Chapter 3

8.5K 1.4K 27
                                    

Ini chapter 3 nyaaaa....

jangan lupa vote dan komennya ya.




******* 


Waktu sudah menunjukan tengah malam, Heera tidur di kamarnya bersama dengan kucing berbulu oren kesayangannya, sedangkan Micel tidur di ruang tengah. Tiba-tiba semilir angin bertiup masuk ke dalam kamar, membuka jendela. Heera terbangun dengan takut, dia menatap jendela yang terbuka. Seingatnya, jendela sudah tertutup bahkan terkunci. Dia segera turun dari ranjang dan mengunci jendela kembali.

Kucingnya masih tertidur, bergelung dengan damai. Ia berjalan ke lemari dan mengambil selimut untuk Micel. Malam ini, Micel menemaninya dan tidur di ruang tengah tanpa mengenakan selimut. Dia keluar dari kamar dan mendekati tubuh Micel yang tertidur dengan kaki menjuntai ke lengan sofa, kemudian menyelimutinya.

Semenjak Micel datang, komputernya dimatikan dan Heera tak menemukan hal aneh apa pun terjadi pada komputernya. Besok dia berencana mengganti komputernya dengan yang baru. Sebelum itu, dia akan memindahkan semua file di komputernya malam ini sebelum menyingkirkan komputernya.

Heera pergi ke ruang kerjanya, semua lampu di apartemennya dalam keadaan menyala terang. Hanya lampu di ruang kerjanya yang mati, seingatnya dia tak mematikannya sama sekali. Heera pikir mungkin saja itu Micel yang mematikannya. Dia berjalan masuk dan menghidupkan lampu hingga kembali terang benderang.

Keadaan di ruang kerjanya senyap. Mata Heera membulat dengan jantung nyaris melompat dari rongga dadanya. Matanya terpaku pada layar komputer yang kini sudah menyala dan menampilkan game Adventure Soul. Tak ada lagi suara sistem, hanya menampilkan sebuah pemandangan nyata di mana sebuah negeri sihir, dengan bangunan-bangunan yang kuno dan khas Kerajaan.

"Bagaimana bisa?" bisiknya. Dia bahkan tak menghidupkan komputernya. Hawa dingin tiba-tiba melintas di belakangnya, meniup tengkuknya. Heera bergidik, merasakan seluruh bulu kuduknya merinding.

Dia berbalik tapi hanya ada ruangan kosong di belakangnya, jendela pun dalam keadaan tertutup. Dari mana datangnya angin dingin itu? Dia segera mendekati komputer dan hendak mematikannya lagi, tapi suatu hal lainnya datang secara tak terduga. Tiba-tiba layar berubah putih sepenuhnya. Cahaya putih dari layar komputer itu bahkan sampai menembus keluar, menyinari tubuh Heera sepenuhnya. Dengan jantung bertalu keras, Heera memberanikan diri untuk mendekati komputer dan mematikannya.

Sebuah pusaran angin tiba-tiba muncul di ruangan itu, membuat segala benda yang ada di sana terbang ke udara dan berputar. Heera terlalu terkejut untuk mencerna apa yang terjadi, dia hanya mengerjapkan matanya beberapa kali melihat semua benda di ruangan itu berterbangan ke udara dengan embusan angin yang keras. Cahaya putih dari layar komputer tiba-tiba membesar dan menyelimuti ruangan itu.

Seperti ada lubang hitam yang besar di layar komputer dan tubuh Heera mulai terangkat dari lantai. Dia berpegangan pada meja dan mulai berteriak, "Micel! Micel!"

Tubuhnya tersedot ke dalam layar komputer dan sepenuhnya menghilang ditelan pusaran cahaya putih itu. Heera memejamkan mataya, merasa bahwa tubuhnya begitu ringan dan seakan melayang. Ketika membuka mata, hanya ada ruang hitam dan kosong sejauh mata memandang, dia bahkan tak bisa melihat apa pun lagi.

"Nona? Nona bisa dengar aku?"

Itu suara sistem 095! Suara itu seperti berdengung di telinganya, begitu dekat tapi tak terlihat. Seakan sistem berada di sampingnya dan begitu nyata.

Heera segera bangun dan menolehkan kepalanya ke sana-sini, hanya ada ruangan kosong tanpa ujung. "Sistem 095? Kaukah itu?"

"Benar sekali~ Nona sudah memasuki batas paralel dua dunia."

His Royal Highness [UPDATE] / TERSEDIA DI GOOGLE PLAY DAN KUBACATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang