Chapter 2 - SURABAYA

27 2 0
                                    

Pagi pun datang dengan suasana yang berbeda. Gimana perasaan lo ketika bangun tidur dan di tempat tersebut ada orang yang lo suka.

Gue benar-benar happy!

Pagi yang amat berwarna dari biasanya.

Nggak banyak basa-basi kala itu, karena mengejar waktu. Gue pun ketemu Algiv pas sarapan doang. Jadi dia nggak lihat muka alami gue pas bangun tidur.

Kita otw 2 mobil. Mobil yang pertama diisi oleh mama, papa, oma, opa dan adiknya Sasa. Sedangkan di mobil yang kedua, kita berempat. Oh my god, serunya! Andai aja kita emang couple yang lagi double vacay.

Sayangnya nggak.

Jam 09.00 WIB kita otw. Perjalanan Jakarta – Surabaya memakan waktu kurang lebih 10 atau 11 12 jam. Gue hitung aja perkiraan sampai jam 8 atau 9 malam. Nggak kebayang pegalnya badan gue ntar. Tapi karena ada Algiv, mungkin gue menikmati mau 24 jam juga.

Setelah gue pikir-pikir, gue makin bersyukur punya Sasa. Bukan karena dia teramat baik tapi selain itu karena pacar Sasa adalah sohibnya Algiv. Coba kalau bukan, mana mungkin gue bisa pergi vacay tanpa direncanakan kayak gini.

Kita mulai berangkat. Awal perjalanan agak hening. Bahkan cenderung ngomong masing-masing. Gue sama Sasa, Algiv sama Hasby.

"Ekhem, tukar posisi duduk yuk." Celetuk Hasby dalam keheningan.

"Oh lo mau gantiin gue nyetir? Boleh lah nih, baik banget lo baru satu jam padahal." Jawab Algiv dengan pedenya.

"Bukan ke lo! Maksud gue ke Sasa, gue ke belakang dan Adyana ke depan." Kata Hasby.

"Ko gue? Udah aja lah kayak gini." Jawab gue agak sensi.

"Yaela dya, sok-sokan nggak mau lo, seneng lo sebenarnya kalau duduk disini hahaha." Kata Hasby yang emang menyebalkan.

"Iya dya, ganti aja yuk! Pingin nyender ke Hasby nih hehe." Kata Sasa tiba-tiba bucin.

"Ih kok lo gitu sih?" Gue yang mulai males sama mereka.

"Adyana kamu jangan salah tingkah gitu. Udah nggak apa-apa di depan aja sini biar kita lebih kenal satu sama lain." Kata Algiv dengan nada bicara yang tenang.

"Anjay! Sumpah ini bukan Algiv yang gue kenal haha." Celetuk Hasby lagi.

Setelah perdebatan itu, akhirnya ketika turun di Rest Area untuk makan siang, setelah itu pas mulai berangkat lagi kita pindah posisi. Benar-benar deg-degan gue. Plus senang.

Selama perjalanan gue mulai bicara empat mata sama Algiv, perlahan gue mulai kenal satu sama lain dengan Algiv. Gue jadi tau nama kepanjangan dia, asli mana, tinggal dimana, alasan sekolah di Sekolah Umum, alasan nggak mau di Sekolah Internasional lagi, orang tua nya siapa dan kerja apa, hobi dia, dan banyak banget serasa di mobil itu cuman ada gue dan Algiv, karena Sasa dan Algiv juga fokus sendiri.

Ada satu topik yang bikin gue penasaran pas Algiv bahas mamanya suka sama gue. Kok bisa?

"Adyana, kamu pecinta ice cream baskin robbins ya?" Tanya Algiv ke gue.

"Iya, kok tau?"

"Waktu itu mama gue pernah diselematkan sama kamu ice creamnya."

"Ha? Diselamatkan?" Gue yang kebingungan dan berusaha mengingat-ingat, dan karena ingatan gue tajam, gue langsung ingat.

"Oh iya, ingat gue. Waktu di Kokas pas gue habis antri panjang ada ibu-ibu di belakang gue yang kesenggol sama anak sekolahan gitu yang lagi lari ngejar temannya. Dan ice cream ibu itu jatuh, ya gue nggak tega, terus kebetulan gue baru beres antri dan gue kasih aja ke ibu itu. Dan kebetulan juga, variannya sama dengan punya gue. Apa itu mama kamu?"

My Mental Health is More Important Than LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang