Masih ada yang nungguin cerita ini gak sih?
Maaf ya lama updatenya, soalnya kemarin lagi fokus dulu kelarin Take Me As Iam🤗Sudah satu minggu ini Nata tidak melihat Braga di sekolah, dia sudah bertanya pada teman-teman Braga tapi tidak ada yang tau kabar cowok itu. Ponsel Braga juga tidak aktif, saat Nata datang ke kostnya pun tempat itu kosong. Anehnya guru-guru mereka tidak ada yang menanyakan tentang Braga.
Nata menatap bangku kosong di pojok belakang kelasnya dengan lesu, Nata kehilangan semangat karena tidak bertemu Braga yang sudah seperti vitamin baginya.
"Kamu kemana sih?" gumam Nata bertanya sendiri.
"Nat, kantin yuk" ajak Anita teman sebangku Nata.
Nata mengangguk mengikuti langkah Anita tanpa semangat.
"Kenapa sih lemas banget?" tanya Anita melihat Nata yang hanya mengaduk-ngaduk makanannya.
"Gak apa-apa kok" jawab Nata menggeleng.
"Pasti karena Braga, iya kan?" tebak Anita, hampir semua murid di SMA Tunas Bangsa tau jika Nata menyukai Braga.
Nata menghela napas. "Sudah satu minggu Braga gak masuk, gak ada kabar juga. Besok kan kita ada ujian praktek, kalau gak masuk ntar Braga gak dapat nilai"
"Lagian sejak kapan sih Braga peduli sama nilai? Kerjaannya bolos mulu. Lo kenapa gak move on aja sih Nat? Banyak cowok-cowok di sekolah ini yang naksir sama lo tapi dunia lo kayak cuma ada Braga doang" ujar Anita.
"Ini masalah hati, gak segampang itu buat move on. Lagi pula aku yakin kok suatu saat nanti Braga akan balas perasaanku"
Bukan pertama kali Anita menyuruhnya move on dari Braga dan mulai membuka hati untuk yang lain. Anita sudah menjadi teman sebangkunya sejak kelas dua, seringkali Nata curhat dengannya tentang perasaannya terhadap Braga tapi sayangnya teman sebangkunya itu tidak pernah mendukungnya untuk memperjuangkan cintanya pada Braga, hal itu tentu saja membuat Nata terkadang kesal karena Anita tidak mau mengerti perasaannya.
Nata tidak peduli meskipun semua orang mengatakannya bodoh dan tidak tau malu karena terus saja mengejar Braga yang tidak pernah mempedulikannya. Nata hanya menginginkan Braga dan dia tidak akan menyerah sampai kapanpun.
Sikap Nata yang terus saja sibuk mengejar Braga membuat teman-temannya malas untuk akrab dengannya karena pasti pembicaraan Nata tidak jauh-jauh tentang Braga. Maka itu Nata tidak mempunyai teman yang benar-benar akrab dengannya di sekolah.
***
Nata menghentikan langkahnya saat melihat mobil Farhan di depan gerbang sekolah, Nata segera bersembunyi agar Farhan tidak melihatnya. Nata pun berpikir caranya kabur dari sana, dia memilih lewat pintu belakang walaupun Nata sedikit ragu karena pintu belakang mengarah pada lorong samping sekolahnya, disana ada warung yang biasa menjadi tempat tongkrongan anak-anak nakal di sekolahnya, tapi itu lebih baik dari pada dia harus bertemu dengan Farhan.
Nata memelankan langkahnya saat melihat banyak murid laki-laki duduk diatas motor mereka memenuhi lorong kecil itu, ada juga yang sudah nongkrong di warung sana. Mereka pasti akan menggoda Nata jika dia lewat disana tapi Nata tidak punya pilihan lain, hanya ini jalan lain untuknya menghindari Farhan.
Benar saja, saat Nata baru keluar dari pintu itu cowok-cowok disana langsung bersiul menggodanya, meski mereka satu sekolah tapi Nata tidak begitu kenal dengan cowok-cowok itu. Sialnya hanya dia cewek disana karena murid cewek di sekolah itu tidak akan mau lewat pintu belakang sekolahnya.
"Ada Nata nih,"
"Mau kemana Nata?"
"Nata gabung sini dong"
KAMU SEDANG MEMBACA
B R A G A
Teen FictionAbraga Prasetya biasa dipanggil Braga. Dia bukan murid paling rajin di sekolah, bukan juga murid berprestasi justru sering kali membuat masalah, langganan dipanggil ke ruang BK. Sering bolos sekolah juga berkelahi, penampilannya serampangan tapi ban...