CHAPTER 2. FIRST MEET

8 2 0
                                    

"Kehidupan memang penuh dengan sebuah kejutan bahkan akupun terkejut melihatnya."

•••

Kisah asmara Elbert dan Varlent memang sah sudah berakhir bahkan berlalu. Bagaikan tersapu ombak yang diterjal badai, namun Elbert masih kuat menghadapi semua itu selama kuas, kanvas juga kedua sahabatnya masih setia menemani.

Siapa bilang kalau kisah cintanya akan berakhir sampai disini?

Namun, siapa sangka kalau ada hal yang lebih mengejutkan yang tiba - tiba datang ke dalam hidupnya. Seorang gadis pendatang baru yang merupakan mahasiswi pindahan dari luar kota Westminster, berparas cantik, rambut panjang yang sedikit bergelombang, bola mata coklat kehitaman, dan postur tubuh yang tidak terlalu tinggi atau pendek namun nampak ideal layaknya bak bintang model Hollywood.

Gadis itu pertama kali menjajaki langkah menuju gedung kampus British West Academy dan masih terlihat bingung menemukan ruang kelasnya. Tiba - tiba dari arah yang berlawanan, Elbert datang bersama kedua sahabatnya, mereka tengah mengobrol sambil bercanda. Tak melihat gadis itu tengah berjalan di sampingnya, ia tak sengaja menabrak gadis ini hingga ia tersungkur dan buku - bukunya berantakan diatas lantai koridor kampus.

"Oh maaf, aku tidak sengaja," ucap Elbert sambil membantu mengambil buku - buku yang berantakan.

"Tidak apa - apa. Biar aku sendiri saja yang mengambilnya," jawab gadis itu buru - buru mngambil buku miliknya. Hal tak terduga terjadi ketika mereka saling mengambil buku, kedua tangan mereka malah saling berpegangan. Shifter dan Eddie saling tatap nanar, menoleh ke arah wajah mereka yang menganga sekaligus terkejut. Selain Shifter dan Eddie, Elbert dan gadis itu saling tatap dengan cukup lama. Karena keduanya saling canggung, secara bersamaan mereka segera melepas genggaman yang tak sengaja terjadi.

"Maaf !" ucap mereka dengan saling kompak ketika sudah berdiri setelah mengambil buku yang tadinya masih berantakan. Tanpa banyak berbicara, gadis itu segera pergi dari hadapan Elbert dan kedua sahabatnya.

"Siapa dia?" gumamnya dalam hati. Gadis itu menoleh sebentar ke arah Elbert yang masih menatapnya lantas ia melanjutkan langkah kakinya yang sedang mencari - cari ruang kelasnya. Shifter dan Eddie saling mengenyitkan bahu mereka seraya masih penasaran dengan gadis cantik itu.

"El, ayo kita pergi," ajak Shifter. Tetapi, Elbert tak menyahut ketika Shifter dan Eddie hendak menuju kelas.

"Apakah ini adalah sebuah keajaiban?" lanjutnya dalam hati. Kedua sahabatnya yang tak merasakan ada Elbert, mereka menoleh ke belekang malah yang di dapatkannya Elbert masih berdiri seperti patung. Eddie menarik tas gendong milik Elbert hingga anak itu menjadi ke tarik oleh tarikan Eddie.

"Apa yang sudah kau lakukan? Jangan menarikku!" seru Elbert.

"Ayo, sudahlah. Kita harus segera ke kelas," ajak Eddie yang tak henti menarik tas Elbert.

•••

Sang profesor telah berada di dalam kelas ketika bel sudah berbunyi dan akan memulai pembelajaran di ruang kelas seni melukis.

"Para mahasiswa, hari ini kita akan praktek melukis abstrak. Seperti yang pernah bapak sampaikan sebelumnya, bapak harap kalian sudah bisa menguasai teknik abstrak," jelas sang profesor.

"Baik, pak!" jawab para mahasiswanya.

"Namun, sebelumnya di kelas kita akan kedatangan seorang mahasiswi baru dari York," lanjut Profesor Velthon. Kelas itu masih nampak biasa, tak ada sosok gadis yang berada di dalam kelas mereka. Salah satu seorang mahasiswa di kelas mengangkat tangannya untuk bertanya.

"Tapi, Profesor. Di mana mahasiswi baru itu sekarang?"

Ketika sang profesor akan menjawab tiba - tiba ada seekor kelinci yang memasuki kelas tersebut dengan dibarengi seorang gadis yang sedang membungkuk seraya menangkap kelinci putih itu. Kemudian ia menoleh ke arah snag profesor dan seiisi ruangan kelas. Tangannya segera menangkap kelinci mungil itu dan berhasil ke dalam dekapannya.

Almost Over You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang