Shelina valeria ananda, gadis cantik keturunan belanda-indonesia ini sangat suka sekali dengan namanya menari. Papanya keturunan belanda sedangkan mamanya keturunan jawa-manado. Shelina juga memiliki kakak laki-laki yang bernama Aditya delvanio biasanya sering dipanggil Adit.
Seperti biasa, hari ini dimana pertama kali Shelina menginjak bangku SMA kelas 10 disekolah SMA BINDUSA.
Shelina juga telah melewati masa-masa orientasi selama seminggu cukup melelahkan baginya tetapi disisi lainnya menyenangkan juga.Shelina pun turun dan segera menuju ruang makan untuk sarapan pagi.
"Selamat pagi mama sama papa." ucap Shelina dengan gembira
"Gue gak diucapin? Oke... Gak gue beliin burger!" Cetus Adit
"Iya kakakku sayang... Selamat pagi!" ucap Shelina sambil mencium pipi kanan kakaknya.
"Tumben pagi-pagi gini kamu senang banget sayang... Wah ada apa ini?" ucap Devi
"Iya dong! Kan aku sekarang udah SMA yang artinya aku udah dewasa gak bocah lagi."
"Halah! Dicubit aja ujung-ujungnya nangis terus ngadu sama mama."
"Apaan sih kak! Gue udah gak kayak gitu tau gak."
"Sudah-sudah, cepetan makannya nanti kalian terlambat lho." balas Dika
Setelah menyelesaikan sarapan, Shelina langsung menuju mobil untuk segera berangkat sedangkan Adit memilih untuk menaiki motor kesayangannya.
***
Shelina tiba disekolah pukul 06.30. Setidaknya dia tidak terlambat, walaupun hanya tersisa 15 menit lagi bel akan berbunyi.
Dari kejauhan, tiba-tiba ada seseorang meneriaki namanya sehingga membuat gadis keturunan ini menoleh.
"Shelina!" teriak Tara
Tara adalah sahabat Shelina semenjak mossy.
"Hay Tar! Tumbel lo datang jam segini biasanya lebih pagi."
"Iya nih! Tadi papaku bangunnya kesiangan jadinya aku juga datang kesiangan. Yang penting gak telat."
Tara dan Shelina pun segera pergi kekelas X IPS 2 dimana akan menjadi kelas mereka berdua selama satu tahun kedepan.
Disaat hari pertama masuk sekolah ada pengumuman dari on air bahwa ada lomba tari tradisional. Kebetulan juga Shelina sangat menyukai bidang itu. Setelah pengumuman dibacakan, Shelina segera meminta izin kepada ibu Fahma untuk menuju ruang guru untuk mendaftar.
Sesampainya dirungan guru, Shelina pun mendaftar dan segera berlatih untuk test besok.
***
Tes pun dimulai, Shelina sangat gugup karena bagaimana pun tes ini untuk dia ikut lomba tari tradisional seindonesia. Nama Shelina pun dipanggil dan sebelum memasuki ruangan seleksi, Shelina berdoa dulu.
Shelina pun menampilkan tarian terbaik sesuai dengan kemampuannya hingga pada akhirnya Shelina pun lolos.
Shelina segera pulang kerumah dan memberitahukan hal gembira ini kepada seluruh anggota keluarganya.
"Mama! Aku tadi lolos seleksi tari..." teriak Shelina
"Wah! Selamat sayang..."
"Ada apaan? Kok lo seneng banget kayaknya?" tanya Adit
"Gue lolos seleksi tari tradisional jadi gue bisa ikut lomba."
"WOW! Congratz ya dek."
Shelina pun segera masuk kekamarnya dan segera juga menelpon Tara sahabatnya untuk memberitahukan kabar gembira ini.
"Tara... Lo sibu gak?"
"Gak, kenapa emangnya?"
"Gue lolos seleksi tari!"
"Sumpah?! Selamat ya sahabatku..."
"Iya makasih atas doanya."
"Iya kawan! Pokoknya terus berlatih ya... Tapi ingat jangan diforsil juga"
"Siap bu bos!"
Shelina pun mematikan sambungan teleponnya dan hari ini merupakan hari yang paling bahagia karena cita-cita Shelina tercapai.
TBC
26 Oktober 2020Jangan lupa vote dan coment ya temen-temen. Vote menunjukkan kalau cerita ini layak, dan kalian juga menghargai kerja keras mimin yang udah capek-capek nulis cerita ini.
Jangan lupa coment kalau ada typo. Saran dan kritik kalian sangat aku dengar, dan jangan lupa beri saran yang banyak agar aku bisa menyesuaikan diri dengan kalian.
Rekomendasiin cerita ini juga keteman-teman kalian, supaya kalian bisa bertukar pikiran, dan bertanya kepada teman kalian kalau ada part yang tidak dimengerti.
Love you guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALSHEL
Teen Fiction[Happy Reading:)] "Aku tau kalau kamu benci kalau aku menjadi seorang penari, tetapi itulah passionku! Aku mau kamu paham itu," Shelina valeria ananda, gadis cantik yang suka menari. Shelina sudah mulai suka bidang itu sejak ia masih kecil. Hingga s...