"Lo kenapa?"
"G"
-
-~next~
Velisia memasuki ruangan kelas bersama aico yang membantu dia berjalan menuju bangku nya. Selesai aico mendudukkan velisia di kursinya, dia langsung kembali ke bangku nya dan fokus pada bu amira yang lagi menerangkan tentang rumus rumus matematika buat ujian akhir semester.
"Coba anak anak kerjakan dulu satu soal nomor 7 yang halaman 49 yah, yang udah nanti bawa ke depan"
Selesai bu amira memerintah untuk mengerjakan soal, velisia buru buru mengambil buku dan alat tulisnya. Sadar akan seseorang tengah menatap nya dari samping dia langsung menoleh pada sang pelaku, felix.
Setelah tatapan mereka saling bertemu, felix langsung memalingkan wajah nya dengan mendelik pada velisia.
Aneh banget nih si setan
Waktu sudah menunjukan pukul 16.12 dan semua siswa sebagian sudah ada yang pulang, tidak dengan tiga insan yang masih sibuk membereskan barang barang nya. Felix yang menunggu han membereskan bukunya hanya saja pandangan nya kosong menatap papan tulis yang bersih tak ada noda spidol sedikit pun. Juga dengan velisia yang tengah membenarkan posisi tas nya.
velisia, langkah nya tertahan karena sebuah tangan menahannya dari belakang. Reflek dia langsung berbalik menatap felix yang masih dengan tatapan kosong nya.
"Lo kenapa?"
"G"
Pengen gue cakar cakar dah itu muka
"Han gue pulang bareng lo ya" Felix menatap han yang sudah selesai dengan acara beres beresnya.
"Loh abang lo?" -han.
"Dia bawa motor gue, gue lagi males aja" -felix.
Han mengangguk.
"Hehh ngapain lo cunguk diem disana? Lo pasti dengerin obrolan gue sama han ya?!"
"Gausah ngegas, lo liat tangan lo masih megang tangan gue" Felix melepaskan tangan kiri velisia yang ternyata dari tadi belum dia lepaskan.
Malu? oh tentu.
Di parkiran pun felix masih bisa bisa nya ngeliatin velisia dan memutuskan kontak mata dengan dirinya mendelik ke arah velisia.
"Vel?" Panggil seseorang.
"Kak lino? Apaan?"
"Jangan lupa besok!"
"Iya iya dih ga sabaran banget sih"
"Gue duluan bye"
Velisia tidak menanggapi namun kesal dengan seseorang yang diboncengi oleh lino, christ. Dia megang megang dagu nya. Kurang ajar.
.
.
Velisia mengernyitkan dahi nya kala melihat sebuah mobil terparkir di halaman rumahnya. Sesegera mungkin dia memasuki rumahnya dan memastikan siapa pemilik dari mobil ber cat kan navy ini.
Ruang tamu, dia mendapati seorang pria paruh baya tengah asik bermain dengan benda persegi panjang nya.
"Pa Glenn?"