Aryan tak dapat menahan senyum yang terkembang di wajahnya ketika melihat Khey nampak begitu bahagia. Anak itu sudah melepaskan genggaman tangannya dan berlari menghampiri gadis yang baru mereka temui dua hari lalu. Pagi ini, Kayla sudah menunggu mereka di teras rumah milik keluarga Satria.
"TANTE! KHEY MULAI HARI INI MAIN SAMA TANTE YAAA!" Bocah itu berteriak dengan antusias. Kedua tangannya sudah memeluk kaki Kayla dengan erat.
"Khevandra, jangan teriak-teriak. Nanti ada yang keberisikan." Aryan menegur rubah kecil yang terlalu bersemangat itu.
"Hehehe, maaf. Habis Khey seneng bisa main sama Tante Kayla." Kayla mengusap surai hitam Khey dengan gemas. Suasana hatinya langsung menjadi lebih cerah melihat antusiasme Khevandra.
"Wiih, ada yang udah semangat banget pagi-pagi." Satria keluar dari dalam rumah dan menghampiri ketiganya.
"Om Satria! Hehe, maaf ya tadi Khey berisik." Satria menggelengkan kepala tanda bahwa dirinya sama sekali tidak keberatan.
"Jagoannya Om pasti udah makan ini, udah semangat banget soalnya." Satria mengulurkan kedua tangannya yang langsung dipahami Khey sebagai tanda dirinya akan digendong. Tentu saja Khey menyambutnya dengan segera. Siapa yang akan menolak untuk dimanja, ya kan?
"Udah, tadi ayah bikin roti isi selai stroberi. Enak banget lho Om!"
"Ih Om mau juga dong roti isi selai stroberinya." Khey menoleh cepat ke arah sang ayah.
"Ayah, tadi Ayah bawain aku bekel nggak?" Aryan mengangkat alisnya. Dia memang membuatkan bekal untuk Khey. Menunya tentu sama dengan sarapan pagi mereka, roti isi selai stroberi.
"Iya, tadi udah Ayah masukin ke tas kamu." Aryan menunjuk tas yang ada di punggung sang anak.
"Ayah bawain roti buat aku berapa?"
"Ayah bawain tiga, kurang nggak?" Khevandra nampak berpikir.
"Kalau aku mau makan satu, terus mau kasih ke Om Satria satu, terus mau kasih ke Tante Kayla satu, cukup nggak Yah?" Ketiga orang dewasa yang mendengar pertanyaan polos itu mau tidak mau mengulas senyum bangga. Anak yang suka sekali makan ini ternyata tak segan-segan membagikan makanannya.
"Cukup kok sayang. Pas banget malah. Kan satu ditambah satu jadi dua, dua ditambah satu jadi tiga. Jadi pas deh." Aryan menjelaskan dengan jari-jarinya. Khey mengangguk senang.
"Ayah, minta tolong ambilin bekelnya, aku mau kasih satu ke Om Satria."
"Eh ini Om beneran dikasih? Nanti kamu nggak kenyang lho." Satria memastikan. Dia tidak ingin merebut makanan dari seorang anak kecil. Sesungguhnya dirinya tadi hanya bercanda, tidak menyangka Khey akan menanggapinya dengan serius. Lagi pula dirinya baru saja selesai sarapan dengan nasi goreng buatan Kayla.
"Beneran Om, aku udah makan dua tadi di rumah." Aryan membantu Khey mengeluarkan kotak bekalnya. Anak itu mengeluarkan satu roti isi dan menjulurkannya pada Satria.
"Ih tangan Om kepake buat gendong kamu nih, nggak bisa makan."
"Ayah juga biasanya makan sambil gendong aku bisa kok Om."
"Kan Ayah, kalau Om nggak bisa. Om maunya disuap aja sama Khevandra." Tanpa ragu Khey mendekatkan roti isi di tangannya ke arah Satria. Satria tersenyum senang dan langsung memakan roti isinya sedikit demi sedikit. Khey dengan sabar menyuapi Om nya itu. Aryan dan Kayla memperhatikan adegan yang menghangatkan hati itu dengan senyum. Setelah menghabiskan suapan terakhirnya, Satria menghujani Khey dengan ciuman di wajah anak itu. Khey tidak mau kalah, dia pun mendaratkan kecupan-kecupan kecil ke wajah Satria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Package Deal
RomanceAryandra Kavin Yudhistira, laki-laki mapan yang tengah jengah mendengar pertanyaan "Mas, kamu kapan mau nikah? 2 tahun lagi kamu udah kepala 3 lho Nak" Bukan, bukan karena Aryan laki-laki yang tidak menarik sehingga statusnya masih tidak berubah sa...