•CHAPTER 14•

51 46 19
                                    

Setelah Aleta melampiaskan semua kekesalannya terhadap Argha dan Sela dari kemarin sore sampai pagi ini pun ia belum sekalipun meninggalkan kamarnya itu.
Kemarin malam Aleta sangat susah untuk tidur,karena hidungnya yang tersumbat mengganggunya.bagaimana tidak?ia menangis secara terus-menerus sampai 2box tisu ia pergunakan untuk mengusap air matanya,dan dengan seenak jidat Aleta hanya membiarkan sampah tisu itu berserakan disekitar kasurnya.
Tanpa membuangnya ke tong sampah.

~☘️~

Tak terasa sinar matahari yang menembus kaca jendela kamar aleta pun mampu menyilaukan wajah Aleta,yang kemarin lupa untuk menutup jendelanya.

Kini Aleta mengalihkan posisi tidurnya Aleta tak sadar tisu-tisu yang kemarin berserakan dan seolah menjadikan kamar Aleta menjadi gudang kini sudah bersih tak tersisa bahkan meja rias pun yang kemarin Aleta berantaki kini sangat rapi.

Dengan hati yang tak karuan,Aleta memberanikan diri untuk melihat jam dindingnya yang menunjukan pukul setengah tujuh,seketika Aleta sangat takut dan kaget.

Dengan cepat Aleta mengambil handuknya dan menghampiri bundanya yang berada di meja makan sedang bersarapan pagi.

"Bunda!!kenapa nga bangunin Aleta?nanti kalau Aleta telat kesekolah gimana!?atau kalau Aleta dihukum dilapangkan karena tidak berangkat ke sekolah dengan tepat waktu!?untung Aleta bangun kalau nga?nanti Aleta bolos dong,terus Aleta ketinggalan pelajaran gimana!?jangan sampai Aleta nga naik kelas!nanti sia-sia dong bunda bayarin sekolah Aleta.kan kasian bunda".ucap Aleta yang terus saja nerocos seperti anak kecil yang sedang mengadu kepada ibunya.

Aleta bukanlah tipe orang yang suka menyepelekan pelajaran,ataupun mahasiswa yang suka membolos.

"Bunda kira kamu sakit,yaudah bunda ngak bangunin kamu".ucap bunda dengan santainya.

"Yaudah!Aleta minta tolong,siapin bekal buat Aleta ya Bun,Aleta nanti sarapan di sekolah aja".teriak Aleta dari kamar mandi.

"Yaudah bunda buatin bekal doable buat kamu,ntar kamu makan sama-sama dengan sela dan Argha atau Daniel pacarmu itu".kata bunda sambil mengingat.

Aleta yang biasanya mandi beberapa menit kini ia harus mandi 5 menit,Aleta mandi bebek?🤣.
Jujur saat ini hati Aleta sedang tidak baik-baik saja.
Aleta sangat takut jika telat kesekolah,dan jika ia telat kesekolah maka ia akan disuruh berdiri di lapangan.
Dan pastinya banyak pasang mata yang akan memandangi Aleta.
Sungguh,Aleta tak mau itu terjadi.

"Bunda ayo anterin Aleta!!".ucap Aleta sedikit memaksa sambil memakai sepatunya dengan cepat.

"Yaudah bunda ambil kuncinya dulu.kamu tunggu aja di mobil.nanti bunda nyusul".ucap bunda disusul mencari kunci mobilnya yang tadinya ia letakkan di laci yang berada di kamarnya.

~☘️~

Setelah Aleta melewati panjangnya jalan akhirnya Aleta sampai ditempat tujuan,sayangnya gerbang bercat hijau menghalangi dirinya untuk masuk ke dalam sekolah.
Aleta pasrah harus berhadapan dengan kepala sekolah.
Ya,Mungin hari ini bukan hari keberuntungannya.
Aleta hanya menikmati alurnya saja.

"Kamu itu!nga konsisten terhadap waktu!kamu itu perawan masa bangunnya jam segini!!".ucap pak Suntoro,kepala sekolah baru yang terkenal galak.

"Maaf pak".ucap Aleta menunduk.

"Heh!!saya itu disini(sambil menunjuk ke arah mukanya dengan jari telunjuknya)bukan dibawah!!kamu kira saya kecoa?!yasudah sana berdiri di lapangan sambil hormat ke arah bendera sampai jam istirahat tiba!!".ucap pak Handoko dengan mengelus pelan kumis tebalnya.

Aleta ChalseaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang