3. Who?

209 26 1
                                    

Arion dan Giello berjalan menyusuri jalan setapak yang ada dalam hutan tersebut. Dan sesekali melihat ke sekeliling mereka yang di dominasi oleh pohon pinus dan pohon - pohon lainnya .

"Kita sudah berjalan selama 1 jam, tapi kenapa tidak ada tanda - tanda kita akan sampai Giel?" Ucap Arion dengan wajah yang sedikit kelelahan

"Hahh....aku juga tidak tahu, apa mungkin kita tersesat?" Tanya Giello pelan

Arion hanya bisa tersenyum sambil menghela nafas dan mengusap dadanya

"Aku sudah berjalan mengikutimu dan ternyata kau juga tidak tahu?" Dahi arion berkedut menahan marah

"Aku kan tidak pernah bilang kalau aku tahu jalan ke desa sana, kau saja yang terlalu bodoh karena mempercayaiku" ucap Giello mencemooh

"Kau!!.." Arion mengepalkan tangannya ke depan wajah giello, teman nya ini memang benar - benar membuat Arion darah tinggi

"Ah sudahlah....tidak ada guna nya aku memukul mu, lebih baik sekarang kita terus kan berjalan mengikuti instingku" arion lebih memilih tidak meladeni giello dan kembali berjalan menyusuri hutan tersebut.

"Hmmm iya iya" jawab Giello.

Dari tempatnya sekarang, Arion dapat mendengar suara air mengalir. Dan sepertinya di depan sana terdapat sebuah sungai.

Mempercepat langkahnya, Arion berjalan mendekat ke sumber suara itu. Dan ternyata benar, tidak jauh dari tempat ia berdiri itu ada sungai.

"Giel!! Cepat kesini, kita istirahat dulu!"

Giello langsung berlari kecil lalu menghampiri Arion

"Akhirnya~ aku bisa duduk sebentar"

Giello menyimpan ranselnya yang besar itu di bawah pohon dengan ia yang duduk disebelahnya.

Lalu mengambil botol air yang ia simpan di pinggir tas dan meneguk air tersebut.

Arion berjalan mendekat ke arah sungai itu dan berjongkok, lalu meraup air dengan kedua tangan nya dan membasuhkan ke wajahnya.

Setidaknya itu membuat Arion merasa segar kembali. Jika saja mereka berdua tidak tersesat, mungkin sekarang mereka berdua sedang bersantai di penginapan.

"Setelah ini, kita akan berjalan mengikuti arus sungai....siapa tahu di depan sana ada desa yang kita tuju, maka dari itu sebaiknya kau berdoa saja Giel"

Arion menengok ke belakang, melihat ke arah Giel yang sedang meselonjorkan kakinya santai.

"Ckk...Tanpa kau suruh pun aku selalu berdoa" Giello memandang Arion datar

Arion hanya mengedikkan bahunya, lalu melihat jam yang tertempel di pergelangan tangan nya itu.

"Sebentar lagi jam 6 sore, langit juga sudah mulai gelap...sebaiknya kita bergegas"

Seketika Giello langsung menatap Arion shock

"Hey!! Aku bahkan baru duduk belum ada 5 menit!" Ucap Giello tidak terima.

"Kau pikir ini gara - gara siapa hah? Jangan banyak mengeluh" Arion menatap Giello tajam, seperti akan mengeluarkan laser dari matanya.

Giello mendengus, ya...ia kan tidak tahu jika jalan yang ia pilih itu salah. Jadi jangan salah kan dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blood Tears And Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang