PROLOG

18 1 0
                                    

Azalea Skandinavia

Lea gadis manis bersifat dingin. Telah menginjak usia tujuh belas tahun kurang. Ia bersekolah disalah satu SMA di Jakarta. Karena sifatnya tak ada satu pun yang mau berteman dengannya. Rambutnya yang panjang tergerai indah. Ia dijuluki sebagai gadis bisu sebab selama dua tahun bersekolah tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir tipisnya. Ada juga yang memanggilnya patung bernyawa sebab tak ada ekspresi yang ia tunjukan.

Tujuh tahun belakangan, Lea selalu mengurung diri di kamar setelah pulang sekolah. Menuliskan kata-kata penyemangat untuk dirinya sendiri pada buku usang dengan cover hitam. Selain itu, ia hanya duduk melamun pojok ruangan hingga malam. Orang tuanya tak pernah lagi memperhatikan kegiatannya selama tujuh tahun. Bahkan jika, ia mati pun orang tuanya tak akan tahu.

Meski begitu ayahnya selalu mengirim uang bulanan untuknya, biaya sekolah pun masih dibayarkan. Tapi, bukan itu yang Lea inginkan. Ia hanya membutuhkan perhatian juga dukungan dari mereka.

Malam itu udara dingin menyeruak melewati celah-celah jendela yang tak tertutup rapat. Meniup buku yang tergeletak di lantai ruangan, membuka setiap lembar coretan penuh makna. Dan berhenti terbuka pada lembar dengan goresan tinta berwarna merah, bertuliskan.

Masih menunggu
Waktu itu tiba
Menghilangkan segala lara
Meninggalkan goresan luka
Dan aku akan bahagia
Tanpa ada lagi kata lara


Apa kabar semua?

Akhirnya setelah sekian purnama author gadungan ini kembali dengan cerita baru lagi.

Yey!

Tepuk tangan dong👏👏👏

Terimakasih atas sambutannya.

Cek arus dulu, kalau ada yang baca aku lanjut kalau nggak ya.... Tetep lanjut. Hehehe.

Jangan lupa bahagia semua.

KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang