17

305 44 6
                                    

JANGAN LUPA VOTE COMMENT NYAA..👌

•••


"Chaeng ?!"

Rose benar-benar terkejut bahwa Chaeyoung lah yang tertembak.

Satu tangan Chaeyoung memegangi perutnya yang telah mengeluarkan banyak sekali darah. Dan satu tangannya lagi menyentuh tangan Rose. Ia tersenyum.

Tepat setelah itu pun Chaeyoung langsung ambruk. Dia langsung tergeletak di atas tanah itu.

"Chaeyoung!" Rose langsung terduduk di dekat Chaeyoung dan menyimpan kepala Chaeyoung di atas pahanya.

Mengetahui tembakannya salah sasaran, Mira dan teman-temannya itu segera pergi dari tempat itu.

"Chaeyoung sadarlah" kata Rose saat melihat keadaan Chaeyoung melemah.

"Aku akan panggil ambulan dulu"

Rose langsung mengambil ponselnya kemudian menelepon ambulan.

Setelah itu dia menatap Chaeyoung dengan matanya yang sudah berair.

Chaeyoung tersenyum tipis. "Rose...aku sangat menyayangi mu"

Air mata pun mulai terjatuh dari pelupuk mata Rose. "Kau bodoh! Untuk apa kau berdiri dihadapan ku"

Chaeyoung pun menggenggam satu tangan Rose. "Aku ingin kau tau...bahwa aku sangat menyayangi mu, Rosie"

"Aku...menyayangi mu..."

Tepat setelah itu, mata Chaeyoung terpejam.

Rose pun membulatkan matanya dan langsung menggerakkan tubuh Chaeyoung.
"Chaeyoung bangun! Cepat bangun!"

"Chaeyoung! Jangan pergi..."

Tak lama setelah itu, ambulan datang. Dan Chaeyoung pun langsung dibawa ke rumah sakit.

•••

Chaeyoung sudah berada di ruang operasi. Dan Rose sedang menunggu dengan hati yang tak tenang.

Rose duduk di kursi tunggu sembari memegangi kepalanya. Air matanya terus mengalir sejak tadi.

"Kenapa kau melakukan ini ? Tak seharusnya kau menyelamatkan ku"

"Aku tak bisa melihat mu dalam keadaan seperti ini"

Setelah beberapa saat, Rose pun teringat sesuatu. Sejenak ia menghentikan tangisannya.

"Tapi...bagaimana Chaeyoung bisa berdiri ? Bukankah dia lumpuh ?"

Tapi setelah itu pun dia kembali menangis. "Kau benar-benar bisa berdiri demi menyelamatkan ku..." Lirihnya.

•••

Operasi telah selesai. Dan saat ini Rose sedang berada di ruang rawat Chaeyoung.

Rose menatap Chaeyoung yang masih tak sadarkan diri. Keadaannya sudah baik-baik saja sekarang. Tapi dia masih lemah.

Perlahan Rose mendekat, lalu menggenggam satu tangan Chaeyoung. "Tidak seharusnya kau mengalami hal ini, Chaeng..."

"Aku senang kalau ternyata kau sudah bisa berjalan lagi sekarang. Tapi...tentu aku juga merasa sangat sedih. Kau begini karena aku..."

Setelah beberapa saat, Rose pun melepas tangannya, kemudian mengusap air mata di pipinya. "Aku harus pergi"

Baru saja akan melangkah, dia teringat bahwa ayah dan ibu belum mengetahui keadaan Chaeyoung saat ini. Jadi dia langsung menelepon ibu menggunakan ponsel Chaeyoung yang ada padanya.

Twins : One SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang