PUZZLE 8 : THE NEW FAMILY

14 2 0
                                    

"Ketika semuanya seolah-olah tampak samar, tetapi aku tetap yakin cahaya itu pasti akan datang di akhir "
- Shayla Pratiwi -

Selang beberapa menit, Suzuki Baleno menepi ke pinggir jalan. Terlihat dua orang lelaki keluar dari dalam. Salah seorang diantaranya membawa Tool Box Kenmaster K410 yang melangkah cepat mendekati mobil Daihatsu Sigra yang ditumpangi Drew sebelumnya.

"Maaf, Tuan. Saya menjemput montir dulu sebelum kemari. Ini kuncinya, Tuan," ucap Pak Rasyid, supir Drew saat menyerahkan kunci mobil.

"Tidak apa-apa, Pak. Saya akan mengantar gadis ini dulu. Ini kuncinya, Pak," jelas Drew. Pak Rasyid masih memperhatikan gadis di sebelah Drew, sehingga tidak mendengar perkataan Drew terlebih jalan yang masih dilalui banyak kendaraan. Drew menerka isi pikiran Pak Rasyid saat menatap Shayla begitu intens. Pada akhirnya Drew menepuk lengan Pak Rasyid dan membuatnya terjingkat kaget.

"Perkenalkan ini Shayla, Pak. Tadi kecopetan di terminal dan terluka gores. Mbak, ini sopir saya, Pak Rasyid," ucap Drew memperkenalkan keduanya. Pak Rasyid tersenyum karena merasa sungkap sudah tertangkap basah memandang Shayla dengan heran.

"M-Maaf, Tuan. Iya, saya Rasyid, Nona," jawabnya dengan salah tingkah. Kunci segera diambil dari tangan Drew lalu segera membantu memindahkan barang milik Shayla ke mobil Suzuki Baleno yang baru dibawanya tadi.

Pak Rasyid menyaksikan montir yang dibawanya sudah mulai bekerja dengan mendongkar ban yang kempes dan mengganti dengan ban baru. Pak Rasyid mendekati mobil yang sekarang ditumpangi Drew dan Shayla.

"Maaf, Tuan. Saya ingin menyampaikan pesan. Tuan Besar tadi menelepon dan menyuruh Tuan ke rumah besok malam. Ada acara party yang diadakan Nyonya," jelas Pak Rasyid ragu untuk melanjutkan kalimatnya lagi.

"Ada apa, Pak? Party apa, Pak?" tanya Drew penasaran.

"Tuan datang saja besok. Hati-hati di jalan ya, Tuan," pungkas Pak Rasyid dan segera mundur ke belakang. Drew tidak bisa memaksa sopirnya untuk menjawab rasa penasaran yang tiba-tiba menyerang.

Ia menganggukkan kepala sebagai tanda pamit dan melajukan mobil ke alamat yang Shayla tunjukkan.
Suasana mendadak canggung. Drew atau pun Shayla tidak ada yang berinisiatif untuk membuka obrolan.

Keduanya sibuk dengan pikiran dalam otaknya masing-masing. Hingga mereka terjebak dalam lampu merah. Waktu seola bergerak semakin pelan dan membuat keduanya benar-benar bingung. Drew tidak terbiasa melakukan hal seperti ini-mengantar perempuan pulang, contohnya.

"Sepertinya kamu tidak suka dengan party, ya?" tanya Shayla tiba-tiba, Drew terkesiap dan membasahi bibir sebelum menjawab pertanyaan Shayla. Dari jutaan pertanyaan yang bisa dilempar, Shayla justru menanyakan tentang undangan party.

"Wasting time, Nona!" jawabnya singkat. Drew tidak menolehnya, ia masih fokus mengemudi. Jalanan cukup lenggang. Jawaban super cepat dan tegas yang terlontar baru saja dari mulut Drew membuat Shayla tertegun beberapa detik.

"Jakarta sangat indah, ya kalau malam hari," Shayla berusaha kembali membuat suasana hidup. Dia bingung sebenarnya harus mengajak Drew mengobrol apa, setiap kali ia bertanya Drew hanya menjawab singkat dan membuat percakapan selesai.

"Gelap lalu bertemu kerlip cahaya pasti indah," ucap Drew sekenanya. Shayla semakin penasaran dengan Drew. Belum genap satu jam ia kenal dengan lelaki ini, tapi dinginnya membuatnya sangat menarik.

Selama delapan belas tahun ia tidak pernah dekat atau menyukai seorang lelaki. Teman dekatnya hanya Kenzo dan itu sudah Shayla anggap sebagai saudara. Ia fokus untuk meraih mimpinya menjadi atlet dan membantu ekonomi keluarga.

THE LAST PUZZLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang