My Sweet Devil - JENLISA (ID) G!P ✔

Chapter 18: Reward [M]

LISA POV

Gabus sampanye beterbangan di udara, diikuti teriakan Jisoo yang baru saja mengadakan pesta makan malam. Rosé dan ketiga karyawannya datang dengan baki berisi makanan pembuka seperti guacamole dengan keripik tortilla dan buah zaitun merica. Mereka memutuskan untuk menutup restoran tersebut khusus untukku. Mereka telah merencanakan segalanya dan menjelaskan kepadaku bahwa meskipun aku tidak memenangkan kontes, mereka tetap tidak akan membatalkan pestanya. Jisoo mengundang peserta lain juga karena menurutnya akan lebih menyenangkan jika lebih ramai dan itu adalah waktu yang tepat untuk saling mengenal.

Aku sedang berbicara dengan seorang pria tentang proyek yang dia presentasikan. Dia telah memintaku untuk memberikan pendapatku, yang langsung aku tolak karena aku pikir aku tidak dalam posisi untuk menilai pekerjaan siapa pun karena aku masih pemula di sektor ini. Kami bertukar beberapa saran karena kami berdua memiliki pengalaman yang berbeda dan itu sangat instruktif sebagai percakapan.

Tiba-tiba aku merasakan sebuah tangan di punggungku dan ketika aku menoleh untuk melihat siapa itu, aku melihat Ruby Jane dalam dress satin merahnya yang indah yang cocok dengannya seperti sarung tangan. Memang dia sudah berganti pakaian sebelum bergabung dengan kami karena menurutnya, dia memiliki kebiasaan harus berganti pakaian untuk disesuaikan dengan setiap acara. Aku bahkan tidak perlu menjelaskan kepada kalian semua tentang tatapan semua orang kepadanya begitu dia melangkah ke restoran. Salah satu fotografer baru bahkan berani bertanya apakah dia lajang. Dia menolaknya dengan ramah dan perasaan puas membanjiriku.

"Apa yang sedang dilakukan oleh seorang pemenang?" Dia berbisik ke telingaku. Menyadari kedekatan kami, aku langsung mengecek keberadaan istri dan anakku. Aku lega melihat mereka ada di meja mengobrol dengan Bobby dan Rosé. Dan Jisoo, dia terlalu sibuk untuk berkenalan dengan orang-orang. Jadi tidak ada yang memperhatikan kami... dan jauh lebih baik lagi, pria yang aku ajak bicara telah meninggalkan kami untuk bergabung dengan yang lainnya. Dia mungkin merasakan ketegangan di antara kami sehingga dia memilih untuk pergi, dia melakukannya dengan baik.

"Tidak ada yang menarik... aku hanya mengobrol. Bagaimana denganmu?"

"Aku hanya ingin tahu apa yang bisa aku berikan kepada pemenang besar kita." Dia menurunkan tangannya untuk membelai selangkanganku. Tetesan keringat terbentuk di dahiku dan angin panik menyusulku. Untungnya, lampunya redup dan kami berada di sudut di mana sulit untuk melihat apa yang kami lakukan. "Beri tahu aku hadiah seperti apa yang kau inginkan."

"Kita bisa ketahuan. Selain itu, istri dan anakku ada di sini..."

"Dan bukankah itu membuatmu lebih bersemangat mengetahui bahwa kau mungkin tertangkap di depan mereka?" Dia meraih selangkanganku di tangannya sebelum memijatku. Kakiku sudah gemetar dan aku menahan diri untuk tidak mendesah.

"Kau gila, Ruby Jane."

"Hanya untukmu, babe." Dia akan memasukkan tangannya ke dalam celanaku ketika kami disela oleh Rosé yang memanggil semua orang untuk datang ke meja karena makanan akan segera disajikan.

Diselamatkan oleh panggilan.

Ruby Jane berjalan di depanku tetapi berhenti untuk berbisik kepadaku dengan senyum nakal. "Jangan pikir ini sudah berakhir. Malam baru saja dimulai."

Kami duduk di meja panjang dan karena aku adalah pemenangnya, Jisoo memaksaku duduk di ujung meja seolah-olah aku adalah tuan rumah. Selain itu, aku yakin Jisoo sengaja membuat Yaya dan Lia duduk di sebelah kiriku dan Ruby Jane di sebelah kananku karena ketika dia menunjukkan tempat-tempat itu, dia menggoyangkan alisnya dan menjulurkan lidahnya kepadaku.

Teman bodoh.

Hidangan tersebut disajikan oleh karyawan restoran. Aku pikir nama mereka adalah Nayeon dan Yeri, aku jarang berbicara dengan mereka karena aku tidak sering datang ke restoran mereka karena aku tidak memiliki kesempatan.