3. ANGKASA

203 38 369
                                    

Happy Reading!🦖

_____

"Ini bukan sekali dua kali kamu membuat onar di sekolah Angkasa. Saya sudah memberi tahu kepada papa kamu kalau kamu di scros selama dua minggu dan tugas yang diberi oleh Pak Malik tolong kerjakan sekarang dan kumpulkan pulang sekolah."

Angkasa menghela nafasnya kasar, emosinya semakin meningkat saat dirinya harus discros untuk ke tiganya di sekolah ini. Semua itu karena Rara, kalau saja dia tidak debat dengannya mungkin hal itu tidak akan terjadi.

Kalian tahu? Pak Juan dan Pak Malik meminta Angkasa belajar matematika bersama Rara. Oh Shit, Angkasa malas sekali bahkan untuk melihat wajah songongnya saja sudah membuat Angkasa ingin memukulnya. Seperti sekarang, berani sekali wanita itu membentak dirinya.

"Lo tolol apa gimana sih?! Masa pangkat 30 aja nggak tahu!" kata Rara menarik paksa buku yang dipegang Angkasa. Lalu menjelaskan secara detail dan pelan-pelan, karena tipe otak Angkasa benar-benar dibawah rata-rata.

"Ngerti nggak?!" tanya Rara lagi setelah selesai menjelaskan, karena sepanjang Rara mengoceh cowo di depannya ini diam saja.

"ANGKASA!" Rara menggebrak meja dan berteriak saat tahu ternyata cowok itu malah tertidur.

"Bangsat!" sontaknya, dia mengerjapkan matanya berharap kesadarannya terkumpul. Telinganya terasa berdenging mendengar suara cempreng Rara.

"Berani banget lo teriakin gue!" kata Angkasa tak terima.

"Sia-sia bacot gue jelasin tugas lo panjang lebar tapi lo malah seenaknya tidur!" Rara bangkit dari duduknya, membanting buku tepat di depan Angkasa lantas pergi.

"Eh, lo mau kemana woy?!"

"RARA!"

"Balik kesini nggak?! kalau enggak abis hidup lo sama gue!"

"RARA, WOY!"

"TUGAS GUE BELUM SELESAI TAI!"

"Nyari ribut banget tuh cewek! bangsat!"

Angkasa terus mengoceh dan bersumpah serapah tak jelas sambil membereskan bukunya lalu pergi menuju kelas untuk mencari Tiara. Ya, paling Tiara yang akan melanjutkan tugasnya.

***

Saat jam istirahat berbunyi, para siswa bersorak gembira setelah mengerjakan tugas yang membuat kepala terasa pecah, Rara dan ke empat sahabatnya sedang membereskan buku-buku lantas memasukkannya ke dalam tas. Beda sekali dengan Angkasa dan gengnya, mereka justru membiarkan buku-buku tergeletak berantakan di atas meja lantas pergi begitu saja menuju kantin seperti tidak ada dosa.

"Cabut!" instruksi Angkasa lantas mereka bertujuh berjalan menuju kantin yang kebetulan Bintang sudah hadir di antara mereka.

Saat memasuki kantin, para cewek-cewek berteriak histeris melihat mereka. Angkasa dan Bintang yang selalu memasang wajah datar. Raga, Pandu, dan Gema yang kedip sana kedip sini seperti cacingan, Gerry dan Echan yang mengangkat tangannya seolah-olah mereka artis papan atas.

Kursi paling ujung kursi legend punya Delvaros, tidak ada yang berani menempati kursi itu selain mereka bahkan untuk melewati kursi itu saja para siswa Goldstar tidak berani. Selebay itu memang, tapi itulah kenyataannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang