bolos

23 18 9
                                    

"hai makhluk-makhluk bumi tak bertulang! Aca yang paling cantek dan comel datang membawa sejuta kebahagiaan!!"

"Sejuta penderitaan iya!"

Baru saja masuk, tapi sudah buat onar. Kali ini aca dan mely yang berperan. Mengusik para siswa/i yang sedang mengisi tenaga.

Naya baru tau kalau pintu belakang yang disebut portal bagi para siswa pembolos itu tembus menuju kantin belakang.

Semua yang melihat hanya bisa menghela nafas wajar jika itu genk milik aca. Sudah berapa kali mereka menjadi biang kerok dari setiap keributan yang ada. Mulai dari satu satu nya perempuan yang ikut bentrok antar sekolah dengan laki laki, menghakimi adik kelas, bahkan mely dicap sebagai playgirl karena sering gonta ganti pacar,bahkan dalam satu hari ia bisa memiliki tiga pacar. Luar biasa mel!

"Ke kelas langsung aja kuy! Dah jam berapa ni. Gue belum siap tugas kimia dari bu tiren lagi"

"Ya kenapa gak lo siapin tadi ramlih?!" kata aca dengan senyum gemas karena kelakuan mely. Padahal dari tadi mely sibuk santai memegang ponsel. Sudah tau pelajaran kimia yang ngajar bu tiren. Guru dengan badan gempal yang selalu di ledek murid nya sendiri dengan sebutan tiren,karena sikap nya yang menjengkelkan dan sering mengatai murid yang berkeringat dengan sebutan seperti ayam busuk. Padahal nama ibu itu sudah bagus yaitu irene. Selalu membawa kayu bambu tipis untuk menghajar murid yang sering nakal padanya, menambah kesan mengerikan pada dirinya.

"Ya gua tadi kan sibuk ngurus mantan dan calon doi gua"

Kurang ajar! Mungkin ia sedang menyindir Kanaya yang jomblo dari lahir. Yang disindir hanya diam tak merespon. Tak merasa disindir mungkin.

"Yodah yok balik" mely mulai jengah dengan tingkah aca yang merengek untuk tetap di kantin, ingin makan dulu katanya padahal di cafe tadi ia yang sudah menguras dompet naya dengan memesan banyak makanan. Poor naya_-.

Memang iya tadi naya yang mentraktir mereka, karena untuk merayakan pertama kalinya naya bolos. Memang modus!


Koridor kini tampak masih ramai banyak siswa/i yang berkeliaran disana. Memanfaatkan waktu istirahat mereka. Kelas mereka berada di lantai empat sedangkan mereka sekarang sedang berada di lantai dasar. Butuh waktu beberapa menit untuk sampai ke atas.

"Wagelaseh!! Gimana mau ngerjain tugas gue kalau gini caranya. Boro boro ngerjain tugas, buat masuk kelas aja udah terlambat!" mely kocar kacir panik memikirkan jika ia dihukum bu tiren. Mendapat pukulan pedas di betis nya dari kayu bambu legenda nya. Membayangkan perihnya saja mampu membuat nya meringis.

"Ga ada gunanya lo komat kamit kaya gitu mending lo jalan yang betul! Siapa suruh lo ngajakin bolos!"

Mulut mely berhenti seketika seperti mendapat peringatan jika ia tidak boleh membangunkan singa betina. Tetapi aca yang sepertinya kurang sinyal semakin membuat emosi naya terpancing.

"Kalau gitu kita lanjutin bolos nya aja yuk!"

"Lo bilang bolos?!! Heh jamilah, gua baru pertama kali ini bolos dan untuk terakhir kalinya! Dan lo ngajak gue bolos lagi?. Mati aja lo sono!"

Aca hanya bisa mengumpat dalam hati. Kemarahan naya memang sudah biasa, tetapi aca dimarahi itu yang tidak biasa. Bahkan jika dirumah ia tak pernah dimarahi jika ia berbuat kesalahan sekali pun.

Anka yang kebetulan lewat di koridor lantai dua melihat aksi naya itu. Ia menghampiri aca yang berstatus sebagai pacarnya itu menunduk, Mulai menatap tajam naya. Naya hanya memasang muka tembok sebagai benteng. Kejadian seperti ini sudah biasa terjadi yang berakhir dengan drama.

"Lo napa sih nay kok jadi cewek mulut nya pedes banget?! Emak lo ngidam boncabe ya pas hamil lo?"

"Jangan bawa bawa mama gue"

Mata naya mulai menggelap, tak ada sangkut paut sang mama nya saat ini. Tangan nya mengepal melihat mama nya seperti diolok olok an oleh Anka.

"Mungkin mama nya makan cabe rawit kali ya hahahaha, oh..oh atau mungkin emak nya cerewet banget pas hamil dia"

Keadaan semakin memburuk karena kedatangan teman teman Anka yang lain. Padahal bentakan naya tadi sudah biasa,namun Anka seperti tidak terima pacarnya diperlakukan seperti itu. Aca yang sebagai pemeran utama kejadian ini berusaha menghentikan sikap Anka, ia tau bagaimana sikap naya selanjut nya jika ini bersangkutan dengan keluarga nya.

Mely mendengus kesal, niatnya ingin mpercepat malah diperlambat
Dengan masalah seperti ini.

"Woi! Jamal! Pergi gak lo! Cari masalah aja sih lo! Baru digituin pacar lo. Gua buru buru nih. Cecan gak ada waktu buat ngebacot Ya! Yok gaes"

Aca dan naya dia tarik langsung oleh mely. Anka hanya mendengus kesal, melihat mely sudah pergi membawa pacar nya.

"Yang! Nanti kalau lo diapa apain kasih tau gue ya!"

Ntah didengar aca atau tidak ia tetap.menguatkan intonasi suaranya.




"Ca pacar lo kok posesif amat sih!"

"Ya mana gue tau,udah terobsesi kali ama gue"

Tingkat kepercayaan diri aca memang sudah akut. Percakapan menjengkelkan yang mereka buat tak mampu membuat naya ikut nimbrung.

"Lo bilang sama pacar lo! Jangan bawa bawa keluarga gue kalau sedang berurusan sama gue!"
Naya mempercepat langkah nya menaiki tangga menuju lantai tiga. Setelah mengatakan hal tersebut, ia tak mau mendengar kata 'mama' dari mulut siapapun.

"Tuh kan ca. Naya marah tuh"

"Hah.. Emang Anka udah keterlaluan sih. Ntar gua bilangin deh"

"Harus ca! Kalau nggak imbas nya nanti ke lo ya!"






Suka gk ama ni cerita? Kalau gak biar aku repost😫. Next/stop?
Voment ya gaes.
Sory for typo.... Dear:3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

anumerta | ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang