Topeng Sempurna

224 29 5
                                    

Menyesap perlahan esspresso kesukaannya sambil menatap fokus seseorang di seberang mejanya, Radit mulai mendapatkan secercah pertanda baik. Diletakkannya mug keatas saucer dengan lembut, matanya intens mengunci pergerakan targetnya. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis saat tatapan itu bersinggungan dengan sang pemilik.

Seorang wanita berpenampilan rapi dan elegan di seberang sana membalas sinyal yang dikirimkan Radit. Wanita itu menguncir tinggi rambut indahnya dan bagian ujungnya sedikit berombak. Kamisol ketat berwarna merah menyala di lapis blazer hitam yang terjahit rapi mengikuti lekuk tubuhnya, menguarkan aura sensual yang pekat. Meskipun blazer itu menutupi hampir keseluruhan tubuhnya, namun kesan yang di timbulkannya tetaplah memiliki kemampuan menggetarkan. Apalagi dengan syle ponytail yang memamerkan leher jenjangnya yang mulus, semakin meningkatkan gejolak Radit.

Dibandingkan dengan wanita-wanita yang memang secara gamblang menunjukkan bagian-bagian tubuhnya dengan tujuan menggoda secara nyata, wanita ini justru sebenarnya jauh dari kesan itu. Penampilan wanita ini jelas menunjukkan tipikal wanita karir yang mandiri namun easy going.
Tipikal perempuan yang mampu membuat naluri seorang Radit menjadi bergejolak tak menentu.

Merasa cukup dengan kode-kode yang bersambut, Radit memanggil pelayan cafe itu. Semua pegawai di cafe ini sudah mengenal Radit. Label pelanggan royal disematkan mereka karena dirinya sering memberikan tips yang lumayan. Tapi tentu saja ada timbal balik dari kemurah hatiannya. Seperti saat ini,

"Wis minta pulpen sama kertas kecil" Radit langsung memberikan instruksi saat pelayan bernama Darwis sudah ada di sampingnya.

"Siap boss.." Darwis menyodorkan kertas dan pulpen yang ternyata sudah dipersiapkan nya di balik apron.

"Mantap..!" Radit menyeringai menatap Darwis lalu menuliskan sesuatu di kertas itu. Setelah selesai menulis, diberikannya kertas itu dan disisipkannya satu lembar uang merah ke tangan Darwis.

Isi kertas itu standar saja,

Hai aku Radit. Boleh kenalan? 081********

"Yang itu ya wis" Radit memberi kode melalui sudut matanya. Kode yang langsung dipahami Darwis. Setelah mengangguk dan mengantongi uang merah itu, segera ditinggalkannya Radit dan berlalu menuju wanita yang tadi di tunjuk.

Radit mengamati dengan seksama sewaktu Darwis mengeksekusi arahannya. Menunggu dengan was-was saat Darwis menyodorkan kertas lalu menunjuk tepat ke arahnya. Wanita itu mengangkat kepala nya dan tatapannya langsung bersiborok dengan manik Radit. Langsung di persembahkannya senyum yang paling menawan untuk wanita itu. Semakin menyeringai bahagia saat wanita itu membalas senyumnya lalu menuliskan sesuatu di kertas itu.

Darwis kembali kepada Radit yang menunggunya dengan wajah pongah. Intuisinya sudah terasah tajam. Kemenangan hampir di tangannya sebentar lagi. Tepat saat Darwis memberikan kertas itu, gurat Radit langsung cerah seterang matahari di siang hari yang terik saat membaca isinya. Darwis langsung berlalu mengetahui misinya telah berhasil sempurna.

Tak menunggu lama Radit langsung menembakkan peluru ke jantung target. Di ketikkannya rangkaian nomor yang tertera di atas kertas itu pada ponselnya.

"Halo Nadia, ini aku Radit" wanita itu langsung mengangkat pandangannya untuk melihat Radit lalu tersenyum kecil.

"Keberatan kalau aku ke mejamu?" Oh itu hanya basa-basi. Wanita itu sudah jelas menaruh minat padanya. Sedikit teknik merayu tarik ulur yang sudah khatam dia kuasai.

Tak lama semua situasi sudah berada di dalam kendali Radit. Mereka sudah terlibat perbincangan seru. Tak sungkan Radit menyentuh tangan wanita itu secara tersamar. Saat tak ada penolakan, tangan itu mulai berani mengusap nya perlahan sambil tetap berbincang antusias. Topik pembicaraan mereka begitu banyak. Mulai dari kesehatan, politik, pendidikan bahan informasi dan teknologi. Tapi tentu saja di sela perbincangan, tangan Radit yang ramah tak henti-hentinya menjamah bagian-bagian tubuh wanita itu. Mulai dari tangan, rambut, telinga, paha dan punggung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tempat PersinggahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang