"Karena yang goblok, lebih menarik perhatian gue." -Ravel Nugraha
"Uwah! I-ini gedungnya tinggi banget. Di desa Ella tuh nggak pernah lihat bangunan setinggi ini sampe mau nyentuh langit gitu."
Ravel rasanya sangat ingin membawa Ella ke rumahnya- rumah keluarganya. Bukan apartemen biasa miliknya itu.
Biasa menurut Ravel, tapi luar biasa menurut orang lain. Ya, apartemen milik laki-laki itu tergolong apartemen mewah yang fasilitasnya serba lengkap, sudah seperti rumah minimalist.
"Keren banget tempat tinggal, Ka-Kakak."
Ella tahu dari mana kalau tempat tinggal Ravel itu keren? Kan, mereka baru tiba di basement apartemen. Belum benar-benar memasuki apartemen Ravel nomor 112.
"Sssttt. Nggak usah banyak bacot," Ravel melepaskan sabuk pengaman yang melekat di dirinya lalu berganti pada Ella. Ia tidak langsung keluar dari dalam mobilnya itu. Ravel masih harus berpikir mau menutupi tubuh Ella dengan apa. Laki-laki itu tidak mau mainannya dilihat banyak orang. Mainan mahal yang ia beli seharga 400 juta tanpa berpikir dua kali.
Lalu Ravel menemukan jaket miliknya yang belum dicuci selama dua minggu. Jaket itu biasanya akan Ravel buang begitu saja karena saking malasnya ia memasukkannya ke dalam bak laundry. Biasa lah, horang kayah. Suka buang-buang uwang.
"Sini. Lo pake ini."
"Ta-tapi, Kak. Ella tuh lagi kepanasan, bukan kedinginan."
Astaga. Nih, cewek banyak mulut banget!
"Nggak usah ngebantah," desis Ravel disertai tatapan tajamnya. "Gue nggak suka kalau omongan gue tuh dibantah. Ngerti?!"
Dengan perlahan Ella menganggukkan kepala. "I-iya. Ella paham, Kak."
"Peluk tubuh gue!" titah Ravel lalu menggendong Ella ala bridal style dan membenamkan wajah perempuan itu di dadanya.
Ravel benar-benar ingin menyembunyikan Ella. Ia tidak mau ada secuil bagian tubuh Ella yang bisa dilihat laki-laki lain, selain kakinya yang tidak memakai alas kaki apa pun.
"Cewek baru, Mas?" tegur Pak satpam seraya menunduk hormat pada Ravel.
"Hm," Ravel hanya menjawabnya dengan dehaman pelan.
Ravel memang sering one night stand bersama perempuan-perempuan seksi lainnya. Namun, jarang sekali ia membawa pulang 'teman tidurnya' itu kecuali yang tengah menjalin hubungan khusus dengan dirinya; contoh mantan pacarnya kala itu. Satu-satunya perempuang yang pernah Ravel izinkan untuk menginap di apartemennya, bahkan ia kenalkan pada kedua orang tuanya serta diajak liburan bersama dua adik laknatnya yang bermulut ember.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk Ravel cepat sampai di apartemennya. Ia membuka pintu dengan satu tangannya memasukkan access card itu lalu menurunkan Ella dari gendongannya.