CH_1

913 64 20
                                    

*****

"Ibunda...ibunda bangun ibunda..aku mohon..jangan tinggalkan kami..hiks..hiks.."
Rara santang terus menangis dan membenamkan kepalanya di tubuh subang larang. Ia tidak menyangka bahwa ibundanya akan pergi secepat ini.

"ibunda..aku mohon bangunlah..aku sudah pulang ibunda..kenapa ibunda malah meninggalkan ku..
Maafkan aku karena aku gagal membawakan obat untukmu ibunda..maafkan aku.. "
Kian santang menangis sambil menggenggam tangan subang larang.

Tidak ada yang tidak terluka melihat orang yang sangat kita cintai dan sayangi pergi untuk selamanya. Termasuk prabu siliwangi dan juga raden walangsungsang putra sulung dari ratu subang larang dan juga prabu siliwangi.

Mereka yang ada di kamar subang larang menangis haru karena kepergian salah satu ratu padjajaran.
Hingga tidak ada yang sadar bahwa diantara mereka ada yang menyunggingkan senyum kemenangan atas kejadian yang terjadi saat ini.

Ia merasa sangat puas karena dengan tiada nya subang larang, maka jalannya untuk menguasai tahta padjajaran akan lebih mudah.

*****

Proses pemakaman telah selesai, mereka kemudian melangsungkan do'a bersama  dan setelah itu satu persatu dari mereka meninggalkan pemakaman dan tersisalah raden walangsungsang, nyimasrara santang, raden kian santang dan prabu siliwangi.

" Ibunda.. Maafkan aku.. Aku belum bisa menjadi anak yng berbakti kepadamu..maafkan aku ibunda..maafkan aku.." ujar kian santang dengan tangan kanan nya yang memegang batu nisan sang ibunda.

" Sudahlah putraku..jangan menyalahkan dirimu sendiri..Ayahanda mengerti bagaimana perasaan mu, tapi ini sudah menjadi takdir.. Kita hanya bisa berdo'a dan mengikhlaskannya.."
Prabu siliwangi merangkul pundak kian santang yang kini sedang menangis dalam diam.

"Ayahanda..rayi..mari kita pulang..langit sudah mendung, sebentar lagi akan turun hujan "
Ujar Raden walangsungsang sambil menengadahkan kepalanya ke langit.
Tidak ada yang tahu bahwa ia pun sedang menahan air mata yng sebentar lagi turun dari pelupuk matanya.

"Kau benar putraku..mari kita pulang.."
Prabu siliwangi pun berdiri dan merekapun pergi untuk meninggalkan pemakaman.

Sebelum pergi prabu siliwangi mencium batu nisan sang istri ia pun berkata..
" Dinda maafkan kanda..kanda ikhlas jika memang ini adalah jalannya..kanda akan menjaga dan melindungi putra putri kita dengan baik.. Kanda sudah kehilanganmu.. kanda tidak ingin kehilangan untuk kedua kalinya..kanda sangat mencintaimu..istriku.."

*****

Di tempat lain, tepatnya di halaman belakang istana, gusti ratu kentring manik, gusti prabu amuk marugul, dan juga anaknya yang kini sudah menjadi raja padjajaran menggantikan ayahandanya gusti prabu siliwangi beberapa bulan yang lalu,yaitu gusti prabu surawisesa   sedang merayakan kemenangannya.

" Sekarang yunda subang larang sudah tidak ada, usaha kita sungguh tidak sia-sia, benarkan raka ?? "

" kau benar rayi, aku sungguh sangat senang karena sekarang orang yang menghalangi jalan kita untuk menguasai padjajaran telah berkurang.. "

" ibunda...sekarang kita tinggal menyingkirkan bunda ambet kasih, kian santang, raka walang sungsang dan juga rara santang.. Aku sudah tidak sabar melihat kematian mereka.." ujar surawisesa sambil mengepalkan tangan kanannya.

" Kau tenang saja putraku, ibunda sudah mempunyai cara untuk menyingkirkan yunda ambet kasih.."
Ujar kentring manik dengn senyum sinis nya.

*****

Siang telah berganti malam, sebagian penghuni istana sudah terlelap dengan nyaman di perbaringannya, hanya terlihat beberapa prajurit yang sedang berjaga malam di setiap sudut istana.
Di halaman istana terlihat seseorang yang sedang menengadahkan wajahnya ke langit malam..

" Kanda, apa yang sedang kanda lakukan disini, ini sudah malam.. Kanda harus segera beristirahat, apalagi kanda baru sampai di padjajaran setelah perjalanan kanda mencari obat untuk rayi subang larang.."ucap seorang wanita dan berdiri di samping pria itu

" Kanda hanya sedang melihat bintang.. Dinda.." dengan wajah yang masih menatap langit malam.

" Kanda.. Dinda tahu bagaimana perasaan kanda saat ini.. Kanda pasti sangat kehilangan rayi subang larang... Tidak hanya kanda, aku pun sangat kehilangan rayi subang larang..karena bagaimanapun..dia tetap rayiku..aku sangat menyayanginya..Tapi kanda tidak bisa  terus larut dalam kesedihan seperti ini.. Rayi pasti sangat sedih jika melihat kanda yang seperti..kanda jug harus menjaga kesehatan kanda.."

" Dinda ambet kasih..terimakasih atas nasihat mu..kau benar aku tidak bisa seperti ini terus..dinda subang larang pasti akan sedih jika melihat ku seperti ini.." Ucap prabu siliwangi kepada istrinya ratu ambet kasih.

" mari dinda..kita masuk ke dalam ..ini sudah larut malam, kau juga harus beristirahat.."

" Mari kanda.." Mereka pun masuk kedalam istana meninggalkan langit malam yang masih setia dengan kegelapannya.

*****

Di tengah hutan terlihatlah seorang wanita bertopeng, dari matanya bisa terlihat binar kebahagiaan disana.

"

Akhirnya, rencanaku berhasil..
Lihatlah siliwangi.. Satu persatu kau akan kehilangan anggota keluargamu lagi...ha..ha..ha..."

================================

Jangan lupa vote dan komen ya..😊
Simpan juga di perpustakaanmu..😃😃

Ingat ya..!!
ini hanya cerita fiksi..!!
Ini hanya sebuah imajinasi..
Aku hanya menggunakan tokoh-tokoh dari KRKS..!!
Dengan jalan cerita yang sedikit berbeda..
Jadi kalo ada kesalahan mohon maafkan ya..🙏🙏🙏

***2020

Cahaya PadjajaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang