Note:
Cerita ini merupakan cerita pertama Aku, jadi harap wajar jika ada typo atau pun alur yang tak sesuai keinginan kalian :)Makasih untuk yang mau baca cerita Aku, semoga ceritanya menyenangkan dan kalian suka, aamiin ❤
🌼🌼🌼
Matahari pagi sangat terang dengan sinar nya. Suara lantunan burung mengikuti langkah Vilya.
Nuansa sekolah sudah mulai terlihat dari gerbang depan sekolah.
SMA Negeri 1 Cahaya, tempat dimana Vilya Humairah menimba ilmu.
Vilya memasuki kelasnya yang terletak dikelas XI Ipa 1.
"Assalamu'alaikum" Ucap Vilya ketika memasuki kelas.
Hening tak ada yang menjawab karena penghuni kelas belum ada yang datang selain Vilya.
Vilya duduk dibangku sebelah pojok depan. Ia mengeluarkan sebuah buku catatan harian dan pulpen berwarna pink milik nya.
"Teruntuk seseorang yang telah membuat ku jatuh cinta.
Aku selalu mencintaimu meski hubungan ini telah berakhir.
Aku selalu ingin bersama dengan mu meski jarak memisahkan kita.
Aku harap kita bisa bersama kelak dan semoga takdir pun ikut berpihak."
Isi catatan yang baru saja Vilya tulis. Tetesan bening mulai membasahi pipi Vilya.
"Vilya kenapa nangis?" tanya Lana diambang pintu kelas.
Vilya segera mengusap air matanya.
"Enggak kenapa-kenapa kok" jawab Vilya.
"Jangan bohong deh Vil, jujur aja."
"Em... Itu soal dia."
"Arlan?" Tanya Lana lagi.
"Iya, siapa lagi kalo bukan dia."
Lana menepuk jidat nya dan menaruh tas berwarna biru pada kursi disebelah Vilya.
"Muveon aja deh Vil" ucap Dira yang menyambar percakapan mereka.
"Dateng-dateng langsung bilang muveon, gampang banget ya bilang nya" seru Vilya dengan menaikkan sebelah alis tebal nya.
"Hehehe... Lo kan cakep tuh terus alim juga, pasti banyak yang mau sama lo."
"Percuma Dir, gue ga bisa suka orang lain selain dia" cecar Vilya.
"Lo kan bisa coba dulu Vil, contohnya lo bisa terima orang lain meski lo ga ada perasaan sama orang itu" timpal Lana.
Vilya berpikir sejenak. Teman-teman nya selalu saja begitu.
"Gue ga mau nyakitin perasaan orang lain. Dengan gue terima orang yang ga gue suka, sama aja gue permainkan perasaan seseorang" jelas Vilya.
"Udah deh kalo gini mending bahas yang lain" ujar Dira.
Namun Vilya memilih menutup wajahnya dengan buku. Itulah kebiasaan Vilya jika malas berbicara.
Lana dan Dira memaklumi sifat Vilya. Karena Vilya memang sedikit bicara dan jika malas berbicara akan bersikap seperti itu.
"Hai guys..."
"Ngapain kesini?" tanya Lana ketus.
"Mau ketemu pacar gue" jawab Mazdan.
"Siapa pacar lo?" tanya Dira menaikkan sebelah alis tipisnya.
"Vilya Humairah tersayang."
"Sepertinya orang ini setres guys" sahut Dira sambil tertawa.
Dira dan Lana tertawa, sementara Vilya masih dengan bukunya. Vilya tak mau beranjak sedikit pun. Karena dalam pikirannya terbesit "malas berbicara."
"Iri bilang bos."
"What the f*ck?" sahut Dira dan Lana secara bersamaan, kemudian mereka tertawa kembali.
Dira Anasya dan Lana Himalaya mempunyai jiwa humoris yang tinggi, tak heran jika mereka selalu kompak dan tertawa setiap hari nya.
"Diem deh Lampir and Burung Dara."
"Siapa yang lo bilang Lampir and Burung Dara?" tanya Lana dan Dira secara bersamaan dengan mata tajam.
"Anu kaga" jawab Mazdam menggaruk kepalanya.
Mazdam lupa jika Lana dan Dira mengamuk maka akan sulit mendekati Vilya. Terlebih lagi Lana dan Dira akan membuat perhitungan padanya.
Contoh saja dulu Mazdam meledek Lana dan Dira saat pulang sekolah dan besoknya kursi Mazdam ditempeli lem penuh sehingga pada saat Mazdam menduduki kursinya, celana abu-abu miliknya ikut tertempel di kursi tersebut sampai membuat celananya robek.
"Lo belum puas ya sama hasil yang dulu?" tanya Dira berseringai.
"Kampret kalian, udah gue mau pergi aja!"
Setelah Mazdam pergi, Vilya tertawa terbahak-bahak.
"Hahahahahaha" tawa Vilya pecah.
"Tadi aja sensi, sekarang ketawa" ucap Lana.
"Maaf deh, masa pms hehehe."
"Udah maklumin aja" sahut Dira.
Mereka akhirnya kembali tertawa mengingat kejadian Mazdam yang pernah dipermalukan oleh Dira dan Lana.
🌿🌿🌿
Maaf kalo prolognya kurang baik, insyaallah part selanjutnya lebih baik❤
Next ya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Happines In Three Years
Teen Fiction"Saya punya satu permintaan" Ucap seorang pria lewat sebuah telepon genggam. "Permintaan apa?" Tanya sang lawan bicara. "Kamu tunggu saya dan tidak pacaran selama 3 tahun" jawab nya. "Maksud kamu?" tanya Vilya bingung. Tut... Sambungan telepon terp...