LIMA

26 2 1
                                    

happy reading 🍓

"SYIFAAAAAAAA" teriak Chesa dari luar kelas hingga masuk kelas, membuat para penghuni kelas yang sudah datang di buat kaget karna teriakan Chesa yang sangat keras. "Berisik anjir Sa" ucap Manda kesal, salah satu teman Chesa. Chesa tertawa hambar "Hehehe sorry sorry nda."

Chesa langsung mencari Syifa di sebelah tempat duduknya dan ternyata Syifa belum datang. Malu. Satu kata yang ada di otak Chesa. Sudah tidak ada orangnya eh malah teriak dan parahnya lagi  "Syifa belum datang Sa, malu banget gue jadi lo. Udah gak ada orangnya eh malah teriak teriak"  balas Ridwan teman Chesa yang duduk di belakangnya. Lalu seisi kelas Chesa, yang sudah datang tertawa dengan sikap Chesa. Chesa sudah tau kalo Syifa belum datang, dirinya juga sudah melihat kalau tasnya Syifa belum ada di atas meja, telat Ridwan ngasih taunya. 

(Syifa kalau tas selalu di taruh di atas meja)

"Apa sih Wan, gue juga udah tau" balas Chesa cuek. "Iya udah sih Chesa kan cuman kasih tau doang, walaupun telat" ucap Ridwan sambil menekan ucapannya. Ridwan tertawa sementara Chesa kesel sendiri melihat.

Sekitar lima menit Chesa menunggu akhirnya, "Tumben banget lo Sa dateng pagi" sapa Syifa. Ya, itu Syifa. Orang yang Chesa tunggu sejak lima menit yang lalu. Ya walaupun lima menit tetap saja menunggu kalau kata Chesa sih gitu wkwk.

"Gue ketemu cowok itu lagi" ucap Chesa memulai percakapan-nya dan ia sangat semangat dan mulai menceritakan kalau dirinya ketemu dengan Rafka cowok yang sangat dingin itu. "Terus, lo udah tau siapa namanya?" tanya Syifa penasaran. "Udah dong" jawab Chesa semangat. Syifa semakin penasaran. "Siapa Sa?" Syifa menatap Chesa dengan tajam. "Rafkah" ucap Chesa. 

Degg

"Lo serius Sa?" tanya Syifa penasaran. Demi apapun sekarang syifa tidak tahu harus bagaimana, ia sangat kaget. Tidak menyangka kalau Chesa bisa berbicara dengan Rafka  pasalnya Rafka kalau tidak mengenal orang tidak akan bertanya dahulu sebelum di tanya, tetapi tadi dari cerita Chesa kalau Chesa di sapa duluan. Sungguh. Sangat hebat.

"Kenapa sih Syif?" tanya Chesa terheran. 

"Suatu kemajuan aja sih Sa" balas Syifa meredakan keheranannya.

"Maksud Lo?" Chesa masih bingung, kemajuan apa maksudnya.

"Kemajuan karena dia mau nyapa Lo duluan" balas Syifa sambil menahan tawanya.

"Apa sih Syif, oh iya lo kenal sama dia?" sekarang Chesa benar benar bingung karena dirinya belum pernah melihat cowok itu dan cowok itu bilang 'Lo gak kenal gue?' dari situ Chesa merasa kalau cowok itu terkenal, tapi Chesa gak kenal tuh. Aduh Chesa kamu tuh terlalu pendiam sayang, kasian sekali kamu. 

Keknya Syifa harus menenggelamkan kepalanya Chesa di kolam ikan belakang sekolah sekarang juga. Benar benar.  Bad boy di sekolahnya saja tidak tahu. Cowok paling ganteng, kaya, pintar, walaupun tidak belajar dan paling di perebutkan oleh kaum hawa di sekolah ini saja tidak tahu, terlalu pendiam memang dan terlalu tidak peduli oleh sekitar. Terlalu nyaman dengan tempat yang ia tempati hingga lupa kalau manusia harus beradaptasi oleh tempat yang lain.

"Chesa dasar bego" geram Syifa. "Syif apaan sih, gue beneran gak tau bukannya kasih tau malah ngatain bego ish" sebel Chesa. 

"RAFKA COWOK PALING COOL DI SEKOLAH KITA" ucap Syifa dengan penekanannya di setiap katanya.

"Oh, yang ketua ekskul futsal?" Chesa bergeming. Sabar Syif sabar.

Syifa mengelus dadanya. "Terserah lo deh Sa" pasrah Syifa.

"Kenapa? dia ketua ekskul futsal kan Syif" ucap Chesa sambil menunjuk muka polosnya. Oke. Kali ini Chesa harus di acungkan jempol karena tahu ketua ekskul futsal, ya benar Rafka memang ketua ekskul futsal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang