END

953 61 2
                                    

Ada hal yang lebih berarti daripada mempertahankan sebuah Cinta, yaitu ketulusan.

Cinta hanya bisa menerima dan Mengikhlaskan, jika kau beruntung maka Kau akan bahagia tapi jika tidak maka akan sebaliknya.

Setiap doa memiliki harapan kebahagiaan, seperti salah seorang Pria yang tengah terduduk di bangku gereja.

Menghadap Tuhannya yang tak pernah ia kunjungi dan ia percayai. Tapi saat ini adalah pertama kalinya ia menyapa dan berharap pada Tuhannya.

"Hai, akhirnya aku kalah" chanyeol tersenyum pedih, mengingat sekian lamanya ia tidak pernah sudi datang ketempat ini

"Ya, aku datang untuk meminta bantuan mu" dia merapihkan posisi duduknya

"Kau pasti tau, alasan selama ini kenapa aku harus menjadi pecundang. Jadi ku harap kau bisa mengabulkan doa ku-ekhm tidak kau harus membantuku. Perihal ini hanya aku dan kau yang tau" Chanyeol menangis

Selama ini ia hanya ditakutkan rasa bersalah, ia takut akan menyakiti hati orang yang ia cintai. Alasan mengapa ia lebih memilih untuk tidak mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Derap langkah menghampirinya dan Chanyeol tergugup dalam tangisnya, seorang pria seusianya duduk disampingnya lalu menepuk bahu kekarnya

"Apa yang kau lakukan saat itu hanyalah sebuah kesalahan. Setiap dosa ada penebusan, Kau harus menebusnya sendiri sebelum tuhan yang mengutuskan tebusan dosa untukmu"

"Sehun-ssi?" Chanyeol menghapus air matanya, dan kembali memposisikan dirinya bersikap angkuh. Sehun hanya tersenyum menyapa

"Hm ya. Terkadang setiap orang dipertemukan untuk suatu alasan. Dan saat ini alasan aku bertemu dengan dirimu untuk memberi sebuah pencerahan" dilihat dari tingkah lakunya selama ini sudah terpapar jelas bahwa Sehun menyukai Baekhyun tapi sekarang Sehun seperti bersikap lain, Chanyeol menatapnya heran

"Orang tuamu bercerai bukan untuk menjadikan dirimu takut bertanggungjawab, justru menjadikan pengajaran untukmu" Sehun hening terlihat fokus berdoa dengan memejamkan matanya

"Jika kau berdosa tebuslah dosamu. Baekhyun sudah lama menunggu penebusan dosamu, apa kau akan menyiakannya lagi? Tuhan memberimu satu kali kesempatan jika kau mau menebusnya sendiri" Sehun berdiri dan pergi meninggalkan Chanyeol dengan segala pertanyaan di benaknya

...

Memperhatikan langkah demi langkah kakinya yang bimbang menuju sebuah bangunan rumah megah yang sempat ia tinggali. Penuh emosi bukan satu-satunya jalan keluar yang saat ini harus ia luapkan lagi, untuk pertama kalinya ia akan menahan luapan emosinya hanya saat ini.

Pintu terbuka lebar menampakkan seorang wanita paruh baya berpakaian modis dihiasi berlian-berlian dan untaian-untaian emas ditubuhnya.

"Nak" wanita paruh baya itu sedikit berlari mengabaikan koleksi emasnya yang sedang ia pangku sedari tadi. Memeluk erat tubuh yang beraroma khas dari parfum anaknya

"Chanyeol-ah anakku, kau datang sayang" Chanyeol hanya berdehem meng-iyakan perkataan wanita yang melahirkannya

Chanyeol melepaskan pelukannya
"Ada yang ingin aku sampaikan.." perkataannya terjeda untuk menyatakannya"..eo-eomma" Chanyeol menelan ludahnya, menenangkan emosinya yang sebentar lagi akan mengamuk.

Ibunya menatap haru atas ucapan anaknya yang sejak dulu enggan menyebutkan kata eomma kepadanya, dan itu memang kesalahannya, ia memang mengakui dirinya adalah ibu tidak baik karena telah menelantarkan anaknya sejak dulu.

"Gomawo chanyeol-ah" ia tersenyum lembut "Maafkan eomma hmm" air mata penyesalan dengan tulus jatuh di pipinya "Maafkan ibumu ini yang telah menelantarkanmu karena mengejar harta" semakin luruh air matanya terjatuh

PROMISE [ChanBaek END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang