Chapter 31

4.1K 387 32
                                    

Happy Reading!

Sakura terus bergoyang mengikuti irama musik. Menggerakan tubuh molek nya dengan gerakan yang menurut mata lelaki begitu sensual. Bahkan sekarang gadis cantik itu sudah di kerumuni para pria di sekitarnya.

Sakura tak peduli. Ia hanya ingin menghilangkan segala emosi juga amarahnya malam ini. Kepalanya bisa meledak jika ia tidak melampiaskannya.

"Pergi, she is my girl!" Kata seorang pria mengusir para lelaki yang mengerumuni Sakura.

Berhasil. Para lelaki itu pergi dengan umpatan kesal karena tak berhasil mendapatkan mangsanya.

Pria itu menyeringai puas. Lantas lebih mendekatkan tubuhnya pada Sakura. Dengan tanpa permisi ia memeluk pinggang Sakura, mengikuti gerakan tubuh gadis itu. Sesekali tangannya mengelus setiap jengkal tubuh Sakura yang bisa ia jangkau.

"Kau sangat cantik." Bisiknya.

Sakura tersenyum dalam keadaan mabuk. Ia bahkan tidak tahu jika keadaannya sekarang begitu berbahaya. Tanpa sadar Sakura ikut mengalungkan lengan kecilnya di leher pria itu.

"Sakura,"  pria itu menyusupkan kepalanya diantara perpotongan leher Sakura.

"Sasuke ..." pria itu terkekeh pelan. Kepalanya mengadah menatap Sakura yang pipinya memerah efek dari alkohol.

"Come with me, beautiful."

Sakura hanya bisa pasrah ketika priu membawanya entah kemana. Kepalanya pusing juga pandangannya sedikit mengabur.

"Kau mau membawaku kemana?" Tanya Sakura linglung. Ia berjalan sempoyongan.

"Tentu saja untuk bersenang-senang, cantik." Pria itu menyeringai puas. Ia berhasil mendapatkan mangsanya.


***********

"Ck, menyusahkan ku saja." Decak Ino ketika Sakura malah pergi ke lantai dansa.

Ino hanya memperhatikan Sakura di meja bar. Ia akan membiarkan sahabat pink nya itu melakukan apa yang dia mau. Jika di larang Sakura akan semakin menggila.

Ino hanya akan mengawasi. Mata gadis pirang itu melotot mendapati sahabat pink nya yang di kerumuni banyak pria mata keranjang. Ino mengumpat pelan. Ia harus segera membebaskan Sakura. Apalagi gadis itu sedang dalam keadaan mabuk.

"Aku tidak mau lagi menemani nya ke sini. Benar-benar  menyusahkan." Gerutu Ino sebelum beranjak dari duduknya.

Ia akan membawa pulang Sakura sebelum gadis itu berakhir dengan salah satu pria di sana. Akan tambah merepotkan.

Baru saja Ino akan melangkah ke lantai dansa. Namun tiba-tiba sebuah cairan berwarna cokelat bening mengenai bajunya.

"Shit!" Ino mengumpat pelan. Melihat dengan tajam seseorang yang sudah menumpahkan cairan itu ke bajunya.

"Sorry," katanya tanpa rasa bersalah.

Ino tak suka mendengarnya. Ia mengernyit melihat sosok di depannya. Seorang dengan rambut pirang panjang keemasan. Wanita atau pria?

"Apa kau tak punya mata? Bajuku jadi basah!" Kesal Ino tanpa pikir lagi. Ia bahkan sampai melupakan niatnya menghampiri Sakura.

"Maaf, nona. Aku sedang buru-buru, soal bajumu biar aku ganti." Balas orang itu.

Ino semakin kesal. Seolah perkataan maaf itu tak ada artinya. Brengsek!

"Tidak usah! Aku masih mampu untuk membeli baju sendiri. Manusia aneh." Dengus Ino sambil berlalu.

Ino memutar haluan menjadi ke toilet. Ia akan membersihkan cairan beralkohol di bajunya. Sampai tak sadar jika Sakura sudah tidak ada di lantai dansa.

*********

Pria itu menyeringai melihat kepergian gadis pirang tadi. Kemudian ia melangkah keluar club mengikuti kedua orang di depannya.

"Hidan," panggilnya.

Hidan menoleh sambil terus merangkul gadis bersurai merah muda agar tidak terjatuh.

"Kau yang mengemudi." Katanya melempar kunci mobil pada Deidara.

Deidara membuka pintu mobil penumpang, membaringkan tubuh Sakura yang pingsang ke sana.

Kedua pria itu langsung beralih duduk di kursi depan. Sampai mobil hitam itu melaju meninggalkan club malam.

**************

Ino kembali dari toilet dengan keadaan kesal setrngah mati. Seolah teringat, ia berlari ke lantai dansa. Matanya bergulir mencari sosok merah muda diantara lautan manusia yang menggila.

Tidak ada.

Kemana Sakura?

Ino mengumpat pelan. Jangan bilang Sakura di bawa oleh salah satu pria yang mengerumuni nya tadi.

"Sial!" Ino mengumpat kasar. Ia dalam masalah besar.

Jangan sampai Sakura kenapa-napa. Apalagi berakhir dengan pria hidung belang yang haus belaian. Ino harus mencarinya cepat.

"Sudah aku bilang jangan pernah ke tempat laknat seperti ini." Decak Ino keras. Bahkan beberapa orang memandangnya aneh.

*********

"Kita apakan dia?"

"Sesuai rencana. Awas saja jika kau malah tergoda dengannya."

Hidan hanya memutar bola matanya malas. Tatapannya beralih pada tubuh mungil yang terkapar di ranjang hotel.

Tangan hidan satu demi satu melucuti pakaian Sakura. Ia memandang wajah tertidur Sakura dengan terpesona.

"Wanita ini sungguh cantik." Gumam Hidan tanpa sadar.

Deidara langsung mengetok kepala pria itu sedikit keras. Hidan mengumpat pelan mendapat pukulan dari pria kesayangannya itu.

"Dari pada kau terus mamandanginya. Cepat selesaikan tugas kita." Decak Deidara marah.

Hidan menurut tanpa mau berdebat. Mereka melaksanakan tugas mereka. Setelah mendapat kepuasan dengan meninggalkan keadaan Sakura yang begitu berantakan.

Deidara mengirim pesan pada seseorang dengan seringai licik.

"Mission  complete."

"Cepat, kita pergi dari sini!" Gertak Deidara yang kesal melihat Hidan masih berbaring telanjang dada di samping tubuh naked Sakura di balik selimut.

*********

Seorang wanita yang sedang duduk di sebuah restoran bersama seorang pria berumur di depannya. Ia menyeringai licik.

"Kau akan hancur, Haruno Sakura." Gumamnya.

"Ada apa, sayang?"

"Tida ada apa-apa, Sayang."

"Kalau begitu, mari kita ke hotel. Aku tidak sabar ingin merasakanmu." Ajar pria itu tersenyum mesum.

Wanita itu dengan senang hati mengikuti keinginan pria di hadapannya.

"Tentu saja, Sayangku."

Kemudian pasangan berbeda umur itu pergi menuju hotel berbintang.




Tbc .....

Jangan tagih aku, buat up ya. Sekarang mungkin tergantung aku bisa nulisnya kapan. Lagi benar-benar sibuk. Tapi sebisa mungkin sempatin buat nulis. Tapi tenang aja cerita ini terus lanjut kok, sampai ending tentu saja.

Pai paiiii ....





My Naughty Girl | SasuSakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang