Pagi hari yang lumayan dingin dan semakin membuat semua murid di sekolah SMA Lucas School terutama salah satu murid di sana yang di kenal dengan batu permata merah delima alias Ruby.
"Woi bangun dodol. Malah tidur. Sudah bel masuk."
Di saat enak-enaknya tidur, tiba-tiba kepala Ruby di ketok pakai buku paket tebal yang sontak membuat Ruby mengerang kesakitan dan langsung menatap nyalang teman kecilnya yang sekarang malah duduk di sebelahnya.
"Sakit bego! Gak ada hati kau, Weiss." Ucap Ruby jengah.
Weiss hanya memutar matanya dan berdiri di sebelah Ruby. Ruby pun mengikutinya dan berjalan keluar kelas untuk berbaris. Upacara Senin yang terbilang singkat karena di tengah pidato guru, mendadak dahan pohon jatuh tepat di antara barisan murid.
Kejadian itu membuat 1 sekolah itu terkejut dan langsung di bubarkan. Angin pagi ini lumayan kuat. Tibalah Ruby dan Weiss terduduk di dalam kelas mereka.
"Jadi ada yang kena gak pas pohonnya jatuh?" Tanya Weiss.
Ruby mengendikkan bahunya, "Gak tahu. Tapi tadi kedengaran sih ada yang meringis."
Tiba-tiba seorang murid berlari memasuki kelas dan langsung mengejutkan seisi kelas itu.
"Kita kedatangan murid baru! Cantik loh!" Teriak orang ini.
Ruby langsung menata mejanya dan membaringkan kepalanya di sana, belum sempat tertidur, guru masuk. Ruby langsung menegakkan kepalanya sambil mengucek matanya. Weiss hanya diam melihat kelakuan Ruby.
"Pagi anak-anak." Sapa sang guru, wali kelas.
"Pagi bu!!" Seru seisi kelas.
"Kita kedatangan siswi baru, ayo kenalkan dirimu."
Seluruh mata langsung menatap seorang siswi memasuki kelas dan berdiri di depan kelas. Siswi itu tersenyum tipis dan malah terkesan cool.
Rambut sependek Ruby, matanya kekuningan seperti mata kucing, tatapannya tajam menjelajah seisi ruangan dan berhenti menatap Ruby dan Weiss, sayangnya salah satu matanya di tutup seperti bajak laut.
"Namaku Cinder Fall murid pindahan dari Eropa, nama negaranya jarang di sebut." Ucap murid baru itu.
Dengan tatapannya yang tajam itu membuat Ruby meneguk liurnya sedangkan Weiss membalas tatapan tajam Cinder.
"Ada yang mau di tanya?" Tanya guru.
Seorang mengangkat tangannya, "Kenapa mata yang 1 di tutup?"
Cinder menatap orang yang bertanya lalu tersenyum tipis terkesan dingin, "Buta gara-gara kejadian kebakaran waktu aku kecil."
"Sorry." Sahut anak itu yang langsung memelas.
"Gak apa. Sudah lama kok." Ujar Cinder.
"Baiklah. Kamu bisa duduk di belakang Ruby. Yang namanya Ruby angkat tangan."
Ruby mengangkat tangan malas. Lalu Cinder berjalan ke barisan duduk Ruby. Ruby melirik kearah Cinder diikutin tatapan tajam Weiss.
"Kita ketemu lagi." Ucap Cinder tanpa suara.
Ruby terdiam.
"Ketemu? Baru juga ketemu." Sahut Ruby ke belakang saat Cinder duduk.
Cinder menatap Ruby lalu terkekeh, "Dulu pernah kok. Amnesia?"
Ruby terdiam. Tidak bisa dipungkiri, kata orang tuanya Ruby memang amnesia saat kelas 2 SD dulu. Ruby membalikkan badannya kaku dan mengikuti pelajaran. Tapi Weiss tersadar dengan mimik wajah Ruby yang langsung berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story ( GxG )
Short StoryCerita pendek atau cerpen bergenre lesbian or gxg.. Kegabutan si author.. ***