Geger Sumur Gemuling 2

517 5 0
                                    


Bayan Saridin tidak ingin lagi menengok ke belakang, yang ada dalam pikirannya saat ini cuma lari dan lari.

Dia sangat berharap Sogol tidak mampu mengejarnya, jika sampai dia terkejar, maka kematian sudah pasti akan dia dapatkan.

Dalam kebingungan untuk bisa lolos dari kejaran Sogol, terbesit keinginan  untuk meminta perlindungan kepada  Parman yang juga sesama antek kompeni.

"Parman....tolong aku"

"ada apa?"

"Sogol mau membunuhku"

"Sogol...."

"benar"

"serahkan padaku, akan aku habisi dia "

"baiklah kalau bagitu, aku akan cari bantuan lagi"

"pergilah bayan Saridin"

Parman benar benar menjadi orang yang bodoh, bayan Saridin tidak mengatakan kejadian yang sebenarnya.

Tanpa dia sadari, dia cuma dijadikan penghambat bagi Sogol yang mengejar bayan Saridin.

Karena bayan Saridin sudah mengerti, ki Mukti yang lebih sakti dan tangguh dari Parman bisa kalah, apalagi dia.

"Sogol....Sogol....Sogol...., cari mati rupanya"

"aku tidak punya urusan denganmu Parman"

"ingin membunuh bayan Saridin, berarti kau juga punya urusan denganku"

"oh....., rupanya sama sama antek kompeni, baiklah Parman aku akan menghabisimu juga"

"majulah Sogol"

Dengan cepat Sogol melepaskan sebuah pukulan kearah muka Parman,
apa yang Sogol lakukan ini terkesan meremehkan Parman,

"cuma segitu gerakanmu Sogol"

Gerakan yang Sogol lakukan memang terlihat sangat pelan dan kurang bertenaga.

Hal ini membuat Parman jadi tertawa dalam hati, dan tangannya  langsung meraih keris yang  terselip di balik punggungnya.

"mati kau Sogol...."

Dengan cepat Parman menghunuskan kerisnya ke tubuh Sogol, keris itu tepat mengenai sasarannya.

Namun sontak Parman terperangah dengan apa yang dilihatnya, mulutnya terasa terkunci tidak bisa berkata apa apa.

"aku belum mati Parman"

Ternyata keris Parman tidak mampu menembus tubuh Sogol, terluka oleh tusukan keris itupun tidak.

Belum hilang rasa kagetnya, tiba tiba Parman merasakan sebuah hantaman yang tepat mengenai hidungnya.

Cukup keras hantaman itu dia rasakan, dan dia merasakan adanya aliran darah keluar dari hidungnya.

Saat itu juga dia mulai merasakan pandangannya serasa kabur, dan kepalanya rasanya berputar putar.

Dalam ketidak seimbangan dirinya, kembali untuk kali kedua dia kembali merasakan sebuah hantaman di wajahnya.

Kini dia sudah tidak bisa melihat apa apa, dan semuanya sudah terasa gelap bagi dirinya.

Bayan Saridin mencoba mengatur nafasnya, dan mencoba untuk setenang mungkin.

"Ada apa bayan Saridin?"

"Karman...., Sogol ingin membunuhku"

Karman terdiam, sejenak pikirannya membawa dirinya kepada sosok ki Mukti, karena dukun santet yang terkenal sakti ini selalu berada di belakang bayan Saridin.

"bukankah ada ki Mukti yang selalu menolongmu"

"dia sudah mati, dibunuh oleh Sogol"

Karman kembali terdiam, dia terasa sulit untuk melanjutkan kata katanya, karena dia tahu kemampuan Sogol.

"Ada dimana Sogol sekarang?"

"Parman tadi menghadangnya"

"kau gila, itu sama saja mengantarkan kematian Parman"

"apa yang harus kita lakukan?"

Karman kembali terdiam, kini dia mulai berpikir bagaimana caranya untuk bisa menghabisi Sogol.

"kita ke rumah Sogol"

"kau gila Karman, itu sama saja mengantarkan kematian kita"

"ini satu satunya cara untuk bisa mengalahkan Sogol"

"apa kamu yakin"

"tentu saja, aku juga tidak ingin mati"

Karman teringat pesan gurunya saat mereka akan berpisah, bahwa semua kesaktian Sogol akan hilang, jika ayam jago putih yang sogol pelihara mati.

LEGENDA RAKYAT  SOGOL PENDEKAR SUMUR GEMULINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang