Tanpa mereka sadari, seseorang telah mengawasi mereka sejak tadi. Dengan bersandar pada tembok, dia melihat ketiga orang itu pergi dari tempat tadi. Melihat mereka semakin menjauh dengan senyum khas nya.
"Menarik,"
-------------------
" Sial gue telat," Umpatan itu keluar dari mulut aruna.
Hari ini, hari Senin, dimana semua harus berkumpul di lapangan sebelum pukul tujuh untuk melakukan upacara bendera.
Dan hari ini juga, Aruna untuk pertama kalinya telat masuk sekolah.
Entah apa alasannya, namun sekarang dia sedang berusaha lari secepat mungkin menuju ke sekolah.
Namun tetap saja, seberapa cepat dia lari pada akhirnya dia tetap terlambat. Ingin berteriak tapi nggak ada gunanya, malah disangka orang gila. Akhirnya dia pasrah sambil menyenderkan punggungnya ke pagar sekolah hingga tak berselang lama seseorang datang.
"Telat?" Hanya Satu kata dari orang tersebut namun bisa membuat seorang Aruna terlonjak keget seketika.
Melihat orang yang memanggil nya, seketika membuat ia diam membisu.
Karena tak mendapat balasan dari yang ditanya, orang tersebut pun perlahan mendekati aruna.
"Jangan," cegah Aruna sambil mundur sejauh mungkin dari orang didepannya yang ternyata adalah kakak kelas yang menabraknya beberapa hari yang lalu.
Tubuhnya mulai berkeringat, kakinya gemetar, dan dia hanya bisa diam karena Bingung akan bertindak seperti apa.
Laki laki itu pun hanya mengernyit melihat hal itu, lalu kembali bertanya
"Gue tau jalan lain buat ke sekolah, Lo mau ikut?"
Lagi lagi Aruna pun hanya terdiam, ia sendiri bingung karena sekarang dia sudah tidak dapat mendengar atau mengerti apa yang laki laki itu katakan.
Tanpa basa basi, laki laki itu langsung menarik Aruna pergi dari sana.
Aruna berusaha memberontak, namun sayang kekuatan nya tidak sebanding dengan laki laki itu.
----------------------
" Aruna kemana sih," ucap Rani pada becca, salah satu teman sekelas Rani dan Aruna.
" Mana gue tau, kan Lo yang tiap hari berangkat bareng di," balas becca
Memang benar kalau setiap hari Aruna selalu berangkat bersama Rani, namun hari ini tidak.
Itu karena Rangga, pacar Rani meminta Rani untuk berangkat pagi pagi dengannya agar ia bisa menyontek PR yang kemarin lupa Rangga kerjakan.
Rani pun sudah mengabari Aruna tentang hal ini kemarin malam dan Aruna tak masalah dengan hal itu, tapi kenapa sekarang justru ia belum datang bahkan setelah upacara bendera selesai.
" Santai aja kali, toh Aruna bukan anak kecil yang harus Lo khawatir-in
Setiap saat," ucap becca pada temannya ini yang selalu mencemaskan keadaan Aruna setiap saat.Bahkan karena terlalu khawatir pada Aruna lah, Rani sempat tak mau menjalin hubungan dengan siapapun termasuk Rangga.
Namun karena kesungguhan Rangga dan juga desakan dadi aruna, Rani pun mau menjalin hubungan dengan Rangga. Terlalu berlebihan.
Mendengar perkataan becca, Rani sontak menimpuk kepala becca dengan buku tulis yang ada diatas meja becca. Becca pun hanya bisa mengasuh sambil memegang kepalanya.
"Lo tu nggak ngerti keadaan Aruna, Aruna tuh...," Ucapan Rani terhenti seketika.
Becca tau Rani tidak akan pernah memberi tahunya tentang keadaan Aruna yang sebenarnya. Jadi dia pun tidak akan memaksakan Rani untuk menjelaskan yang sebenarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Phobia With You
Teen FictionSemua wanita pasti ingin mencintai dan dicintai seseorang kan, terutama dicintai laki laki. Begitu pun yang Aruna ingin kan. Mencintai dan dicintai laki laki lain. Menjalin hubungan dengan laki laki lain. Dan hidup bahagia dengan laki laki tersebut...