0:0 || Prolog

52 1 0
                                    

   Delapan tahun yang lalu

      Dia adalah cahaya di gelapnya hari-hari ku. Senyumannya yang tulus saat kali pertama ia menggenggam erat tangan ku untuk menenangkan ku tak akan pernah ku lupakan.

Di saat aku merasa aku sendirian. Dia malah datang dan mengajak ku main bersama.

Dia yang selalu ceria dan aku yang selalu murung.

Dia dan aku ibaratkan bulan yang terang yang dikelilingi para bintang di dekatnya. Sedangkan aku adalah salah satu bintang tersebut yang bernama 'fomalhout' salah satu bintang yang selalu kesepian.

Di saat aku merasa lelah dengan dunia yang ku hadapi dia malah datang menghampiriku.

Dan Dia seperti musim semi yang menghangatkan.

Saat aku bersedih tentang rumahku yang selalu berisik tentang aku yang selalu jadi bonekanya papa dia datang memeluk ku erat. Dengan senyumannya ia berkata bahwa dia tak akan meninggalkan ku sendirian.

Dia adalah satu-satunya orang terpenting di hidupku dan aku tidak mau kehilangannya.

Namun, sebuah salah paham membuat aku harus rela kehilangannya. Sebuah salah paham yang sangat aku sesali.

Karna kesalahan ku dia membenciku. Aku selalu di hantui rasa penyesalan. Aku membenci diriku sendiri karna tidak adanya keberanian untuk ku meminta maaf dan berakhir meninggalkannya. Dan melanggar janji ku untuk selalu ada di dekatnya.

•••



















Heyyo cerita kedua dari saya nih. Gimana prolognya? Tertarik gak? Penasaran gk? Kalau gak yaudah gk jadi saya publish.g canda. Tapi serius lanjutannya akan saya publish jika 'Limerance' udah 1k readers.

So stay tuned aja ya bye bye.....

The RivalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang