari kerja susah, kerjanya juga nanti susah.
Ah, betapa nikmatnya hidup.
"Hidup emang butuh perjuangan." Aku manggut-manggut menyetujui gumaman yang kulontarkan sendiri. Tumben sekali aku bisa berkata bijak. Tapi memang kenyataannya seperti itu.
Hidup itu butuh perjuangan. Berjuang untuk mengikhlaskan orang yang sudah tiada, berjuang untuk bisa menghidupi diri sendiri, berjuang dari kekejaman dunia dan berjuang-berjuang lainnya.
Hai hai...
Baru lagi😅
KAMU SEDANG MEMBACA
why not?
HumorHidup bagaikan ratu mungkin, diimpikan oleh semua wanita. Dimanja oleh kekayaan, masalah kebutuhan sudah ada yang mengatur. Itulah yang kualami sejak kecil hingga sekarang. Namun karena semua itu aku nyaris tidak bisa melakukan sesuatu sendiri, term...