0:1|| Pertemuan

22 1 0
                                    

        Koridor sekolah yang luas yang terletak di Airlangga School mendadak ramai dan ricuh. Menatap dengan berbagai tatapan di saat sekelompok pemuda tampan berjalan memasuki koridor tersebut. Mereka adalah sekelompok anak geng motor bernama Ravens yang berarti sekelompok gagak hitam yang tak terkalahkan. Ravens ialah salah satu geng yang di hormati oleh sebagian SMA di kota Bandung. Empat pentolannya bersekolah di Airlangga School. Mereka bernama Arya, Bobby, Angga dan ketuanya Eryk. Eryk ketua dari geng Ravens. Sosok pria tampan dengan rahang tegas serta hidung yang mancung. Banyak di gemari oleh siswa dan siswi dari Airlangga bahkan dari sekolah lain juga. Tapi sayang Eryk galak, dingin dan sorot matanya yang tak pernah berubah. Sangat Menakutkan.

"kita berasa jadi idol cuy di liatin gini" bisik Angga sambil senyum-senyum sok narsis melambai tangan ke siswa yang melihatnya.

"mereka semua liatin Eryk bukan lo dodol!" balas Arya seraya mengeplak belakang kepala Angga. Angga hanya mencibikkan bibirnya tak terima sambil mengelus belakang kepalanya. Eryk yang namanya di sebutin hanya melirik sekilas ke kedua temannya itu lalu melanjutkan langkahnya menuju kelasnya yang berada di 11F. Kelas paling terakhir. Para guru mengecap kelas tersebut dengan julukan kelas berandal. Karna para muridnya nakal dan tak mau di atur.

Eryk duduk di kursinya yang terletak di pojok paling belakang dekat dinding. Melihat di kolong lacinya menemukan sebuah cake yang di lapisi coklat terbungkus rapi di dalam kotak. Dan di atasnya ada sebuah kertas note. Eryk mengambillnya dengan malas, membaca kertas note tersebut tak minat lalu meremasnya membuangnya asal. Cake tersebut pemberian dari para fans Eryk yang tergila-gila dengannya. Hampir setiap hari Eryk mendapatkan berbagai macam hadiah seperti sekarang ini.

Eryk memberikan cake tersebut kepada teman-temannya.

"apanih, dari fans lo?" tanya Angga sambil membuka kotak kue tersebut. Eryk hanya berdehem menanggapi.

Eryk memasang aerphone ke telinganya, lalu menidurkan kepalanya di atas meja dengan tas milik Bobby sebagai bantalannya. Karna Eryk jarang membawa tas.

Sambil menunggu guru yang mengajar masuk, Eryk mengistirahatkan dirinya sejenak.

"Ryk, Eryk!"

Baru saja nyawanya ingin melayang, tapi sebuah suara menyadarkan Eryk. Eryk mengangkat kepalanya menaikkan satu alisnya ke Bobby orang yang di sampingnya yang memanggilnya tadi.

"geng Coboy nyari gara-gara ke Ravens"

"Coboy?" tanya Eryk menautkan alisnya seraya duduk tegak.

"iya, nih liat" Bobby menyerahkan ponselnya, menunjukkan sebuah vidio ke pada Eryk.

Kedua temannya yang lain Angga dan Arya juga kepo ikut menonton vidio tersebut.

Terlihat di dalam vidio beberapa anggota gengnya berantem dengan anggota dari geng yang bernama 'Coboy' tersebut.

"Gerakkan yang lain buat ketemu sama geng itu nanti malam di tempat biasa." ujar Eryk kepada ke-tiga temannya. Lalu kembali memakai aerphone di telingannya dan menidurkan kepalanya tak perduli bahwa guru yang mengajar telah masuk ke kelas.

••••

       Sesuai dengan perintah sang ketua seluruh anggota Ravens telah berkumpul di sebuah lapangan basket yang sudah tak terpakai. Menunggu sang musuh 'Coboy' yang telah menghajar beberapa anggotanya.

"gimana ceritanya kok lo bisa berantem sama geng itu?" tanya Arya penasaran kepada salah satu temannya yang berkelahi kemaren.

"kemaren gue sama anak yang lain taruhan main blliard sama mereka tapi mereka kalah dan gak terima lalu ngajak brantem." jelasnya.

Arya menganggukkan kepalanya mengerti serta menepuk-nepuk sedang punggung temannya itu. "tenang aja bro malam ini kita habisi mereka.

Tak lama kemudian sekelompok motor datang menghampiri anak Ravens. Mereka adalah geng Coboy. Jumlah anggota geng Coboy tak terlalu banyak hanya sekitaran dua puluhan saja karna geng mereka yang baru saja terbentuk. Jauh berbeda dengan anggota geng Ravens yang jumlahnya sekitaran tigapuluh lima-an.

Anak Ravens bangkit dari duduknya dan membentuk formasi dengan Eryk yang berada di tengah.

Juga geng coboy yang turun dari motornya, berdiri berhadapan dengan Ravens dengan jarak sekitaran tiga meter.

"jadi ini geng coboy, jumlah kalian kalah telak. Kami gak akan pake kekerasan asal anggota kalian yang ngelukai anggota kami sujud di hadapan mereka dan minta maaf." desis Bobby, merangkul salah satu anak buahnya yang terluka dengan tatapan tajam menatap musuh di depannya.

"najis! Anggota lo cupu taruhan tapi main curang!" ucap salah satu anak coboy yang terlibat.

"gue gak main curang ya anjing! Lo kalah tapi gak terima, ngajak brantem lo sat!"

"Diam!" Eryk membuka suara dengan nada dingin tapi itu mampu memberhentikan adu mulut kedua orang itu.

"mana ketua lo?"

"Gue." seseorang dari kerumunan geng coboy melangkah keluar maju ke depan menunjukkan dirinya.

Menatap ketua geng Ravens yang juga ikut menatapnya. Mereka saling tatap menunjukkan keterkejutan satu sama lain.

"Gale.."

"Eryk."

Gumam mereka bersamaan.

Saat mereka masih saling tatap, para anggota mereka sudah saling menghantam. Membuat kericuhan.

"Apa kab-"

"Ck Pembunuh!" Kesal Alves saat melihat wajah lama yang tak ingin ia lihat lagi.


Bugh!

Alves melayangkan bogemannya tepat di wajah Eryk. Dan terjadilah adu jotos antar ketua dari geng tersebut. Saling menatap penuh kebencian.

Kedua pemuda yang sudah berteman sedari mereka masih duduk di bangku sekolah dasar. Namun karna adanya insiden masa lalu mempengaruhi keegoisan masing-masing membuat mereka jadi saling membenci. Dan sekarang di pertemukan kembali disini. Mereka adalah Eryk dan Alves.

Suara sirine mobil polisi bergema memberhentikan aksi tawuran itu. Kedua geng tersebut langsung lari berhamburan bersembunyi agar tidak tertangkap oleh polisi.

Alves mengendarai motornya tergesa-gesa, masih dengan tatapan tajam menatap ke arah Eryk. Musuhnya.

"lari goblok!" ujar Bobby menarik pergelangan tangan Eryk yang masih diam di tempatnya.

Urusan mereka masih belum selesai dapat di pastikan kedepannya kedua geng tersebut akan menjadi musuh... Atau tidak.

•••

Okey jadi ini cerita kedua saya semoga kalian suka ya.

Happy reading and don't forget klik tombol bintang di pojokan bawah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The RivalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang