Pagi yang cerah namun tak secerah wajah Alea. Bagaimana bisa wajahnya tetap cerah setelah melihat Nathan berciuman dengan perempuan lain.
Flashback.
Setelah Aiden mengantarnya pulang kerumah, Alea dengan segera membersihkan tubuhnya yang lengket agar ia bisa lebih cepat untuk mengistirahatkan tubuhnya.
Alea berjalan ke kasurnya lalu membaringkan tubuhnya. Ketika matanya akan terperjam, notifikasi handphonenya berbunyi tanda adanya pesan yang masuk.
Dengan gerakan malas Alea mengambil ponselnya yang berada diatas meja nakas. Matanya melebar kala melihat dua orang yang tengah berciuman dengan mesranya seolah dunia hanya milik berdua. Matanya terasa panas seperti mendidih kerena air mata yang menggenang di pelupuk matanya.
Alea meletakkan kembali handphonenya dengan sebal diatas meja tadi. Menaikan selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya dan mulai menangis.
Flashback off.
Perempuan itu mendudukkan dirinya dipinggiran tempat duduk. Mengucek matanya yang terasa bengkak karena menangis sampai tertidur. Mencoba melupakan hal menyebalkan itu, ia bangkit dan keluar dari kamarnya.
Berjalan ke dapur lalu membuat coklat hangat untuk memperbaiki moodnya.Berulang kali ia menghirup asap coklat hangatnya sambil sesekali menyesapnya.
Moodnya memang belum membaik namun sedikit terbalaskan kala coklat hangat itu melewati tenggorokannya.Tengg tongg
Bel rumahnya berbunyi tanda ada tamu tak diundang akan menemuinya.
Dengan terpaksa Alea berjalan kearah pintu rumahnya, melihat siapa yang datang pagi-pagi buta.
Moodnya semakin hancur kala tahu orang itu adalah Nathan. Orang yang berhasil membuatnya menangis semalaman.
"Pagi sayang." Sapa nya ceria seperti biasanya.
Alea menatap Nathan malas tanpa berniat untuk menjawab sapaan itu. Lihatlah, melihat Nathan ada didepannya saja ia kesal.
"Kamu kenapa?" Tanya Nathan maju untuk memegang mata Alea yang bengkak.
Dengan sigap Alea mundur tak mengizinkan pria itu menyentuhnya. "Kamu mau apa?"
"Kamu kenapa, sayang?" Bukanya menjawab Nathan malah bertanya balik.
"Pikirin aja sendiri." Ketus Alea.
Nathan mulai berpikir kesalahan apa yang ia perbuat semalam sampai perempuan didepannya ini menangis. Namun, nihil ia tak mengingat kalau ia melakukan kesalahan malah Alea yang harusnya merasa bersalah karena telah pulang lebih dulu.
"Kamu kenapa sih? Harusnya aku yang kesal sama kamu karena kamu pulang duluan."
"Sebenarnya kita itu apa sih?" Tanya Alea parau.
Alea menahan suaranya yang mulai bergetar. "Hubungan kita gak jelas. Kamu gak pernah nembak aku tapi kamu nyuruh aku jadi pacar kamu. Kamu nyuruh aku setia dihubungkan yang gak jelas ini, tapi kamu mainkan perasaan aku."
Nathan diam mencerna perkataan Alea. Sungguh ia pun tak paham mengapa wanita ini tiba-tiba berkata seperti ini.
"Maksud kamu apa sih?"Alea menghidupkan ponselnya lalu menunjukkan foto Nathan dengan perempuan lain sedang berciuman.
Mata Nathan membulat sempurna. "Kamu dapat foto ini dari siapa?" Tanya Nathan panik.
"Kamu gak perlu tahu aku dapat dari mana." Alea mengusap air matanya.
"Kamu kenapa jahat sama aku? Kenapa harus sama sahabat aku sendiri? Kamu kan tau Brighita itu sahabat aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Menceritakan Tentang Kita (HIATUS)
ChickLitSatu tahun yang lalu, seseorang datang kepada saya. Seseorang yang belum pernah saya temui sebelumnya Dia datang disaat kapal saya mulai tenggelam Dia temani saya berlayar, sambil membicarakan tentang indahnya masa depan. Saya senang mengarungi laut...