Surgery

934 60 17
                                    

.
.
.
.
.
Siang ini suasana rumah itu sangat sepi, hanya ditemani beberapa obrolan ringan. Siang ini Taeil sedang beristirahat ditemani beberapa bukunya sebelum menjalani operasi juga tak lupa dengan Jaemin di sisinya yang hanya bangun untuk membersihkan diri, makan, mencari hiburan dengan mengganggu maknae juga para sahabatnya, meminum obatnya dan berakhir di kamarnya di samping Taeil.

Tak ada yang berkomentar atau pun marah dengan kondisi kamar Jaemin, bukan karena kotor atau hal lainnya, tapi karena di kamarnya ada banyak sekali komputer game, bila dihitung bisa mencapai 3 komputer game, dan 2 laptop untuk tugas atau sekedar menonton.

Awalnya ada yang marah dan protes tapi lama lama mereka hanya bisa menerimanya, karena jika berlama lama memarahi atau menjauhi Jaemin, Jaemin akan mengurung dirinya di kamar dan tak akan keluar dari kamarnya selama sebulan, dan mereka tak akan kuat jika harus berlama lama menjaga jarak dari Jaemin.

"Jaem kamu gak laper apa?"tanya Taeil pada Jaemin yang masih setia bermanja manja padanya, Taeil sendiri sudah meletakan buku ke 3 nya hari ini dan beralih mengusap rambut Jaemin.

"Laper hyung, tapi Jaem gak mau makan nasi, Jaem mau ttebeoki boleh yaaa..."pinta Jaemin dengann menunjukkan puppy eyesnya, mana kuat Taeil jika sudah seperti ini.

"Boleh, iya boleh, tapi jangan terlalu banyak, dan nanti harus makan nasi, juga shoot coffenya kurangin ya Jaem,"Taeil sedang merapikan kasur Jaemin, lalu melihat Jaemin yang tadinya matanya berbinar karena izinnya, tapi kini tertunduk karena harus mengurangi takaran kopinya.

"Iya hyung, nanti Jaem coba kurangin, tapi kalo belum kurang mian, hyung sekarang Jaem mau keluar dulu ya mau main sama Hoho,"Jaemin sudah turun dari kasurnya, saat akan membuka pintu, pintu itu terbelalak lebar menampakkan beberapa sahabatnya juga beberapa hyungnya.

"Gak boleh, Jaem pokoknya gak boleh keluar, kalo Jaem keluar Jeno harus ikut,"Jeno mengucapkannya dengan bibir yang dipoutkan membuatnya lebih menggemaskan.

"Gak akan kenapa napa Jen, cuma ke komplek depan aja kok, Jaem bawa obat juga kok, nanti kalo Jaem ngerasain sesuatu Jaem langsung pulang kok,"Jaemin mendekati Jeno dan mempuk puk kepalanya.

"Iya Jen, Jaemin gak akan kenapa napa, kamu ngapa sih Jen, kayak kembaran yang gak bisa dipisah aja,"Haechan menimpuk kepala Jeno pelan dengan tangannya pelan.

"Ya udah kalo gitu kamu boleh pergi tapi inget pulangnya jangan dalam keadaan pingsan, harus dalam keadaan baik baik aja kamunya,"peringat Jeno pada Jaemin. Tolong ingatkan Jeno jika dirinya terlalu overprotective terhadap Jaemin semenjak kejadian Lucas.

Iya ingatkan juga jika semua di antara mereka berlima itu peka bahkan sangat sangat peka, tak ada yang bisa menyembunyikan sesuatu dari mereka berlima. Tapi, kepekaan mereka berebeda dengan kepekaan Jaemin, kepekaan Jaemin berbeda jauh melebihi yang lainnya.

"Ya udah kalo gitu chan aku pergi dulu, nitip Il Hyung ya chan, nanti aku pulang sebelum jam 6 jen,"pamit Jaemin pada Jeno yang sedari tadi merengek tak ingin melepaskan Jaemin, dan akhirnya terlepas karena bantuan Renjun, lalu Jaemin akhirnya bisa keluar dari kamarnya

"JAEM, SEKALIAN PULANGNYA BAWAIN SAN HYUNG YA..."teriak Haechan dari kamar Jaemin yang membuat Jaemin hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Ge..."panggil yang termuda di antara mereka setelah kepergian Jaemin, dirinya hanya menundukkan kepalanya, "ge, aku khawatir pada Jaemin,"lanjutnya dengan sedikit mempoutkan bibirnya yang membuat Yangyang terlihat tambah menggemaskan.

"Sudahlah tak apa, tak akan terjadi apa apa pada Jaemin, kita percayakan saja pada Jaemin dan hyungdeul komplek depan,"Renjun mendekati Yangyang menenangkannya, walau dirinya sendiri tak bisa tenang entah kenapa.

Hey, Na What's Wrong With You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang