"Belum... paham"
Eren memijit pelipisnya, Mikasa dodol sekali. Sudah di jelaskan beberapa kali kalau kode apartemen Eren itu sangat penting tapi dia belum bisa menghafalnya.
"Ahahahahaha.."
Gadis blonde yang belakangan ini menjadi perhatian Eren tiba tiba tertawa begitu saja. Historia memegang perutnya yang terasa sakit karena tertawa.
"Kalian berdua lucu sekali aku tidak bisa menahan tawa ku." lanjut Historia, Eren tersenyum hangat. gadisnya ketika sedang tertawa seperti tadi manis sekali.
"Jangan tertawa seperti tadi." celetuk Eren.
Dahi gadis itu berkerut, akibat kebingungan dengan omongan kekasihnya beberapa detik lalu.
"Maksudnya?"
Eren tersenyum jahil "Kau mau melihat ku diabetes gara gara tawa mu seperti tadi?" Historia tertawa lagi, ada ada saja.
Mikasa menatap datar dua pasangan kekasih di depannya, saksi bisu kebucinan Eren dan Historia adalah Mikasa.
Ugh, rasanya jika Mikasa memiliki kekuatan menghilang secepat kilat dia akan menghilang kapan saja ketika Eren mulai menggombali Historia. Dia tidak mau jadi saksi bisu lagi, tidak enak.
"Hei jangan sibuk berdua terus, tega sekali membiarkan ku menatap kalian seperti tadi. Kan aku jadi ingin merasakannya juga." Tubuh mungil Historia datang memeluk Mikasa dari samping.
"Maaf kalau Mikasa tidak nyaman, kapan kapan akan ku cari lelaki yang cocok untuk mu." Mikasa sedikit kaget dengan Historia yang tiba tiba memeluk dirinya sekaligus berkata seperti itu.
Ah.. sekarang Mikasa tau kenapa Eren suka sekali dengan gadis ini, dia benar benar menggemaskan. Bahkan Mikasa yang wanita saja suka dengan sifat Historia. Sayang sekali dia baru sadar sekarang.
"Baiklah, aku sudah mulai lapar bagimana kalau kita makan sekarang?"
"Asik makan! Mikasa ayo bantu aku memasak!" ucap Historia senang sekali sepertinya.
Apartemen Eren sekarang sedang ramai sekali, teman teman nya yang katanya habis pulang kerja ingin sekali bermain main ke apartemen Eren.Dan Sasha bilang segerombolan-nya kemari karena ingin bersantai, Alasan yang tidak jelas.
Padahal di balik semua itu tersimpan dua alibi, yang pertama rindu Mikasa dan yang kedua ingin tau wajah kekasih Eren yang selama ini hanya bisa di bicarakan oleh lelaki itu.
Tetap saja alibi yang tidak jelas bukan? untung teman.
"Hah.. lega sekali rasanya." Connie memegang dahi seolah olah rasa lelahnya akan menghilang begitu saja ketika meminum teh hangat buatan Historia dan Mikasa.
Di lain sisi, Sasha sekarang sedang sibuk memakan roti dan di tangan kirinya ada kentang rebus.
"Astaga Sasha makan pelan pelan!" tegur Jean sahabatnya. namun Sasha menghiraukan perkataan lelaki itu.
Jika Sasha sibuk makan maka lain lagi dengan Annie yang masih sibuk mencatat tugasnya, pekerjaan nya sekarang benar benar menumpuk banyak sekali.
Dia takut atasannya akan marah jika tau bahwa pekerjaannya belum di selesaikan.
Armin meneguk segelas teh hangat lalu menatap Historia lekat lekat "Wajah mu tidak asing."
Semuanya menoleh ke arah Historia berkat ucapan Armin tadi "A-ah iya anu.." jawab Historia gugup karena di pandang semua orang di sini. singkat saja menjadi pusat perhatian.
Manik mata gadis itu menatap satu persatu wajah orang yang ada di dapur, tidak ada Eren. Tamat lah riwayatnya akibat gugup.
"Anu.. tidak asing kenapa?" Historia sedikit takut terhadap tatapan yang di beri oleh Armin dan teman temannya.
"Kau ini yang sering bersama Ymir bukan? Reiner dan bertholdt?" Historia mengangguk.
Untungnya tiba tiba Eren muncul kembali ke dapur, setelah beberapa menit keluar apartemen. Jadi Historia tidak akan canggung seperti tadi.
"Eh ada apa? Kok Hisu terlihat ketakutan?"
Gadis itu menggelengkan kepala "Tidak apa apa, bukan masalah."
Eren ber-oh ria dan meletakkan camilan yang baru saja ia beli di luar. "Tumben sekali mau beli camilan" Ujar Mikasa, Eren tertawa.
"Di makan camilanny―"
"EREN BUKA PINTUNYAAAA TOLONG CEPAT ATAU LEVI AKAN MEMBUKANYA SECARA PAKSAAAA― AAAAA EREN CEPATLAH ATAU PINTU MU AKAN RUSAK AKU SEDANG MENAHAN LEVI"
Di satu ruangan, semua orang disana terkejut dengan kehadiran atasan mereka.
"Mampus ada Hanji-san." Celetuk Sasha.
Jean menyambung "Bukan, ini lebih parah soalnya ada si cebol!"
"Jangan mengatakannya seperti itu sekarang Jean bodoh! Gimana kalau Levi-heichou mendengarnya!" Gerutu Eren.
Mikasa dengan wajah bak orang kebingungan tidak tau apa apa hanya bisa berdiam diri di tempat, sedangkan semuanya pergi ke depan.
"Ada ada saja memanggil atasannya cebol." Gumam Mikasa lalu lanjut memasak sayur yang belum siap saji.
[ a n ]
ahhh ga nyambung banget, lagi mentok ga nemu ide bagus maafin ya 😫
maaf juga disini eren aku bikin erehisu huhu, gapapa kan? mereka gemes banget sumpah akskwmsiwjlwksosks 💚🥺
KAMU SEDANG MEMBACA
aphrodite ➵ levi mikasa
FanfictionI keep falling for you everyday, mikasa. levi, mikasa. ( on hold ) ©cloudymikasa