🔫ExP 3🔫 Latihan Pertama Kalinya.

17 2 3
                                    

✉️ Aska : Hai Ily, pagi...
Lillyx : Kemarin Lyx, sekarang Ily... -_-
✉️ Aska : Ehehehhe...
Lillyx : -_-, pagi juga... Napa?
✉️ Aska : Di rumah lo ada siapa?
Lillyx : Ada gue, ada anjing gue, ada setan     juga...
✉️ Aska : Serem amat yang terakhir. Gue kesana ya?? Eh, bokap nyokap lo gak ada di rumah emang?
Lillyx : Enggak ada. Eh ada abang gue juga.
✉️ Aska : Gue boleh kesana gak?
Lillyx : Ngapain?
✉️ Aska : Gak ngapa-ngapain sih... Bosan gue sendiri di rumah.
Lillyx : Terserah...
✉️ Aska : Berarti boleh nih?
Lillyx : Hm...
✉️ Aska : Yes!!! Oke bye... Jangan ngusir ya kalo gue nyampe.
Lillyx : Mumpung lo bilang gitu, gue jadi dapet ide buat ngusir lo.
✉️ Aska : Ya ampun... Gitu amat Bu Boss...
Lillyx : -_-
✉️ Aska : Gue siap-siap dulu yaa...
Lillyx : Hhmmm...
✉️ Aska : Bye... Love u!
Lillyx : Heh!!!
✉️ Aska : :v
Lillyx : Gak gue kasih masuk lo ntar!!
✉️ Aska : Eh... Jangan, jangan!
Lillyx : _-
✉️ Aska : Bye...
Lillyx : Ok!

Pesan dari Aska membuat Lillyx tersenyum-senyum sendiri.

“Baru kali ini gue punya temen cowok yang baik dan lucu kayak Aska.” gumam Lillyx.

∞°:°∞

Ting... Tong...

Lillyx berlari kecil ke pintu dan berbicara melalui intercom yang melekat erat di dinding.

“Siapa?” tanya Lillyx.

“Pangeran tampan yang baru tiba dari kerajaan...” jawab Aska dengan candaan.

“Siapa?!” Lillyx mengencangkan suaranya.

“Gak usah ngegas, Neng... Ini Aska.” tutur pemuda tampan tersebut.

Lillyx membukakan pintu untuk ‘Pangeran Tampan’ yang datang ke rumahnya.

“Ngapain?” Lillyx menatap malas ke arah Aska.

“Santai dong Mbak... Cuma mau berkunjung doang kok.” Aska nyengir.

“Ck!” Lillyx berjalan meninggalkan Aska di ruang tamu.

Aska yang tidak tahu ingin berbuat apa, mengikuti Lillyx.

“Ngapain ngikutin gue?” Lillyx mengerutkan keningnya.

“Gue gak tau mau ngapain...” jawab Aska polos.

“Sabar...” gumam Lillyx sambil mengelus dada.

Aska tetap tersenyum lebar, sehingga menampakkan deretan gigi putihnya yang rapi.

“Bantuin gue bawa ini.” Lillyx memberikan Aska sebuah baskom berisi tikus mati.

“Tikus? Untuk apa?” Aska menatap ngeri benda yang dipegangnya.

“Ikutin gue aja. Ga usah banyak nanya.” Lillyx berjalan ke arah kamarnya.

“Mau ngapain sih bawa tikus mati ke kamar?” ucap Aska dengan suara lirih.

“Masuk.” Lillyx membuka lebar pintu kamarnya yang berwarna oranye.

Aska menuruti kata-kata Lillyx. Pria muda itu masuk ke dalam kamar seorang perempuan.

“Naik ke sini...” Lillyx menunjuk ubin yang dipijaknya.

“Oke...” Aska kembali menuruti kalimat Lillyx.

Lillyx menghentakkan salah satu kakinya di ubin yang mereka pijak. Perlahan-lahan, ubin itu bergerak turun. Aska menatap takjub ruangan Lillyx.

“Yuk, kasih makan si Zio!” ajak Lillyx.

“Zio? Seumur hidup gue jadi psikopat, gak pernah gue ngasih makan makhluk hidup pake tikus mati kayak gini...” ujar Aska.

Ex Psychopath and His Life CompanionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang