1. ANGKASA

344 57 238
                                    


_________

"ANGKASA GERALDO!" suara Gerald terdengar keras di ruang tamu rumah, matanya menajam menatap putranya yang sedang bermain game dengan sesekali menyesap batang rokok.

"Apalagi, Pa?" Angkasa mem-pause gamenya, mematikan api di rokoknya, lalu menatap ke arah Gerald dengan malas.

Gerald membanting beberapa lembar kertas di hadapan putranya itu. "Nilai ulangan kamu sangat memalukan papa, Angkasa!" ucapnya penuh penekanan.

Angkasa memutar bola matanya malas, "Mau gimana lagi? Papa kan tahu Angkasa bodoh, iyakan?"

Gerald menggeram marah mendengarnya, memijit pelipisnya sambil berdecih, "Mau sampai kapan kamu seperti ini?"

"Gak tahu," jawab Angkasa acuh tak acuh, lalu melanjutkan gamenya yang sempat tertunda.

Gerald tahu anaknya ini sangat keras seperti dirinya, kalau dilawan atau dikasari Angkasa semakin berontak. "Semua aset yang sudah Papa kasih ke kamu mau Papa sita atau kamu belajar yang benar?" kata Gerald sambil berjalan menuju kamarnya, suaranya perlahan menjauh menyisakan suara sepatu yang bersentuhan dengan anak tangga.

"Papa ngancam Angkasa?!" teriak Angkasa, tidak tahu papanya itu dengar atau tidak karena Gerlad sudah masuk ke dalam kamar.

Ya, ini kisah Angkasa, si cowok batu, tempramental, susah diatur, dan semaunya sendiri, satu lagi, stupid boy. Angkasa sangat bodoh dibidang semua mata pelajaran, kecuali olahraga. Nilainya 95% dibawah rata-rata. Kalau menurut prinsipnya nggak semua tentang nilai. Entahlah, dia punya pemikiran seperti itu darimana.

Angkasa itu ketua geng motor Delvaros saat ini menggantikan sesepuh ketua geng motor dulu, Ronald. FYI, Delvaros sudah dibentuk sejak 15 tahun lalu, dia menyandang sebagai ketua geng saat memasuki SMA.

Cowok yang sedang kita bicarakan itu tengah bersiap-siap untuk balap liar melawan musuh bebuyutannya, dia Miko Abrata Alvaro. Cowok penuh misteri, dan juga pintar dalam bidang apapun. Sangat berbanding terbalik dengan Angkasa yang lemah dengan pelajaran sekolah. Miko justru sangat unggul dibidang itu, Miko juga salah satu murid kebanggaan SMA Tunas Bangsa.

FYI, Angkasa dan Miko berbeda sekolah.

"Sudah siap semuanya?!" teriak wasit yang memimpin pertandingan kali ini. Angkasa dan Miko saling pandang lantas mengangguk, mereka sama-sama tersenyum smrik dibalik helmnya.

Saat pluit berbunyi, Angkasa langsung menancapkan gasnya mengungguli pertandingan kali ini. Teriak riuh semakin ramai saat dua cowok itu saling beradu sengit untuk menempati nomor satu.

"ANGKASA SEMANGAT WOI!" teriak Raga dari bangku penonton.

"INGET CARA-CARA YANG GUE AJARIN, BOS!" teriak Gerry penuh semangat.

"Alah lo bawa sepeda roda tiga aja masih jatoh sok-sokan ngajarin Angkasa!" sembur Echan menoyor kepala Gerry.

"Mulut lo belum pernah dicium bekantan ya?" balas Gerry dan Echan sontak menggeleng.

"Gem, cium Gem."

"Lo pikir gue bekantan?!" sentak Gema membuat Gerry dan Echan tertawa.

"Diem bego itu si Angkasa lagi tanding!" sembur Pandu tak segan menggeplak kepala mereka bertiga.

"Taruhan yok!" ujar Gerry tiba-tiba membuat mereka menengok ke arahnya.

"Taruhan apa?" Gema menyahut.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang