Prolog - 00

92 42 138
                                    

Seorang gadis cantik tengah berjalan cepat menuju rumah sakit untuk melakukan check up sekalian melakukan tes laboratorium untuk membuktikan dugaan dokter tentang penyakit yang dideritanya.

"Siang dok," Sapa gadis itu setelah bertemu dokter didepan ruang laboratorium.

"Siang juga, Hel. Kamu siap untuk melakukan tes nya?" tanya dokter Kevin. Dokter Kevin adalah dokter yang memeriksanya beberapa tahun belakangan ini.

"Siap gak siap, harus siap." Jawab Rachel yang membuat dokter tersenyum. Iya dia, Rachel Silvia Gulvana.

***

Setelah menghabiskan waktu beberapa lama untuk mengikuti prosedur tes laboratorium, akhirnya selesai juga.

"Rachel, laporan hasil lab nya bisa kamu ambil minggu depan."

"Tentu dok, kalau begitu saya pamit dulu. Permisi dok." Pamit Rachel.

Rachel bergegas pergi meninggalkan dokter dan pergi ke apotek rumah sakit untuk menebus obat yang katanya hanya untuk minggu ini. Untuk minggu depan, Rachel akan diresepkan obat baru sesuai hasil tes lab yang akan Rachel terima nantinya.

***

Rachel sampai dirumah sore hari, dan sekarang Rachel sedang memikirkan tentang hasil lab yang akan dirinya terima miggu depan.

'Semoga hasilnya tidak mengecewakan.'

Harapan itulah yang terucap oleh Rachel sekarang dan beberapa hari kedepan.

***

Satu minggu kemudian...

"Tuhan, benarkah ini?" Tanya Rachel masih tak percaya.

"Tuhan, beri aku sedikit waktu untuk merasa bahagia bersama orang - orang yang aku sayang. Aku ingin mengukir senyuman indah di bibir mereka. Aku ingin membuat kenangan indah bersama mereka agar mereka bisa mengingatku setelah aku pergi."

Rachel kembali membuka amplopnya, membaca kembali semuanya dengan teliti. Dan kembali meneteskan air matanya. Sesak mulai Rachel rasa pada hatinya.

'Siapkah aku meninggalkan orang yang aku sayang?'

Rachel tersenyum kecut kemudian bergumam, "Tiga puluh hari terakhir."

***

Salam manis, Nisa
Tbc.

30 Hari Terakhir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang