bersama mu

17 5 1
                                    

Senyuman terukir sempurna di wajah seorang gadis Nana Anatasya,seorang gadis cantik dengan rambut nya yang panjang dan ikal,hari yang seharus nya sangat indah kini berubah menjadi salah satu kenangan pahit lagi, setiap detik dia merasakan luka,tapi hanya diam dan membiarkan semua nya berlalu sejalan dengan waktu.

"dek,sarapan dulu" titah Bastian abang nya yang paling dia sayangi, Bastian juga yang selalu ada disamping nya setiap saat,ya hanya bastian orang tua nya seperti tidak menganggap Nana itu ada. Its okay no problem

"Nana berangkat langsung aja bang, sarapan nya Disekolah aja"

Sekolah yang bisa membuat nya tenang, melupakan sejenak semua masalah,lelah? sudah pasti. Namun ini jalan satu satu nya dan dia harus bisa bertahan.

"yaudah abang anterin ya"

"gak usah bang,Nana berangkat sendiri aja"

Seperti biasa Nana memasang wajah baik baik saja,semua orang bahkan abang nya sendiri tak pernah tau bahwa senyuman ini palsu, ya palsu.

Langkah nya terhenti ketika melihat seseorang di koridor, ya cowok tinggi dengan wajah blasteran indonesia-thailand itu tersenyum manis kepada Nana.

"pagii Nana ku sayang" ucap nya dengan kekehan pelan

"pagi juga Biann jelek" Nana sedikit tertawa kecil dan memperlihat kan lesung pipinya dengan indah.

"pagi kak Bian kak Nana" sapa salah satu adik kelasnya dengan ramah.

"pagi juga kakak" balas bian menirukan suara anak kecil.

Nana tertawa melihat Bian yang menirukan suara anak kecil nya itu, hanya Bian dan Bastian abang nya yang bisa membuat Nana tertawa dengan tulus. Ya, cuma mereka selebihnya itu palsu.

"yaudah kak saya duluan" ucap adik kelas nya itu yang sedikit terkekeh melihat kakak kelasnya yang sedikit autis.

Tuhan tolong jangan pudarkan senyumnya - batin Bian

"Na,kemarin sore Bian ke mall liat liat buku novel gitu terus Bian inget kalo Nana suka baca novel nah Bian beliin buat Nana cuman buku nya gak kebawa"

Bian terkekeh pelan karna sifat pelupanya tak bisa dihilangkan dari dulu sampai-sampai Nana pernah marah karna sifat pelupa nya, memang epic.

Nana menatap Bian sekilas, untuk 3 tahun silam Bian lah yang selalu ada disamping Nana dengan candaan sederhana nya dengan semua kejutan yang membuat Nana tak rela melepas Fabian. Ya, Fabian Anggara adalah orang kedua yang menjadi alasan untuk Nana kembali bersemangat hidup.

"Bian" panggil Nana dengan lembut

"kenapa Na?"

"makasih ya, Bian udah mau disamping Nana dari 3 taun lalu Nana bahagia bisa ketemu sama Bian, Nana sayang ama Bian"

Fabian tersentak karna ucapan terakhir Nana. Apa dia punya rasa lebih seperti yang dia rasakan, rasa takut kehilangan, rasa sayang yang lebih dari sekedar sahabat.

"mmm... Bian juga sayang sama Nana"

Untunglah koridor masih sepi jadi tidak ada yang mendengar percakapan mereka

Nana masih setia menatap wajah fabian dengan lekat, kenapa setiap ada didekat fabian, Nana selalu merasa nyaman dan tidak ingin jika Bian pergi.

Tuhan kenapa rasa ini berbeda saat pertama kali bertemu -batin Nana

Tanpa aba aba Nana langsung memeluk fabian dengan erat seperti tak mau kehilangan walau sesaat, mereka merasakan hal yang sama tapi mereka sama-sama belum mengerti perasaan satu sama lain.

LAMENTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang